Prolog

85 18 17
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum semuanya..

Selamat datang di cerita baruku, yaitu ASSALAMUALAIKUM BARRA?!.

Absen dulu kalian dari mana aja?

Nemu cerita ini dari mana?

Jika kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa komen dan vote cerita ini ya..

Selamat membaca, semoga kalian suka.

Selamat membaca, semoga kalian suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Derap langkah kaki menyusuri jalanan yang ramai, Gadis dengan hijab hitam itu berjalan santai sambil menikmati semilir angin sore yang sejuk sehingga hijab yang membalut kepalanya itu melambai diterpa angin. Senyuman manis ia perlihatkan kala ada seseorang yang menyapanya.

"Assalamualaikum Dhira, baru pulang nak? Tumben sore pulangnya." Sapa seorang pedagang bakso.

"Waalaikumssalam.. Iyah pak Bejo, di sekolah lagi banyak kegiatan." Jawab Dhira ramah.

"Mau mampir dulu nak?." Tawar pak Bejo.

Dhira tersenyum ramah, "terima kasih pak Bejo, tapi ini udah sore, Dhira harus pulang takut dicariin ibu."

"Mari Pak, Assalamualaikum."

"Waalaikumssalam."

Dia Andhira Fredella Ulani, seorang gadis cantik, ramah dan murah senyum. Dhira kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya, sambil sesekali ia melantunkan shalawat agar tidak boring berjalan sendiri.

Langkah kaki Dhira terhenti saat ia mendengar suara minta tolong, matanya menatap kesana-kemari mencari sumber suara. Ia terus melangkah mengikuti suara tersebut hingga suara itu terdengar lebih jelas dari sebelumnya.

"Tolong.. jambret!!!"

Mata Dhira melotot kala ia melihat seorang wanita paruh baya sedang berusaha merebut tasnya dari preman.

"Astaghfirullah.. ini gimana cara nolongin nya." Gumam Dhira.

Dhira tersenyum kala ia sudah menemukan ide, Dhira mengambil ponselnya yang berada disaku seragam sekolahnya, lalu membunyikan suara sirine polisi.

"POLISI.. POLISI.. ADA POLISI!!!!" teriak Dhira.

Preman itu panik kala mendengar teriakan Dhira, preman itu berlari pergi dengan tas yang berhasil direbut. Dhira langsung berlari mengejar preman itu dan menendang punggungnya hingga preman itu tersungkur.

Dhira berkacak pinggang menatap tajam si preman, ia berjalan merebut kembali tas si ibu itu. "Kalo mau dapet uang itu kerja yang halal, jangan malah jambret tas orang, inget dosa!!." Ujar Dhira, sehingga si preman itu meminta maaf dan berlari pergi.

Diseberang sana, ibu itu menatap kagum Dhira yang sedang berjalan kearahnya. Dhira juga ikut menatap ibu itu lalu tersenyum saat sudah sampai didepannya.

"Ini Bu tasnya." Ujar Dhira sambil menyerahkan tas itu,

"ibu gapapa kan? Ada yang sakit?." Tanya Dhira.
Ibu itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum.

"Ibu baik-baik saja nak, terimakasih ya." Jawab ibu itu.

Dhira mengangguk lalu izin pamit pulang karena hari sudah semakin sore takut ibunya khawatir.
"Kalau begitu Dhira pamit dulu ya Bu."

"Tunggu dulu nak."

Dhira berbalik menghadap kembali ibu itu.
"Iyah Bu, ada yang bisa Dhira bantu?."

"Ini nak buat kamu, makasih sudah menolong saya." Ucap ibu itu sambil menyerahkan uang pada Dhira.

"Ya Allah tidak usah Bu terimakasih, Dhira ikhlas kok bantu ibu."

"Gapapa nak terima saja."

"T-tapi bu--" ucapannya terpotong oleh si ibu.

"Sudah terima saja, gak baik nolak rezeki, saya pulang dulu ya, Assalamualaikum." Ucap ibu itu sambil menarik tangan Dhira untuk menerimanya, lalu pergi meninggalkan Dhira yang masih diam ditempat.

***

Sedangkan di lain tempat, seorang pria baru saja sampai dan mendudukkan dirinya di sofa. Lalu pria itu memejamkan matanya, untuk sekedar menghilangkan rasa kantuknya.

"Assalamualaikum.. omah pulang." Salam seseorang yang baru saja masuk rumah.

"Astaghfirullah Barra ngapain kamu tidur di sofa begini."

Barra Alman said, pria dengan rambut berantakan itu kembali membuka matanya menatap kearah Omah-nya.

"Omah darimana aja?." Tanyanya sambil kembali menutup matanya.

Omah tersenyum, lalu duduk di samping Barra.

"Omah habis dari supermarket."

"Kenapa Omah gak nungguin Barra? Kan bisa Barra antar."

"Kamu kan belum pulang sekolah, Omah masih bisa sendiri kok, cuma tadi pas jalan pulang tadi omah dijamberet." Ucap omah.

Mendengar itu Barra kembali membuka matanya, dan menatap Omah-nya.

"Dijambret?!"

"Terus gimana? Omah gapapa kan? Omah gak ada yang luka? Kan apa kata Barra juga harusnya Barra antar." Ucapnya dengan khawatir.

Omah tersenyum melihat cucunya yang terlihat mengkhawatirkannya. "Omah gapapa kok, untung ada anak gadis yang nolongin omah."

"Gadis?."

"Iyah, diliat dari seragam sekolahnya sih kayaknya dia satu sekolah sama kamu."

***

Alhamdulillah akhirnya cerita
ini dipublish juga wkwk
Tenang ini masih prolog kok,
belum masuk ke part hehe.


gimana menurut kalian??

Jangan lupa follow akunku ya AyuHalu
Supaya tidak ketinggalan di ceritaku nanti.

Jangan lupa vote and komen yaa

biar aku makin semangat ngetiknya..
Oke see you di part selanjutnya..

ASSALAMUALAIKUM BARRA?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang