Selama perjalanan menuju sepeda motor ayahnya di parkiran, rani hanya menundukkan kepalanya. Sesekali ia melirik ayahnya . ia takut ayahnya akan marah karena merepotkan dia disaat jam kerja.
Bruakk Rani yang semula menunduk pun berjenggit kaget, ia menghela nafas lalu mengambil helm yang sempat dilempar oleh ayahnya itu. Ia tau ayahnya sedang emosi dan marah kepada rani karena sudah mengganggu jam kerjanya.
"Ayah maaf !" ucap rani takut sembari menyerahkan helm yang sempat dilempar tadi
"UDAAHHH AYO, SAYA INI LAGI KERJA. DISANA RAMAI. TIDAK USAH BANYAK DRAMA" Ucap ayah rani dengan suara lantang yang membuat rani mengelus dadanya sembari ber istighfar
Selama diperjalanan pulang, ayah rani mengomel tanpa henti hingga membuat orang yang mereka lewati menoleh ke arah dia dan ayahnya.
Rani yang sudah terbiasa dengan perlakuan ayahnya itupun hanya bisa beristighfar dan menghapus bulir bening yang sempat jatuh berkali kali di pipi chubynya
Sesampainya di lampu merah simpang empat, motor yang dinaiki ayah rani dan rani tiba-tiba mati. Didalam hati rani berkata "Astaghfirullah ya Allah, apalagi ini"
Ayah rani berusaha untuk menghidupkan motornya . Sementara itu dibelakang banyak suara klakson dari para pengendara lain yang tidak sabar karena lampu menunjukkan warna hijau.
Sementara ayah rani dan rani mendorong motornya hingga ke tepi jalan. Sesampainya di tepi jalan, ayah rani berusaha lagi menstater motornya berkali kali hingga
"HUAAAAAA BANGSAT" Bruaakkk Ayah rani berteriak sembari menendang motornya hingga jatuh sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Banyak para pengendara dan orang yang berlalu Lalang melihat ke arah mereka.
Jangan tanyakan bagaimana rani. Ia hanya bisa menunduk dalam dengan menghapus bulir air mata yang jatuh berkali kali.
Ia merasa sesak tetapi ia berusaha menguatkan dirinya sendiri sembari dengan berkata dalam hati "Gapapa rani sabar, ayo kamu kan udah terbiasa dengan ini.. sabar ya.. kamu hebat kok" .
Setelah dirasa dirinya lebih baik, ia berkata kepada ayahnya
"Yah, ayo kita dorong aja motornya sampai ke bengkel" ajak rani pelan kepada ayahnya.
"MAU KEBENGKEL PAKE DUIT SIAPA HAH? ENAK AJA KALAU NGOMONG. BODOH KAMU ITU, NGOMONG TUH DIPIKIR NIHH PAKE OTAK JANGAN PAKE DENGKUL" Tak disangka respon ayahnya itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang rani harapkan.
Ia hanya pasrah saja untuk hari ini.. hati dia sesak, dia ingin teriak. Jika dia tidak sesabar itu, mungkin dia akan berlari ke tengah jalan supaya dia tertabrak dan mati.
Tapi, ia waras, akal sehatnya masih berfungsi dengan baik. Ia tidak akan melakukan hal bodoh yang beraikbat fatal pada mama dan adiknya, bahkan untuk orang lain nantinya.
Tiba-tiba datang 3 orang pemuda dengan mengendarai motor sendiri-sendiri bertanya kepada ayah rani.
"Permisi pak, sepeda motornya kenapa ya?" tanya salah satu seorang pemuda yang memakai kemeja berwarna hitam kepada ayah rani
"Biasa mas, motor tua.. mungkin kehabisan oli" jawab ayah rani
"Oh yasudah kalau gitu pak, kita antarkan ke bengkel aja ya pak. Biar adek ini di bonceng temen saya" ucap pemuda itu lagi sembari menawarkan bantuan untuk mengantarkan pada bengkel serta memberikan tumpangan pada rani.
"Kalau boleh, langsung antarkan ke rumah aja dek. Soalnya saya gk punya uang mau beli oli" ucap ayah rani kepada pemuda berkemeja hitam
"Gpp pak, saya yang bayarkan. Bapak tenang aja. Ayo saya antarkan" Ajak pemuda tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir RANINDIA
RandomHarap bijak dalam membaca ya. Isi dalam cerita ini mengandung 17+ Sebelum membaca, harap follow dulu ya!! Tak kenal maka tak?😉