Rani terbangun dari tidurnya karena tenggorokannya merasa kering.
Lalu Ia beranjak dari tempat tidur menuju dapur untuk mengambil air minum.
Disaat ia keluar dari kamar, hening, tidak ada suara.Kemana mama dan adiknya?
Betapa terkejutnya Ia ketika melirik ke arah jam dinding yang berada di atas lemari pendingin, jam menunjukkan pukul 9 malam.Oh astaga, selama itukah dia tidur sampai – sampai ia tidak menyadari siang berganti malam?. Pantas saja rumahnya sepi, pasti mama, adiknya, jangan lupakan ayahnya yang pulang pukul 5 sore pasti sudah tertidur.
Tanpa memikirkan apa – apa, lantas ia bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu karena ia melewatkan waktu shalat. Ia bahkan lupa niat awal pergi ke dapur apa.
Disaat ia sudah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, ia pergi ke dapur untuk membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air minum yang terdapat di dalam botol tuperware itu.
Ia mengambil gelas, lalu menuangkan air dingin itu untuk ia minum.
Setelah selesai dengan acara minumnya, ia pergi ke kamar adiknya yang terletak di depan ruang tamu.Sebenarnya, itu dulu adalah kamarnya, dan kamar yang sekarang ia tempati adalah kamar adiknya.
Namun, harus bertukar tempat karena menurut adat jawa, jika mempunyai anak perempuan dan laki-laki, maka pantang bagi anak perempuannya menempati kamar pertama atau bisa dibilang, kamar yang letaknya terdepan sendiri.
Untuk alasannya, entahlah tak tau.
Ia membuka pintu kamar adiknya, dan ia menemukan adik serta mamanya yang sedang tidur.Ia heran dengan adiknya itu, kenapa adiknya sama sekali tidak mau jika harus tidur sendiri. Padahal adiknya itu sudah mau beranjak kelas 1 SMP.
Disaat adiknya itu disuruh untuk tidur sendiri, atau sang mama tidur di kamar ayahnya, adiknya itu malah menangis dan pergi ke kamar dia.
Huhh begini nih kalau punya adik yang dimanja, apa apa “maaa!!”, apa apa “mbaakk”.
Ia menutup pintu lalu berbalik arah untuk menuju ke arah kamarnya. Tak lupa ia membawa 2 makhluk kecil lucu berbulu yang mempunyai kumis itu.Ya, dia mempunyai 2 peliharaan kucing sejenis Persia dan kucing kampung. Untuk yang Persia, ia beri nama ipin karena bulunya berwarna kuning.
Dan untuk kucing kampung yang lucu, ia beri nama Piku, karena lucu aja gitu namanya.
Oke, sekarang Rani kembali ke kamar dengan membawa dua makhluk lucu berbulu itu.Ia meletakkan Piku dan Ipin di atas kasur, dan memberi mainan berupa mainan cumi-cumi yang adiknya buat sendiri dari plastic untuk mainan dua kucing kesayangan mereka itu.
Ia mengambil benda pipih yang terletak diatas meja kecil samping tempat tidurnya.
Ia membuka aplikasi chat berlogo hijau itu kemudian ia melihat beberapa pesan yang masuk.
Jika tidak penting, ia malas untuk membalasnya. Contohnya saat ini, banyak nomor yang tak dikenal memminta save kepada dia.Entahlah rani tidak tau, dapat dari mana mereka nomornya.
Ada satu pesan masuk yang membuat wajah yang semula murung dan sedikit pucat, menjadi sumringah dan senyum-senyum sendiri. Ia mendapat pesan masuk dari abang pacarnya.ABANG PACAR
Tidak terasa sudah 4 jam mereka telfonan, entah apa yang mereka bahas. Setidaknya, Rani bisa melupakan kejadian tadi pagi yang membuat moodnya hari ini buruk.
_*_ _*_ _*_
Keesokan paginya, Rani tidak pergi ke sekolah karena ia sudah dibuatkan surat ijin 3 hari oleh dokter dhiah, supaya dirinya bisa istirahat.Karena ia tidak bersekolah, ia membantu ibunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, kemudian mencuci piring. Untuk kegiatan memasak, tidak perlu diragunkan lagi.
Ia sangat suka jika berurusan dengan bahan masakan dan hal tentang masak memasak. Dalam hal memasak, ia cukup mahir dengan berbagai macam resep makanan, ya tentu saja siapa gurunya.
Alm nenek dan mamanya adalah seorang yang mengajarkan Rani tentang resep aneka masakan rumahan ataupun aneka macam kue.
Rani adalah tipe seorang yang mandiri, karena mulai dari ia berumur 5 tahun, ia tidak diajarkan untuk bermanja ria. Apalagi dengan sifat ayahnya yang temperamental, dia diajarkan untuk tidak boleh cengeng, karena jika ayanya tau ia menangis, ayahnya itu akan semakin marah.
Menurut rani, marah ayahnya itu bukanlah marah seorang ayah kepada putri kecilnya, melainkan marah seorang kepala preman kepada anak buahnya.Apalah daya seorang rani kecil yang setiap hari melihat ayahnya marah-marah karena hal sepele yang dilakukan oleh mamanya, dirinya, bahkan alm neneknya dulu sering dibentak oleh ayahnya.
Rani adalah seorang remaja perempuan yang berfikir dewasa sebelum waktunya. Contohnya untuk sekarang ini, ia menggunakan uang tabungan hasil uang saku ia tiap hari untuk ia belikan lauk bahan masakan.
Karena sang mama tidak diberikan uang belanja oleh ayahnya. Memang sudah sering seperti itu. Mamanya dituntut oleh ayahnya untuk menyisihkan uang belanjanya tiap hari, namun ayahnya tidak berfikir bahwa uang yang ia kasih kepada ibunya itu mencukupi untuk kehidupan sehari-hari atau tidak.
Tak heran jika setiap hari ada saja berdebatan karena masalah ekonomi.
Maka dari itu, Rani bertekat bagaimanapun keadaan dia, dia harus bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya.Dia harus bisa. YA! Ketika ia lulus nanti, ia akan bekerja dengan keras. Ia ingin sungguh-sunguh mencapai cita-citanya menjadi seorang usahawan sukses atau bisa diistilahkan dengan business woman.
Lamunannya buyar ketika sang mama datang ke dapur
“Ma, kenapa?” Tanya Rani hawatir karena sang mama datang dengan wajah sembab
“Biasalah ayahmu” Jawab sang mama dengan senyum yang dipaksanakan
Rani yang sudah faham pun hanya bisa menghela nafas kasar.Selalu saja begitu, setiap pagi sebelum ayahnya berangkat kerja, ada saja masalah yang dipermasalahkan.
Entah bajunya yang tidak cocok lah, barangnya gk adalah, dan lain-lain. Disaat sudah marah-marah kepada mamanya, ayahnya bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun, seolah dia tidak menyakiti hati istrinya.
Rani berdoa dalam hati, semoga kelak nanti ia dijauhkan dari laki-laki seperti ayahnya. Semoga suaminya nanti bisa menjadi seorang contoh yang baik bagi ia sebagai istrinya dan anak-anaknya.
Lamunan rani sekali lagi dipecahkan oleh panggilan mamanya
“Heh, kenapa ngelamun? Udah mama gpp , gk usah difikirin. Itu lanjutin goreng ikannya. Mama mau ambil sayuran dulu dikebun” ucap mama rani menenangka, lalu beliau pergi ke kebun belakang rumah untuk mengambil sayuran, kemudian memasaknya.Keluarga rani mempunyai kebun yang cukup luas. Kebun tersebut adalah tanah warisan dari kakeknya untuk ayahnya. Dikebunnya banyak tanaman sayuran, buah-buahan, ataupun tanaman obat.
Jadi, jika keluarganya tidak punya uang untuk belanja makanan, mereka akan mengambilnya dikebun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir RANINDIA
RandomHarap bijak dalam membaca ya. Isi dalam cerita ini mengandung 17+ Sebelum membaca, harap follow dulu ya!! Tak kenal maka tak?😉