PART 3

3 1 0
                                    

Disaat pertengahan upacara, Rani meringis sembari memegang perutnya yang merasa sakit sekali. Serta kepalanya pusing sehingga pandangannya lama kelamaan menggelap.

BBRRUUKK

"RANI" Teriak Wati dan Manda secara bersamaan ketika melihat rani yang berada di depannya limbung ke belakang, Petugas Uks serta beberapa guru yang menjaga di belakang barisan siswa/siswi berlari ke arah pingsannya rani sembari membawa tandu untuk menggotong rani menuju uks.

"tuk tuk tuk, sudah-sudah semuanya kembali ke barisan semula. Jika ada yang merasa dirinya sakit diharapkan langsung mundur ke belakang barisan dan menuju uks. Saya tidak mau ada siswa/siswi yang pingsan lagi" Instruksi kepsek kepada siswa/siswi supaya Kembali ke barisan semula karena mereka berkumpul ke arah dimana rani pingsan.

Sementara Dua sahabat Rani Wati dan Manda, mereka merasa gelisah dengan keadaan sahabatnya itu karena tidak dibolehkan ikut menemani rani di uks oleh guru yang membawa rani dengan alasan takut tertular.

Sementara di Uks, kesadaran rani mulai pulih karena di hidunya terdapat bau bau minyak angin dan minyak kayu putih. Ia meringis merasakan sakit yang amat sakit di perutnya, serta pusing yang menjalar dikepalanya.

"Alhamdulillah, udah sadar dek, Apanya yang sakit?" tanya seorang kakel perempuan yang menjadi petugas uks

"Shhhh Perut Aku sakit banget kak, hiks kepala ku juga pusing banget" Ringis rani kepada kakel petugas uks tersebut

"Aduh bentar ya dek, aku panggilin bu Dhiah dulu. Sabar ya!!" Ucap kakel tersebut sembari berlari menyusul dokter khusus yang bertugas menangani siswa/siswi/guru yang sakit.

"Hikss Ya Allah sakit banget.. Mamaa, Abangg sakit hiks" Tangis Rani sembari meringkuk memegangi perut dan kepalanya karena merasakan sakit luar biasa pada perut dan kepalanya.

Tidak lama kemudian, datanglah kakel petugas uks tadi Bersama dengan seorang dokter yang merangkap menjadi guru ipa it uke arah tempat rani berada

"Sebentar ya ibu periksa dulu nak" ucap bu dhiah kepada rani sembari memeriksa dengan menggunakan alat kedokterannya. "Angel tolong bilang ke pak mamat ya untuk menyiapkan mobil, karena mau mengantar salah satu siswi ke RS. Cepat ya!" ujar bu dhiah kepada Angel, kakel petugas uks yang tadi. Tanpa ba bi bu, Angel langsung pergi keluar menemui pak mamat untuk menyiapkan mobil yang akan membawa bu diah dan rani ke RS.

Sesampainya di rumah sakit, Rani diperiksa oleh dokter yang bertugas di rs tersebut. Sementara bu dhiah menunggu di luar ruangan.

CEKLEK. Suara pintu dibuka, lalu keluarlah dokter yang memeriksa rani tadi.

"Mbak dhiah, bisa kita bicara sebentar?" ujar dokter tersebut kepada bu dhiah dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruangan dimana rani berada.

" Gimana keadaan siswi saya mbk el?" tanya bu dhiah kepada dokter yang Bernama ela tersebut.

"Adek jangan sering kecapek an ya, jangan terlalu banyak beban fikirannya, sebaiknya untuk hal ini.. adek bicarakan dengan orang tua adek ya. Untuk jadwal cek-upnya nanti saya kabari lewat bu dhiah ya!" ucap dokter ela kepada rani

"Terima kasih banyak dokter, bu dhiah" ucap rani kepada dokter ela dan bu dhiah. Sementara dua orang tersebut tersenyum tulus kepada rani. Tidak, rani rasa itu adalah senyum iba yang kasihan kepada dia. Miris

"Kalo begitu, kami pamit dulu ya dokter el.. sekali lagi terima kasih. Assalamualaikum" ucap bi dhiah pamit kepada dokter ela

Ketika rani dan bu dhiah sudah keluar dari ruangan, Rani menghentikan Langkah bu dhiah serta menggenggam tangan bu diah sembari memohon " bu dhiah, saya mohon jangan beritahu kondisi saya kepada orang tua saya, teman-teman saya, serta warga sekolah ya bu.. saya mohon kepada ibu" Mohon rani sembari bersimpuh di bawah kaki bu dhiah.

Bu dhiah terkejut karena perlakuan rani pun langusng cepat-cepat menyuruh rani bangun dan mengajaknya duduk di bangku Lorong rumah sakit.

"Rani, kenapa tidak boleh ada yang tau tentang keadaan kamu? Ini penting.. mereka harus tau yang sebenarnya" ucap bu dhiah kepada rani

"Bu saya sangat mohon kepada ibu, jangan beri tahu mereka ya.. biar saya yang menganggung sendiri. Saya ingin hidup berjalan seperti biasanya bu. Biarkan saya sendiri yang memberitahu mereka. Saya mohon bu" ujar rani sembari memegang tangan bu dhiah dan membungkuk memohon

Bu dhiah pun menghela nafas tidak faham dengan muridnya ini

"Baiklah kalau itu mau kamu. Tapi kamu harus janji untuk segera memberi tahu mereka ya. Karena jika pihak sekolah tau saya merahasiakan keadaan kamu, saya akan dipecat. Faham ya sayang?" ucap bu diah dengan lembut kepada rani. Sementara rani hanya mengangguk

Setelah itu mereka Kembali ke sekolah, karena rani yang tidak mau jika harus di antarkan sampai menuju rumahnya. Dengan beralasahan tasnya masih ada di sekolah. 

Mau tidak mau, mereka kembali ke sekolah, dan menelepon orang tua/ wali rani untuk menjemputnya disekolah. Kenapa tidak lanjut belajar di kelas? Karena sudah peraturan sekolah jika ada seorang siswa/siswi yang sakit, maka mereka diharapkan untuk pulang dengan menghubungi wali/orang tua supaya bisa menjemput.

Setelah bu dhiah menghubungi orang tua rani, beberapa menit kemudian ayah rani datang menjemput.

"Terima kasih ya bu, kalau begitu kami pamit dulu. Assalamualaikum " ucap ayah rani kepada bu dhiah

"Waalaikumsalam" balasan salam dari bu dhiah

Sesampainya diparkiran

Bruakk Rani yang semula nunduk pun berjenggit kaget

*
*
*
*
*
*
*
*
*











___________________ KENAPA?__________________________

Jangan lupa vote dan komen kawan-kawan readersku :*

HEHE

Takdir RANINDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang