Assalamu'alaikum.
Selamat membaca, semoga suka. Jika ada typo bisa langsung di komen di bagian nya ya.Menerima kritik dan saran, silahkan ke komentar langsung.
Terima kasih.
--- LIMA LANGKAH ---
Ibu Tara memasang wajah yang siap menerkam anaknya. Dengan sapu lidi yang berada di genggaman, ia langsung menghampiri dua orang yang bukan mahram pulang ketika langit sudah gelap.
Tidak mengabari pula, orang tua mana yang tidak khawatir ketika sang anak yang di tunggu-tunggu kepulangan malah terlambat.
"Udah sholat Maghrib belum kamu hah!" Ucap Aisyah sembari menamparkan pelan sapu lidi tadi ke pantat nya Tara. Tara menghindar, agar tidak terkena amukan dari sang ibu. Yang kadang-kadang emang serem sih, jadi takut.
"Udah Bu, tadi mampir ke masjid dulu. Tanya tu sama orang nya." Ujar Tara menunjuk Aziz, Aziz mengangguk.
Di karenakan macet di jalan tadi, jadinya sampai rumah sehabis Maghrib, dan saat adzan berkumandang tadi Aziz serta Tara mampir sebentar untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang umat muslim.
"Terus kenapa tadi gak ngabarin?"
"Hp bapak gak aktif, ibu kan emang gak punya Hp." Ucap Tara membela diri.
"Jawab aja kamu! Kenapa gak nyampaiin ke Tante Ana? Kan ada tuh."
Tara tersenyum menampilkan deretan giginya, "Hehe...gak punya nomor nya Bu."
"Halah! Emang kamu nya aja yang modus ke nak Aziz." Tuduh Aisyah, padahal Tara meminnta bantuan ke Aziz karena memang terpaksa, hanya Aziz yang bisa membantu saat itu.
"Motor Tara kunci nya hilang Bu. Terus Tara minta tolong ke mas Aziz, kalau ada orang lain yang bisa Tara mintain tolong selain dia ma Tara gak bakal minta bantuan sama mas Aziz, terus motor nya Tara titipkan di hotel." Jelas Tara, sebelum Aisya tanya ini-itu lagi Tara memilih menjelaskan terlebih dulu.
Motor aja nginep nya di hotel.
"Bukannya makasih." Gumam Aziz, yang masih bisa di dengar ibu dan anak itu.
Tara menengok ke samping, dan juga Ibu Tara langsung melotot ke arah anaknya. Memberi kode untuk mengucapkan terima kasih karena Aziz masih bersedia membantu.
"Iyelah! Makasih." Ucap Tara setengah ikhlas. Emang Tara, gak tau terima kasih banget sih udah di anterin juga.
Becanda.
"Makasih ya nak Aziz. Maklumin ya Tara nya, emang bandel dia! Ceroboh juga." Tara berdecak, kenapa malah jadi dia sih yang di jelek-jelekin? Yang anaknya siapa coba.
Tara tanpa mau berlama-lama di luar akhirnya memilih untuk masuk terlebih dulu, dan membersihkan diri.
Tak lama kemudian, Aziz pamit untuk masuk ke dalam rumah nya.
--- LIMA LANGKAH---
Tengah malam, Tara terbangun dari tidurnya. Merasakan lapar yang kian mendera, akhirnya Tara memilih untuk keluar kamar dan menuju ke dapur, siapa tau ada sisa makanan kan.
Tapi sayangnya tidak ada, jadi mau tidak mau Tara harus keluar rumah untuk ke warung membeli mie instan. Berhubung di daerah Tara ini warung nya buka 24 jam jadi kalau ada kebutuhan mendadak Tara jadi tidak kesulitan.
Seperti sekarang. Kebiasaan lapar tengah malam.
Tara berjalan dengan baju tidur nya di lapisi dengan cardigan dan jilbab instan warna hitam. Sesampainya di warung, Tara bertemu dengan Ana - Ibunda dari Aziz.

KAMU SEDANG MEMBACA
5 Langkah [On Going]
Short StoryKata Tara, laki-laki yang tampan itu banyak tapi yang menundukan pandangan nya ketika bersitatap dengan perempuan itu langka. Tara kadang di buat kagum oleh tetangga nya yang jarak nya bahkan tidak ada 100M. Tapi juga kadang Tara merasa jengkel bang...