Gesti Pulang

40 22 14
                                    


"Semua selalu dikait-kaitkan dengan sebuah bayaran! Mahal, bayaran gue cukup mahal bagi nyokap dan bokap sambung gue! Tapi gue terkesan murahan ketika gue diperjual belikan begitu saja untuk orang manapun.

Padahal, gue bisa jauh lebih berharga ketika gue diperlakukan dengan baik, dijaga dan dilindungi layaknya mutiara yang mahal" –Gesti


Hai gaiisss aku mau ingetin kalian buat yang belum follow, follow dulu ya kawand. And klik tombol bintang dulu sebelum baca :) 

Aku minta tolong, kalo kalian nemuin typo, di komen aja ya genggsss :) love u all

Happy Reading :)

. . .

"gue gamau balik Jri" ucap Gesti ketika sudah tiba didepan gerbang rumahnya. Rumah yang cukup luas untuk keluarga yang masih ternilai keluarga kecil. Dengan pemilihan cat berwarna keemasan, menambah kesan mewah di setiap sudut penjuru ruahnya

"Gesti, dengerin aku yah.. kamu harus pulang, setidak nya kamu gak jadi anak durhaka. Kalo emang nanti nya ada something yang bikin kamu ga nyaman, kamu bisa hubungin aku. Aku bisa carin kamu kostan tapi gak sama Farhan" jelas Fajri

Gesti pun mengangguk.

Gesti memencet bel rumahnya sendiri. Terasa asing baginya, setelah sekian lama tak berkunjung ke rumah keluarga sendiri. Tanpa perlu waktu lama, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"NYONYA!! NON GESTI NYONA!" teriak wanita itu kearah dalam rumah.

Seorang wanita dengan usia tak jauh beda dengan Gesti, dan seorang pria yang jauh lebih tua daripada wanita yang datang bersamanya. Wanita tersebut pun langsung memeluk Gesti dengan erat. Naun, ketika pria yang sudah berumur jauh lebih tua khendak memelukGesti, Gesti menolak pelukan tersebut.

"Kamu kemana aja sih nak? Mamah nyariin kamu lho selama ini" tanya wanita tersebut

Namun Gesti hanya memaksa masuk dan mengacuhkan orang-orang yang masih mematung didepan pintu, "mamah nyariin aku bukan karna khawati sama aku. Tapi karna kalian kehilangan sumber mata pencaharian" ucap Gesti lalu menaikki tangga dan menuju kekamar.

"Maafin Gesti yah nak, mari masuk" ucap ibunda Gesti mengajak Fajri masuk dan mempersilahkan Fajri untuk duduk, "Bi, tolong siapin minuman yah buat temennya Gesti"

"Siap nyonya" ucap wanita paruh baya tersebut sambil meninggalkan Fajri beserta kedua orang tua Gesti.

"Jadi, kamu ini siapanya Gesti? Kamu yang ngebiyayain Gesti hidup? Orang tuakamu kerja apa? Penghasilannya perbulan berapa? Rumah kamu dimana? Berapa tingkat? Jumlah pegawai dirumah kamu berapa?" Fajri terus menerus diberi pertanyaan-pertanyaan yang tak masuk akal oleh bapak sambung Gesti.

"E – aku – Fajri om – kenal sama Gesti baru beberapa hari ini aja sih om. Dan – selama ini – Gesti tingal sama temen nya yang lain – aku – Cuma bawa Gesti pulang aja om. Dan – orangtua aku – mereka punya – punya usaha beberapa resstoran dan caffee di kota ini, selain itu merek ada usaha tambang juga – untuk rumah aku – masih sederhana aja om" ujar Fajri menjelaskan

"Ohh, masih sederhana yah rumahnya?" sahut pria tersebut sembari memberikkan lirikan sinis kepada Fajri, "tapi gapapa sih, yang penting punya usaha" sambung pria itu.

"hmm, jadi gini nak Fajri" ucap ibunda Gesti dengan nada lembut dan jauh lebih hati-hati dari pada pria yang berada disapingnya, "Sebenernya ini cukup enjadi aib keuarga kami. Tapi, Gesti itu sangat dijaga oleh kami. Sehingga, ketika ada seorang pria atau siapapun yangberniat untu mengajak Gesti pergi keluar sekalipun itu ke sekolah, itu sudah diharuskan memberikan pembayaran kepada kami" ujar ibunda Gesti.

Bad Girls | UN1TY | YOUN1TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang