Cerita ini menceritakan betapa buruknya attitude Gesti seorang siswi yang kerap kali bolos sekolah, dan berkeliaran bersama teman - teman lelakinya.
Lalu dipertemukan oleh takdir dengan seorang Pria bernama Fajri Maulana, yang dingin dan menjadi in...
Beberapa hari pun berlalu, akhirnya Fajri dan sahabatnya Febrilia pun pindah ke SMA HARAPAN BANGSA. Sebelum berangkat ke sekolah, Fajri berkirim pesan dengan Febrilia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fajri pun menutup ponselnya dan bersiap berangkat sekolah,ia menyalakan mesin motor kesayangannya. Dan berhenti di salah satu warung kelontonga, yang tak lain adalah tempat nongkrong Gesti dan teman – temannya.
"Ekheemm" Fajri berdehem dengan suara serak – serak basah.
Gesti pun melirik sesaat kearah Fajri, lalu menghiraukan Fajri dan meneruskan menghisap rokoknya, "Sorry, gue gaada urusan sama lo" ucap Gesti acuh
"Lagian aku juga kesini mau beli roti kok" ucap Fajri
"Bu, akum au rotinya dua ya?" ucap Fajri lalu membayar roti tersebut dan duduk disamping Gesti, "Tumben lo Cuma sendirian?" sambung Fajri kini sudah menerima uang kembalian dari pemilik warung.
"Gaada urusan sama lo" ucap Gesti
"Okey, by the way Gesti.." ucapan Fajri terpotong karna Gesti kini telah memelototinya.
"Lo tau darimana nama gue?" tanya Gesti
"Ya aku tau. Kita kan sekelas? Kamu anak kelas X IPS 4 kan?" Tanya Fajri
"YA! But, kita kan beda sekolah?" tanya Gesti tak percaya
"Ya, but, it's the last time? Itu terakhir kali kita ketemu, but now we're the classmate. Alright? Kamu coba liat seragam kita deh? Sama kan?" tanya Fajri sambil tersenyum kea rah Gesti. Gesti, terus menggeleng – gelengkan kepalanya tak percaya.
"NO! NEVER EVER WHENEVER!" Gesti berteriak. Sambil menyilangkan tangannya.
"Aku serius lho.." ucsp Fajri dengan nada santai
"Gak! Lo harus balik ke sekolah lo sekarang juga!" ucap Gesti
"Hmm, bisa aja sih. Tapia da syaratnya" ucap Fajri
"APA?" tanya Gesti sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Syarat pertama, aku harus pinjem handphone kamu" ucap Fajri
"Syarat pertama? Emang ada berapa syarat?" tanya Gesti
"Hmm, Cuma dua doing kok" ucap Fajri sambil memasukkan Roti yang ia beli tadi kedalam tasnya
"Oke deal" ucap Gesti sambil menyodorkan tangannya untuk bersaaman. Namun Fajri hanya menutup tangannya dan tak menyentuh tangan Gesti sedikit pun.
"Maaf, belum Muhrim" ucap Fajri sambil menyatukan kedua tangannya membentuk seperti memohon
"Oke sorry, nih Handphone gue" ucap Gesti sambil memberikan handphonenya.
Fajri pun mengutak atik handphone Gesti, "Hmm, siapa nama temen – temen lo?" tanya Fajri masih terfokus pada handphone Gesti