"Kita makan dulu, abis itu baru pulang." Ucap Darren menjalankan mobilnya.
***
Mereka berdua masuk ke dalam salah satu rumah makan atas permintaan lelaki itu. Clara masuk dengan wajah lesuh.
Darren dan Clara mencari tempat duduk dan memesan makanan mereka.
"Kak." Panggil Clara saat pelayan tersebut pergi. Darren menatap wajah Clara dengan wajah bertanya, berusaha tidak terlihat gugup padahal jantungnya sudah berdetak sangat cepat dari tadi.
"Ga ada yang mau di jelasin ke Clara?" Clara menaikkan satu alisnya tetap dengan wajah datar.
"Dirumah aja ya?" Darren berusaha mengulur waktu untuk menjelaskan kepada Clara. Demi tuhan saat ini Ia tidak tau bagaimana cara menjelaskan semuanya tanpa membuat Clara semakin marah!
"Sekarang, kak." Tegas Clara. Lelaki itu menelan ludahnya susah payah. Hembusan nafas pelan keluar dari mulut Darren. Baiklah, Ia akan menjelaskan dengan jujur.
Darren menceritakan soal kejadian kemarin saat atasannya menelfon dia untuk menemani anaknya berbelanja . Darren tahu seharusnya Ia tidak semudah itu menerima permintaan atasannya .
"Terus kenapa kakak bohong soal pertemuan sama klian ? Takut ketahuan kalo kakak pergi sama Anak atasan kakak?" Tanya Clara menaikkan satu alisnya
"Kenapa ga jujur sama Clara?" Tanya Clara lagi.
"Kakak takut Clara marah" Cicit Darren pelan.
"Bisa telpon kan? Atau ga kirim pesan ke Clara?" Balas Clara membuat Darren terdiam. Gadis itu berusaha menetralkan emosinya melihat kakaknya yang kebingungan menjelaskan.
"Huff, Lain kali jangan gitu?" Ucap Clara lembut
"Clara cuma mau kakak jujur" Lanjut Clara membuat lelaki itu tersenyum. Entah mengapa adiknya ini terlihat menggemaskan saat sedang marah.
"Tapi Clara tadi juga pergi sama cowok" balas
Darren menatapnya polos."Eum kalo itu," Clara mengedarkan pandangannya ke samping sebelum menjawab, "Oke maaf, itu salah Clara ga ngabarin kakak duluan. Darren mengulum senyumnya melihat adiknya yang merasa bersalah.
****
Setelah selesai makan dan membayar semuanya, Darren dan Clara berjalan keluar menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari sana.
Sepanjang perjalanan hanya di isi dengan nyanyian Clara yang mengikuti alunan lagu di dalam mobil. Darren tersenyum geli melihat tingkah Clara yang sangat bersemangat seperti anak kecil.
***
Mereka berdua masuk ke dalam apartemen yang di sambut Mama dan Papa nya yang sedang menonton televisi." Papa ? Mama ? Kok gak ngabarin kalo mau kesini?" tanya Darren dengan wajah heran.
"Ini mama kamu , kangen banget sama kalian berdua, tadi papa mau ngabarin kamu tapi kata mama ga usah biar jadi surprise"
Clara dan Darren berjalan mendekati papa dan mamanya sembari memeluk kedua orang tua mereka.
"Clara juga kangen mama"
"Darren juga
"Iya Iya." Ucap Mama , "Yaudah, kalian mandi dulu gih sana." Lanjut Mama yang di angguki mereka.
Clara berjalan duluan diikuti Darren di belakang.
"Mandi yang bersih." Bisik Darren di telinga Clara membuat gadis itu merinding. Ia menoleh ke arah Darren yang mengedipkan matanya lalu berjalan menjauhi Clara memasuki kamarnya.
Clara terpaku di tempatnya sampai Darren benar-benar hilang dari pandangannya. Tak lama kemudian, Ia tersenyum manis membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam.
***
Seorang gadis sibuk memainkan ponsel nya di atas kasur. Matanya tidak lelah menatap benda tersebut dalam waktu yang lama.
"Bosen ah." Keluh Clara menggulingkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Dahinya mengernyit melihat sebuah pesan muncul. Ia melentangkan tubuhnya dan dengan cepat jarinya menekan pesan tersebut.
085xxxx: lain kali pamit kalo mau pergi. BTW thanks udh nemenin nontn.
Clara mendengus kasar, ternyata Ren. Ia menghempaskan ponselnya ke atas kasur tanpa berniat membalas pesan tadi. Kirain siapa.
***
Darren menatap langit-langit kamar lalu berpikir. Clara keliatan ga suka gue jalan sama Risa. Jadi Clara beneran cemburu? Membayangkan hal tersebut membuat sudut bibir Darren tertarik ke atas.
Lelaki itu beranjak dari tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
***
Gadis itu beranjak dari kasur dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Menoleh ke kanan dan ke kiri sekilas, Ia berjalan mengendap menuju kamar Darren. Sebuah senyuman terbit di bibirnya mengetahui pintu tersebut tak terkunci.
Ia dongakkan kepala ke dalam melihat situasi. Saat dirasa aman, Clara masuk ke dalam dan menutup pintu dengan pelan menghampiri kasur Darren yang kosong. Ia mendengar suara gemericik dari kamar mandi, dapat dipastikan Darren sedang berada di dalam sana.
Lagi-lagi senyum Clara merekah. Mengatur posisi senyaman mungkin, menunggu lelaki itu keluar dari sana. Ia yakin, Darren akan terkejut.
Tak lagi terdengar suara air membuat Clara menjadi gugup. Akhirnya pintu terbuka memunculkan Darren yang segar sehabis mandi. Tubuh polos dengan handuk yang melilit di pinggang adalah hal pertama yang dilihatnya. Darren menyugar rambutnya yang masih basah.
Darren is so damn hot.
Lelaki itu terus berjalan ke lemari tanpa melirik arah ranjang dan membuka benda berbentuk persegi panjang itu. Matanya meneliti beberapa baju di hadapannya, memilih yang mana akan dikenakannya malam ini.
Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di perutnya membuat Darren tersentak. "Hei." Ucap Clara, kini lelaki itu tau siapa pelakunya Clara menyandarkam kepalanya pada punggung tegap milik Darren. Hal tersebut membuat puncaknya sedikit basah karena tetesan dari rambut Darren terus mengalir. "Clara sayang kak Darren." Ucapnya.
Rafa terdiam menatap lengan yang berada di perutnya.
"Kak Darren kenapa diam?"
Darren sedikit berdehem sebelum menjawab "Mmmm, ra?" Jawabnya , sambil melepas pelukan lengan Clara dan menjauh darinya.
"Clara kakak mau pake baju dulu , bisa tunggu diluar ngga?"
Clara sedikit merasa malu dengan hal yang dia lakukan barusan dan langsung keluar kamar tanpa berkata apapun.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Sister
RomanceDarren -Kakak yang pengertian -Tampan -Cerdas Clara -adik angkat Darren -Cantik -imut Tar kalo babnya udah finish aku bakalan revisi lagi 😍