5. what happened?

43 25 59
                                    

Cewek dengan hoodie abu-abu ini berjalan cepat sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi seolah dialah bintangnya di Inlustris High School. Gaya sombongnya yang bikin semua orang ingin melemparnya dari gedung lantai atas.

"Buset, gaya lu songong bener, anjir!"

Seseorang menarik ujung lengan hoodie Lentera dengan kencang hingga membuat cewek itu berdecak sebal. Dia menepis kuat tangan Lucas. "Jangan sentuh aku. Aku gak suka," kata Lentera dramatis.

Lucas langsung memasang wajah jijik menatap Lentera. "Sendirian aja? Mana temen-temen lo? Oh, nggak ada yang mau temenan sama lo ya?"

"Gila ya lo?" Lentera melipat kedua tangannya. "Nggak ada satupun di sekolah ini yang nggak kenal sama gue. Lo tau itu, kan, Luc?" sambungnya pongah. Dia bahkan mengibaskan rambutnya. "Dan, nggak ada satupun yang nggak mau temenan sama gue. Mereka berbondong-bondong ingin menjadi temen gue asal lo tau!"

Lucas menepuk-nepuk pundak Lentera. Tersenyum miring. "Asal lo tau, gue salah satu orang yang gak mau temenan sama lo, Len."

Jangan berpikir bahwa Lentera akan sakit hati lalu berlari menjauh sambil menahan tangis. Dia justru tertawa kencang dan Lucas juga melakukan hal yang sama. Keduanya sudah lama saling mengenal, sejak jamannya Lucas naksir berat dengan Ruby sewaktu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

"Gue mau nanya sesuatu, Len. Kali ini serius, nggak bercanda."

Oke, kalau sudah begini itu tandanya cowok ini benar-benar serius. Lentera mengangkat sebelah alisnya. "Nanya apa?"

Lucas berdehem singkat, dia mengeluarkan baju seragamnya dari dalam celana. "Pijar ... sama Zea, jadian?"

"Orang-orang di kantin lagi ngebahas itu. Gue penasaran. Beneran atau cuma hoax doang?"

Lentera mengerutkan keningnya, dia menggeleng pelan. Ingin menjawab, tetapi getaran disaku hoodie begitu mengganggunya. Jarinya langsung membuka salah satu aplikasi chatting, begitu banyak pesan dari grup Beban Keluarga yang berisikan empat orang.





Beban Keluarga 🐚
Anda, Bima, Pjr, Sakya.

Bima anak pungut:
Ciee yang baru jadian.
Traktir dong!
Mekdi aja gapapa

Sakya Abipraya:
Dih, masa mekdi
Dimsum lah egee. Yang di depan kompleks rumah si Lucas enak tuh dimsumnya.
Atau gak, pizza aja.

Bima anak pungut:
Maksud gue, setelah makan mekdi lanjut makan dimsum.
Gue belom selese ngetik, monyet.

Pjr Rdmilo:
Iya nanti ya.
Pulang nganterin Zea.

Bima anak pungut:
ASIK PACAR BARU

Sakya Abipraya:
@lentera lo di mana? muncul lah.



"Yailah, denger gue gak lo?" Lucas menjentikkan jarinya di depan wajah Lentera. "Beneran apa nggak tuh?"

Lentera menyimpan kembali ponselnya ke saku. Menatap datar si cowok berisik di depannya. "Beneran, Luc." Dia tersenyum tipis, menepuk bahu Lucas singkat. "Gue duluan. Mau ke perpus, numpang tidur."

































Tujuan Lentera selain ke kantin belakang sekolah, ya ke perpustakaan. Hanya dua tempat itu yang menjadi favoritnya. Tidak sulit untuk menemukan keberadaan cewek ini. Dia senang duduk di kursi paling pojok kantin belakang, karena bebas makan apa saja tanpa diperhatikan banyak orang. Dia senang bersembunyi di balik rak paling belakang perpustakaan karena bisa tidur tanpa ada yang mengganggunya.

FRIENDZONE [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang