Bab 10 End

483 55 12
                                    

Saat Wei Yuan mulai membuat pewarna itu Wei Yuan sudah merasakan kalau Wei Lang ada disana. Tiba-tiba, angin berhembus kencang dan membuka sebuah tirai. Disana terdapat sebuah lukisan raja yang belum jadi. Wei Yuan mengambil lukisan itu, lalu membawanya keluar. San Lang yang melihat itu langsung membantu Wei Yuan/Lang.

"Wei Lang, ini?" Seru San Lang.

"Lukisan baginda raja, tapi belum selesai..." sahut Wei Lang.

"Apakah kamu akan melanjutkannya?" sahut San Lang.

"Aku akan mencobanya," sahut Wei Yuan.

San Lang dan yang lain membantu Wei Yuan membawa lukisan dan bahan-bahan lainnya,  kuas lukis dan sebagainya juga sudah di persiapkan di Aula. San Lang membantu Wei  Yuan menyiapkan warna dan menggambarkan sifat sang raja. Dengan lihainya Wei Yuan atau Wei Lang melukis dari wajah, warna kulit, hingga semuanya. Ketika sampai pada warna pakaian, San Lang memberi warna merah dan Emas. Raut wajah sang Raja di lukis Wei Lang sesuai dengan gambaran yang di utarakan oleh San Lang. Lukisan awal yang di buat Wei Lang terdahulu nampak sedih dan sayu di bagian matanya. Namun kali ini, Wei Yuan memperbaiki kesalahan itu dan kinu terlihat sempurna dan seolah nampak hidup atau nyata. Wei Yuan menyelesaikan lukisan itu, lukisan itu sangat sempurna, nampak nyata bahkan sampai ke helaian rambutnya.

Lukisan itu selesai, lalu San Lang memajang lukisan itu di aula dan di tutup dengan kain. Akhirnya salah satu anak buah San Lang menyampaikan kabar atau isu bahwa lukisan sang baginda raja terdahulu telah selesai. Kabar itu pun sampai ke telinga Shin Bae Lang. "Yang mulia, maaf hamba menghadap dengan tergesa-gesa."

"Ada apa katakan?" sahut Bae Lang.

"Lukisan, Lukisan Baginda Raja Terdahulu telah selesai..." sahut prajurit itu.

"Apa? Katakan, dimana kau melihat lukisan itu?" sahut Bae Lang.

"Di-di kediaman Putra mahkota, San Lang..." sahut perajurit itu.

Bae Lang pergi dengan sangat kesal menuju ke kediaman San Lang. Sementara itu di kediaman San Lang sudah sangat ramai orang berkumpul ingin melihat lukisan itu. San Lang berdiri di samping lukisan itu, sementara Wei Lang masih bersembunyi menunggu Bae Lang datang menyaksikan sendiri. Lalu Bae Lang pun akhirnya tiba di di Aula rumah yang lumayan besar itu. "Berani-beraninya kau, kau sudah di asingkan sebagai budak? Kenapa kau mencoba kabur ha?"

San Lang berbicara. "Karena tempatku disini, bukan disana. Kau sebagai saudara kandungku, apakah kau ada memperhatikan adik kandungmu ini? Memberi makan yang layak atau tidak? Apa salahku? Hanya karena aku mencintai dan menikahi Wei Lang ? Aku menikahi Laki-laki dan aku seorang lengan di potong, apakah aku salah? Sedangkan kau sendiri bahkan banyak kaisar lain yang lengan di potong tapi tidak menjadi masalah."

"Kau... Jelas kau salah, kau menikahi Wei Lang dari kasta Rendahan." sahut Bae Lang.

"Aku mencintainya bukan dari kastanya rendahan atau apapun, justru dialah yang memiliki hati nurani serta kebaikan dan memikirkan orang sekitarnya, ia membangun pabrik kertas dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua orang. Sedangkan kau? Hanya mempersulit keadaan masyarakat." sahut San Lang.

"Kau... Tangkap dia dan hancurkan lukisan itu..." sahut Bae Lang.

Tapi belum sempat semua perajurit menangkap San Lang, Wei Lang datang dengan mengenakan pakaian saat pertama kali dia datang. "Hentikan..."

Semua orang tertegun melihat pemandangan itu. Wajah Wei Yuan atau Wei Yuan sangat sempurna bagaikan di pahat, ia sangat berwibawa. Orang-orang berbisik karena pakaian Wei Lang terlihat Aneh. Bae Lang berbicara. "Siapa kau?"

"Bukankah aku tampak Familiar bagimu, Bae Lang? Oh atau karena pakaian ku berbeda dari kalian? Tentu saja berbeda, kalian terlihat kuno, sementara pakaian yang aku pakai adalah pakaian dari Langit, dari Zaman Modern, atau masa kini... Masa dimana aku berasal. Aku bukan Wei Lang, aku Wei Yuan... Aku yang menyelasaikan lukisannya." sahut Wei Yuan atau Wei Lang sambil menarik tirai penutup lukisan itu.

BL- WEI LANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang