Hari ini menjadi salah satu hari bahagia keluarga Jung. Dimana putra sulung dari pasangan Jung Jaehyun dan Jung Taeyong —Jung Mark tengah mengadakan acara pertunangan yang cukup mewah. Ia dan sang kekasih, terlihat sama-sama tersenyum bahagia. Acara pengikatan antara kedua pasangan yang nampak begitu sempurna dimata hadirin.
Acara pertukaran cincin ini dilaksanakan secara outdoor di sebuah villa milik Seo Johnny, ayah dari pasangan Mark, Seo Haechan. Semua orang nampak bertepuk tangan ketika pasangan di hadapan mereka telah memperlihatkan cincin yang melingkar di tangan keduanya. Para tamu nampak turut bahagia menyaksikan dua insan yang tengah dimabuk asmara. Gemuruh tepuk tangan mengiringi perayaan mereka.
Meja-meja kecil berhias kain putih dengan renda di ujungnya nampak mewah dan ramai. Hampir semua meja terdapat tamu-tamu kehormatan, termasuk salah satu meja yang berada di depan panggung. Namun menjorok ke samping hingga posisinya sangat leluasa menatap semua tamu yang hadir.
Dari beberapa meja kecil itulah, sebuah perkumpulan kecil tercipta. Ditemani beberapa piring macaron beraneka rasa yang pastinya orang-orang tau lelaki-lelaki manis itu.
Jas berwarna cerah mereka nampak mencolok. Memancarkan aura keindahan yang penuh akan harta. Kedua lelaki itu nampak tertawa kecil sembari berbicara santai. Tanpa sadar membuat orang-orang nampak terpana ketikamereka tak sengaja bertatap mata.
Hingga kemudian sang pemilik acara nampak menghampiri keduanya.
"Doyoung! Winwin!" Taeyong tersenyum menawan. Ia menarik salah satu kursi dan mendudukkan dirinya di atasnya. "Hai kalian. Terimakasih loh sudah mau datang ke pertunangan putra sulungku."
"Lihatlah, Win. Mama muda yang bahkan sudah punya tiga menantu."
Taeyong tertawa kecil ketika salah satu sahabatnya menyindir terang-terangan. Pria dengan gigi kelinci dan pipinya yang cukup berisi itu nampak mengatakan kalimat yang bahkan berlawanan dengan raut wajahnya yang terlihat menahan senyum.
"Hei kau bilang apa sih, Doy. Aku baru memiliki satu menantu dan satu calon. Siapa lagi anakku yang akan menikah? Sungchan?" Taeyong bertanya dengan nada heran.
Lelaki bergigi kelinci itu memutar bola matanya malas, "Kau serius melupakan anak keduamu? Wah ... Kau ibu yang hebat, Tae. Bisa-bisanya kau lupa kalau Jeno dan Jaemin juga berniat melangsungkan pernikahan beberapa bulan nanti." Ia berdecak kesal dan melipat dua tangannya di dada.
Taeyong nampak berpura-pura bingung. Kemudian ia menoleh ke arah Winwin yang menatap polos ke arahnya. "Benarkah itu, Winwinie? Haruskah kita menikahkan mereka berdua besok? Supaya kelinci pemarah ini semakin iri."
Doyoung berdecih pelan. Sedangkan Winwin nampak mengangguk kecil. "Boleh-boleh ... Kalau Nana mau, aku ngikut." Winwin mengunyah macaron ya dengan santai sebelum melanjutkan, "Doyoung-ie tidak apa-apa? Dari tadi sepertinya sangat sensitif. Sedang hamil ya?"
Kemudian Doyoung memekik kecil. Terkejut dengan tuturan sang sahabat yang terdengar polos namun membuatnya naik darah. Doyoung menetralkan napasnya dan memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut.
"Sabar Doy ... Sabar ... Ingat umur." Taeyong mengelus pelan lengan Doyoung yang tertutup jas. Yang nampaknya semakin membuat lelaki berwajah bunny itu kesal.
"Dasar kalian. Sudahlah! Aku akan mencari dimana Yangyang. Anak itu biasanya suka tidur tak tau tempat. Lain kali jangan mendadak mengirim undangan. Haishh menyebalkan!" Doyoung berdiri dari duduknya. Melangkah pelan membelah kerumunan untuk mencari buah hatinya yang beranjak remaja.
"Ah ... Jadi itu alasannya ... Omong-omong dimana Beomgyu, Tae?" Tanya Winwin ketika ingatannya kembali ke seorang laki-laki berwajah manis yang hampir tujuh tahun lamanya mereka tidak bertemu.
Taeyong nampak menerawang, sebelum menggeleng kecil tanda tidak tahu, "Jaehyun membawa Beomgyu untuk dikenalkan pada koleganya. Laki-laki sok sibuk itu selalu memikirkan perusahaannya. Kasihan putra manis ku baru saja tiba dari Amerika sudah dibawa berdiri terus ...." Ia melirik ke satu sisi. Sebuah kerumunan kecil lainnya yang berisi kolega-kolega sang suami. Termasuk kehadiran Beomgyu yang berdiri di sebelah Jaehyun dan nampak tidak membuka mulutnya sama sekali.
Winwin tersenyum canggung. Dia mengerti sikap dan perangai Jaehyun sejak dulu. Laki-laki itu pekerja keras dan pantang menyerah. Jaehyun berusaha mati-matian merebut kembali perusahaan keluarganya yang hampir dijadikan jaminan. Ia juga membangun perusahaan itu menjadi lebih besar dan memperoleh pundi-pundi uang yang luar biasa. Tak jarang meninggalkan rumah selama berbulan-bulan lamanya demi beberapa proyek. Winwin sedikitnya paham perasaan kesepian yang Taeyong rasakan.
"Yah ... Setidaknya anak-anak sudah akan menikah. Aku bisa sedikit tenang setelah mereka punya keluarga masing-masing." Winwin mengangguk setuju. Kemudian ia teringat sebuah pertanyaan yang dia dan Yuta bahas kemarin malam. Ia ingin memberikan pertanyaannya namun takut jika akan menyingung Taeyong, karena ini berhubungan dengan perjodohan sepihak yang dilakukan Jaehyun. Secara, ia tidak melihat undangan yang diberikan salah satu pelayan di rumah. Yuta dan Winwin sama-sama sibuk saat itu dan tidak punya waktu untuk ke pesta.
Hingga ketika Winwin telah mengumpulkan keberanian, ia memanggil Taeyong dengan suaranya yang lembut, "Taeyongie, aku minta maaf tidak bisa hadir di pernikahan si manis. Namun, aku sedikit penasaran. Boleh ku tau siapa suami Beomgyu?"
Tak seperti dugaan Winwin, Taeyong justru menanggapinya santai. Ia meraih gelas kecil berisi jus apel dan menikmatinya. "Namanya Fillo. Dia salah satu kenalan bisnis Jaehyun."
Kemudian Winwin bisa merasakan tenggorokannya tercekat. Ia seakan kesulitan bernapas dan menatap Taeyong dengan pandangan horor. Satu nama yang bahkan ia tau dengan jelas siapa pria itu.
"Fillo? Apa yang kau maksud adalah Fillo yang punya kebun anggur terkenal dari Amerika itu?" Anggukan singkat dari Taeyong telah membuat kesadaran Winwin kembali. Ia tiba-tiba mencengkeram bahu Taeyong dengan kuat. Menatap lamat-lamat mata sang sahabat dengan pandangan berkaca-kaca.
Ia berujar dengan suaranya yang pelan dan lirih. Hampir tak terdengar, "Taeyong-ah, Fillo sudah memiliki seorang istri dan seorang anak laki-laki ...."
Nafasnya tercekat. Matanya membulat dan makaron coklat di tangannya jatuh begitu saja. Taeyong nampak tak percaya dengan fakta yang ia dengar.
"T—tidak mungkin! Mungkin saja lelaki yang kita maksud berbeda Winwin," elak Taeyong dengan gusar. Ia mencoba tetap berpikiran positif dengan fakta yang baru saja terdengar.
Winwin nampak meraih ponselnya. Selama beberapa detik menggerakkan jemarinya, kemudian menunjukkan sebuah dokumen berisi foto suatu pernikahan. Dan Taeyong bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri. Fillo menggenggam kedua tangan milik seorang perempuan yang nampak begitu cantik dalam balutan gaun pernikahan. Pria serupa yang menjadi pasangan putra bungsunya.
"Ini Fillo dan Casandra. Mereka telah menikah sekitar lima tahun yang lalu, Tae. Aku dan Yuta bahkan turut hadir dalam pesta mereka menggantikan Jaehyun." Tangannya meremas kuat ponsel sang sahabat. Ia menggeram penuh amarah ketika nama sang suami keluar dari belah bibir sahabatnya.
Apa Jaehyun sudah tahu fakta ini dari lama? Pikir Taeyong, menerawang. Taeyong benar-benar kehilangan kepercayaan kepada sang suami.
TBC—
Ingat Doyoung? Sahabat Taeyong sekaligus Sekretaris Jaehyun.
Happiness bukan? Mark dan Haechan akan menikah :3Duh.. authornya berat ngelanjutin genre angst ini.. bawaannya sedih Mulu :c sepertinya akan ganti cerita lain. Tidak apa, kalau ada niat pasti tetep lanjutin ini cerita ehe

KAMU SEDANG MEMBACA
SOLENESS [JungFam]
Fanfiction[crime] [jungfamily] [hurt] [bl] Jung Beomgyu, putra bungsu keluarga Jung yang dinikahkan demi perluasan wilayah kekuasaan. Ketika takdir membawanya kembali ke pelukan sang ibunda, Beomgyu tetap terkekang dengan beban dipundaknya. ©HwaaNdii Present�...