6. Closeness

229 27 8
                                    

"Beomgyu mau makan?"

Yang diberi pertanyaan nampak terdiam sejenak. Kemudian ia menggeleng pelan. "Tidak, Mama. Aku akan makan di kamar nanti. Sekarang tidak lapar. Hahaha."

Taeyong memberikan senyum kecil. Ia mengelus surai halus Beomgyu, sebelum suara bell yang ditekan membuat aktifitas keduanya berhenti.

"Sebentar ya sayang. Mommy mau buka pintu dulu."

Beomgyu memberi persetujuan, kemudian Taeyong bergegas berdiri. Merapikan sedikit celananya yang kusut dan pergi ke pintu depan.

"Oh? Yuta-san!" Ia memekik dengan gembira ketika melihat salah satu teman suaminya tengah berdiri dengan senyum canggungnya. Pria dengan rambut mullet hitam itu nampak melambaikan tangannya pelan. Memberi sapaan yang sangat kekanak-kanakan.

"Mau cari Jaehyunie ya?" Tanya Taeyong.

Yuta tertawa pelan. "Benar sekali manis. Apakah suamimu ada di rumah?" Ia memberikan kedipan matanya. Mencoba menggoda Taeyong yang mengernyitkan dahi. Sepertinya Yuta lupa jika lelaki manis di hadapannya punya penjaga yang mengerikan. Hingga sebuah suara menginterupsi keduanya.

"Kau mau mati, hm?"

Yuta spontan menoleh ke dalam rumau. Menemukan Jaehyun yang sudah menuruni anak tangga dan tentu saja melihatnya mencoba menggoda Taeyong.

"Oh, dude. Hanya bercanda, oke?"

Taeyong menggeleng pelan. Ia tentu saja sudah terbiasa dengan gurauan Yuta yang aneh. Pria Jepang itu masuk bahkan tanpa ia suruh. Mengambil sebuah toples kaca berisikan kacang.

"Datang tiba-tiba, tidak ada sopan santun. Kalau saja kau bukan sahabatku, sudah ku pastikan Winwin mendapat suami baru yang lebih kaya daripada kau." Jaehyun berujar dengan nada kesal. Kegiatan menghitung keuntungan sahamnya rusak dikarenakan seseorang.

Yuta tertawa kecil. Ia meletakkan kembali toples kacang yang hanya ia lihat isinya.

"Ada apa?" Tanya Jaehyun setelah ia duduk di sofa, setelah Yuta yang duduk di kursi lainnya.

"Begini Jae. Tolong belilah perusahaanku."

Jaehyun dan Taeyong saling pandang. Merasa sedikit heran, karena setahu mereka, usaha properti milik Yuta bisa dibilang besar. Sedikit aneh ketika Yuta justru berniat menjual perusahaannya. Kemudian sang lelaki manis nampak begitu syok dan berujar sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Yuta.. aku tidak menyangka kau jatuh miskin! Aku harus menghubungi Winwin! Dia harus segera mencari pengganti!"

Sejenak, Yuta nampak kesal. Namun tak berani mengambil tindakan karena suami dari lelaki menyebalkan itu ada disini. Mengawasinya dengan tatapan tajam seakan menyuruhnya untuk diam dan tidak menjawab apapun.

"Bukan seperti itu. Winwin kemarin selalu membeli nugget nugget berbulir di satu perusahaan. Aku kesal karena Winie hanya peduli ke nugget nuggetnya.. jadi aku akan menjual perusahaan itu untuk membuat pabrik nugget yang lebih enak dari yang ia makan!" Kesal Yuta. Jaehyun yang sudah merasa muak akhirnya memilih kembali ke ruang kerjanya di lantai atas. Ia tidak lagi peduli dengan Yuta yang meneriaki namanya dari ruang tamu.

"Hei!! Kau tidak takut istrimu ku ambil?!" Yuta bertanya sambil berteriak. Membuat Jaehyun berhenti sejenak dan menoleh ke arahnya dengan tatapan datar.

"Tae tidak akan mau denganmu. Kau terlalu bodoh. Lagi pula, yakin mau melihat Winwin di pelaminan untuk yang kedua kalinya?"

Yuta terdiam. Kehilangan kata-kata dan akhirnya kembali duduk mengemil kacang. Tatapannya nampak menerawang. Menatap ke satu arah dimana seseorang berdiri kaku menatap mereka. Taeyong yang merasa arah pandang Yuta berbeda, akhirnya menoleh. Menemukan objek pandang yang sejak tadi Yuta perhatikan.

SOLENESS [JungFam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang