8. Kecelakaan

1.2K 198 29
                                    

Hal yang paling menyakitkan dalam kehilangan adalah, saat sebuah nyawa harus diambil tanpa persetujuan.

—Gladys Elfara Jasmika


Vote dan komentar di setiap paragrafnya mana, nih?

Yuk, belajar saling menghargai. Kalian seneng, saya simbiosis mutualisme.


Semakin antusias kalian berkomentar, maka makin antusias pula buat Mak update cerita ini. Bahkan bisa aja double update.

Spam ABIMANYU di sini!!!!!!

Happy Reading 🤗

Happy Reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8 | Kecelakaan.

Larut dalam ke tidak sadarannya, mata yang terpejam itu akhirnya perlahan terbuka. Samar-samar sebuah cahaya masuk ke dalam pupil mata, sampai akhirnya penglihatan yang sebelumnya mengabur menjadi kembali normal. Mata Gladys mengedar ke setiap penjuru ruangan yang bernuansa putih. Ia menoleh ke sebelah kiri, melihat seorang laki-laki yang duduk di sebuah sofa sambil memainkan benda pipih.

Menyadari ada yang menatapnya, seseorang itu lantas mendongak. Ia cukup terkejut saat melihat orang yang ia tolong sudah sadarkan diri. Ia beranjak berdiri, berpindah tempat untuk duduk di samping brankar gadis itu.

“Syukurlah, lo udah siuman. Gue panggilin dokter dulu, ya.” Saat laki-laki itu akan beranjak pergi, Gladys dengan cepat menahan tangannya. “Kenapa? Lo butuh sesuatu?”

Gladys menggeleng. “Kenapa Gladys tiba-tiba ada di sini?”

“Gue nemuin lo pingsan di pinggir jalan. Gue kira lo orang gila yang tidur di pinggiran. Pas gue cek, ternyata tubuh lo banyak luka. Lo korban begal, ya?”

Sialan! Bisa-bisanya Gladys menjadi tersangka orang gila. Andai pria itu tahu, kalau Gladys ini bukan orang gila maupun korban begal. Melainkan ia adalah korban penculikan, dan hampir saja dilecehkan olah manusia durjana itu. Ah, jika sudah mengingat hal itu membuat Gladys emosi.

“Gladys korban penculikan. Gladys itu semalem berusaha kabur, karena mereka mau memperkosa Gladys, tapi Gladys malah pingsan. Mana pingsannya di pinggir jalan lagi, nggak estetik banget.” Gladys mencebikkan bibirnya. Laki-laki itu terkekeh pelan melihat tingkah gadis yang bernama Gladys itu.

“Lo beruntung, karena orang yang nemuin lo itu gue. Coba kalau laki-laki brengsek itu, lo pasti udah habis diterkam,” ucapnya terkekeh. “Oh, ya, kenalin. Nama gue Razor.” Razor mengulurkan satu tangannya ke depan Gladys, dan di sambut hangat oleh gadis itu.

ABIMANYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang