5. Black Moon

1.1K 206 6
                                    

Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

—Abimanyu Megantara Axenova

Yuhu ... Mak come back lagi:)

Btw, yang baru mampir ke akun author, alangkah baiknya kita kenalan dulu.

Nama kalian siapa, nih? Kalau author pribadi, kalian cukup panggil saya Mak Ca, atau Mak Oca. Karena beberapa readers yang lain panggilnya seperti itu.

Oh, ya, author cuma mau kasih tahu, kalau Geng Vergios di ganti nama jadi Geng Aloysius. Semoga lidah kalian tidak belepotan, ya:v

BTW, jangan lupa budayakan vote dan komentar di setiap paragraf, okey!

Happy Reading 🤗

Happy Reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 | Black Moon

Gladys menatap selembar ulangan hariannya yang mendapatkan nilai merah di sana. Baru juga ia menjadi murid baru, tapi ia sudah disuguhkan dengan soal matematika yang hampir saja membuat otaknya meledak. Belum lagi saat kejadian waktu pagi, di mana ia harus mendapatkan satu tamparan sempurna dari mantan kekasih Abimanyu.

“Gue kira lo orangnya pinter, Glad. Tahunya bego sama kayak gue,” cibir Alisya terkekeh. Nilai ulangannya tak jauh beda dengan Gladys. Sama-sama mendapatkan nilai merah.

Gladys berdecak. “Sebenernya gue itu pinter, cuma tadi itu gue kurang fokus karena pipi gue masih nyeri lantaran di tampar sama si Angel.”

“Alesan aja lo, Glad.” Alisya memutar bola matanya ke atas. “Lagian, lo-nya juga goblok, kenapa nggak lawan dia? Kalau di tampar, tampar baliklah.”

“Emangnya lo berani?” Gladys balik bertanya.

“Hehehe... enggak,” jawab Alisya menyengir lucu. “Udah, yuk, mending sekarang kita cari makan ke kantin. Apalagi lo baru aja sakit, harus banyak-banyak makan, Glad.”

“Ayok!”

Persetan dengan selembar ulangan harian yang nilainya zonk, yang terpenting untuk saat ini adalah memberi makan cacing-cacingnya yang sudah berdemo. Gladys dan Alisya berjalan menyusuri lorong sekolah dengan kertas ulangan yang terus saja ia bawa. Sampai di sebuah belokan arah sebelah kanan, keduanya harus dihadang oleh Angel juga Mesa yang sudah berdiri dengan kedua tangan yang dilipatkan di bawah dada.

Gadis ini lagi. Mau apa, sih, dia?

“Gue mau ngomong sama lo.” Gladys menaikkan satu alisnya sempurna. “Gladys yang cantik dan imut seperti gulai kambing, maafin gue, ya, karena udah kasar sama lo. Lo mau, kan, maafin gue dan bujuk Abimanyu?”

ABIMANYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang