getaran kecil di saku celana sebelah kanan Giano kini berubah menjadi getaran panjang yang disusul suara kecil keluar dari sana, hal itu membuat pemuda yang sedang terlelap dengan tenang tersebut merasa sedikit tidak nyaman. Suara lengguhan kecil keluar darinya namun matanya enggan terbuka entah karena apa
Getaran tersebut hilang namun tidak berselang lama getaran tersebut datang kembali, Giano semakin tidak nyaman ia membuka matanya secara perlahan sinar matahari langsung menyorot matanya dengan terang membuat ia mengedip-ngedipkan mata lalu tiba-tiba bangkit duduk kemudian lihat keseliling
"sial! Udah mulai sore, gue tidur berapa lama duh" getaran itu terus berlangsung dengan cepat Giano mengambil Handphonenya lalu melihat siapa yang menelpon, ternyata Lisa.
Giano menarik garis ke kanan lalau mengangkat telpon tersebut
"hal—"
"GIANOOOOOOOO! LO DIMANA GUE UDAH NYARI LO HAMPIR KE SELURUH SEKOLAHAN! LO DIMANA! "
perkataan yang mungkin sebuah teriakan dari lisa membuat Giano menjauhkan handphone dari telinganya, ia mengusap telinganya seseorang bisa saja kehilangan pendengaran saat mendengar teriakan cempreng dari gadis cantik itu
"ah sekarang udah jam berapa?"
"SEKARANG UDAH HAMPIR PULANG SEKO— AW
ish sakiit tau kenapa di tabok coba""eh handphone gue— Giano lo sekarang di mana" suara cempreng tadi berubah menjadi suara sedikit bariton, hal itu membuat Giano yakin kalau yang berbicara sekarang bukan Lisa tapi Devano
"gue di taman belakang, ketiduran. Sorry"
"sekarang gue udah mau jalan ke depan nih" lanjut Giano beranjak dari tempat tersebut, ia mengusap wajahnya
"lo tau ga sih, Lisa sama gue nyariin lo dari tadi bahkan ampe tuh anak hampir nanya semua anak di sekolah tapi gada yang liat lo"
"tapi bukan cuman kita berdua yang nyari lo doang, ada lagi orang yang nyari lo Giano. Dan lo pasti tau siapa dia" ujar Devano di seberang sana, seketika langkah Giano berhenti ia mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu
Shit. Gue lupa.
Pemuda itu mengacak rambutnya lalu berjongkok dengan wajah pusat pasi
"hallo? Giano? "
Mampus gue.
"i-iya Dev, gue matiin ya makasih udah nyariin ini gue mau jalan ke kelas"
"oh yaudah, gue matiin" sebelum sambungan telpon benar-benar terputus Giano mendengar suara protesan dari sana yang bisa sangat jelas ia tau adalah Lisa
"mati gue, Axel pasti marah"
"kok bisa gue ketiduran selama itu"
"ini gue pulangnya gimana.. Gue sembunyi aja kali ya disini, terus nyuruh Lisa bawain tas terus gue pulang lewat gerbang belakang? Ok sip ide bagus" Giano bermonolog sendiri kemudian menekan tombol-tombol huruf dari layar hp-nya dan mengirim pesan singkat kepada temannya itu
Giano masih berjongkok di lorong belakang sekolah, sambil menunggu Lisa sekaligus bersembunyi tidak lama berselang Giano mendengar langkah seperti orang berlari dengan tergesah-gesah, lalu dari sana muncul seorang gadis dengan poninya yang sangat mencolok
Wajah Lisa memerah, seperti orang marah sekaligus capek.
"hai" ujar Giano mengangkat tangannya pada lisa
"Lo— arghh gue kira lo hilang tau gak!" kata Lisa sedikit berteriak
"sorry. Ketiduran tadi" Giano menggaruk tengkuknya
"untung gue tadi gajadi lapor polisi karena di tahan Vano"
"hah?"
"ini tas lo, lo mau cabut kan?" Lisa menyipitkan matanya
"iya, mau pulang gue. Thanks ya tasnya" Giano mengambil tas dari tangan Lisa
"emmmm" mata gadis itu semakin menyipit
"Lis, lo kenapa ngeliatin kayak gitu?"
"lo ngehindarin kak Axel kan?" Lisa mengusap dagunya
"eh— ng-ngapain gue ngehindarin dia?" Giano sedikit panik, ia tidak berani menatap mata Lisa
"emm yaudah kalau enggak, wajah lo ga usah kayak gitu" Lisa berbalik badan lalu berjalan
"eh lo mau balik kelas? "
"yoi! Lo pulangnya hati-hati, jangan ketiduran kayak tadi lagi"
"iya! Makasih ya" ujar Giano kepada Lisa dan dibalas dua jempol dari gadis itu
........
Hai~Maaf baru bisa update lagi, terimakasih sudah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Sinting
FanfictionGinano Hoseok Pradista harus mengalami nasib sial saat baru saja pindah ke sekolah barunya, karena terjebak dalam sebuah permainan atau lebih tepatnya dialah yang menjadi mainan dari seorang Axelio Suga Dirgantara.