Bell istirahat telah berbunyi giano dengan cepat langsung berjalan di koridor sekolah yang dielewati sangat penuh dengan dengan siswa siswi bergerak menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Pemuda itu justru berjalan berlawanan arah mencari letak ruang osis.
Seperti yang diperintahkan wali kelasnya, Giano telah
memilih ekskul untuk dirinya, awalnya ia memilih seni tari internasional tapi sang guru menyuruh giano untuk mengganti ekskulnya ke osis saja, karena osis sedang mencari anggota baru dan lagi wali kelas giano adalah guru pembimbing osis. Jadi gurunya sangat berharap giano mau bergabung, giano bisa apa kalau di harapkan begini. Alhasil ia mengiyakan perkataan sang guru.Walaupun dia tidak berminat menjadi anggota osis yang menurutnya pasti ribet. Giano anaknya gaenakan
Setelah beberapa menit berkeliling akhirnya giano menemukan ruangan yang didepannya digantung nama Osis dengan besar. Giano berdiri didepan pintu besar itu, mengangkat tangannya berniat mengetuk tapi sudah dibuka duluan oleh seseorang.
Giano terpaku. Dihadapannya berdiri pemuda yang ditemuinya waktu dikantin, si pemuda jangkuk.
"Masa sih elo?"
"maksudnya?" tanya giano bingung, pemuda jangkuk itu lalu menarik kertas giano dan membacanya. Tidak berselang lama ia berdecih lalu tersenyum miring
"Minggir dong mau lewa— eh udah datang ya, ayok masuk"kata cewek berhijab putih tiba-tiba mendorong si pemuda jangkuk lalu menarik giano untuk masuk keruangan osis
"Gaeess perhatiannya, kita kedatangan anggota baru"
Giano bingung pasalnya ia belum memberitahu apapun "em kaka udah tau?"
"iya dong, gue bahkan tau nama lo!"
"Gue nissa, ketua osis" ucap nissa memperkenalkan diri
"Nah yang berdiri dipintu itu namanya raka, dia menjabat sebagai ketua keamanan" giano memalingkan wajahnya kearah raka, pemuda itu sedang melipat kedua tangannya didada sambil bersandar pada pintu ngelihat giano datar
"dan lo giano, lo bakal jadi salah satu dari keamanan. Karena bagian itu lagi kosong tinggal raka ama beberapa orang aja, mau kan?" tanya nissa dengan wajah berharap
Giano freezh ia bingung harus apa sekarang, mau minta pindah ekskul juga gabisa karena ia sudah diharapkan sama wali kelasnya, haaa giano lelah
"i-iya kak"
"Nah sipp"
"Oi ka, nih urusin anggota lo. Kasih tau dia tugasnya apa aja" nissa memanggil raka lalu cewek itu pergi setelah menepuk pelan pundak giano
"Em—"
"duduk" giano duduk di bangku yang berhadapan dengan raka
"lo belum kenalin diri, berdiri!"
Heh?, pemuda manis itu menghelah nafas jengkel
Raka melotot melihat giano menghela nafas "Apa?!" giano menahan diri agar tidak mengumpat
"Perkenalkan nama saya Giano Hoseok Pradista, murid baru kelas 11 Ipa 2" giano membungkukan badannya kecil memberi salam
"Duduk!" perintah raka
Giano kembali duduk dengan perasaan jengkel, kalau bukan karena permintaan wali kelasnya giano tidak akan pernah mau berada di ruang osis. Apalagi ia baru tau kalau harus menjadi dari bagian keamanan, itu kan lumayan susah. Gimana kalau ada siswa yang berkelahi giano kan tidak bisa melerai karena terlalu takut, apalagi giano tidak bisa berkelahi sama sekali.
Dan lagi yang paling mengesalkan bagi giano, kenapa harus bertemu lagi sama si manusia jangkuk kasar itu lagi. Kalau dipikir-pikir giano jadi tambah kesal"Kenapa muka lo merah?"
"gpp"
"ck terserah"
Apasih maunya sih raka
"Oke, jadi tugas lo adalah menjaga ketentraman sekitar sekolah setiap saat. Seperti orang yang bolos pada jam pelajaran, lompat pagar, berantem, pakai seragam yang tidak sesuai dan masih banyak lagi. Kalau lo ketemu sama anak yang membuat onar kayak mereka langsung lapor ke gue paham?"
"masih banyak lagi sebenernya tugas lo, tapi nanti gue kirim lewat WA. Udah sana keluar gue sibuk"
Boleh ga sih bunuh orang?, suara hati giano
.....
Siapa sih Raka itu?
Raka cuman karakter fiksi aja kokJangan lupa paket lengkapnya, voment
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Sinting
Fiksi PenggemarGinano Hoseok Pradista harus mengalami nasib sial saat baru saja pindah ke sekolah barunya, karena terjebak dalam sebuah permainan atau lebih tepatnya dialah yang menjadi mainan dari seorang Axelio Suga Dirgantara.