...
"Sial! Bagaimana ini bunda.." giano menatap tampilan dirinya di cermin toilet sekolah, ia merasa ingin menangis sekarang
Dia merasa marah dengan kaka tingkatnya yang berilaku tidak sopan padanya tapi bagaimana pun bukan sepenuhnya salah kaka tingkatnya juga, karena seragamnya lah sendiri yang memancing kaka tingkatnya tadi berbuat hal itu, tapi seharusnya tidak sampai segitu kan?
"kenapa di hari pertama gue sekolah sudah ada dua kejadian yang ingin buat gue keluar dari sekolah sekarang"
Giano mengerutkan keningnya nampak berpikir "siapa namanya tadi emm axel? yah axel. Ok giano kalau lo mau hidup tenang menikmati masa sma lo, mulai sekarang—semoga tidak pernah ketemu dia lagi"
Giano berbicara sendiri dihadapan bayangan cerminnya kemudian tersenyum tapi senyumnya luntur seketika saat mendengar suara bel
Krrrriiiiinggg!
"shit, gue belum tau dimana letak kelasnya"
Sebenarnya giano sudah tau ia ditempatkan dikelas mana IX ipa 2. Tapi ia tidak tau dimana letak kelas itu berada
Berjalan melewati koridor sekolah yang mulai sepi dengan terburu buru mencari kelas sampai giano tidak memperhatikan jalan didepan
Bruukkk!
"m-maaf saya tidak sengaja"
"duh! gimana sih jalan kok ga pake mata— eh tapikan jalannya make kaki bukan mata hahaha"
Giano menatap gadis cantik didepannya dengan tatapan yang aneh, tapi kemudian membatunya memberseskan buku yang berserakan dilantai
"Siapa lo? kok gue baru liat"
"saya murid baru disini"
Gadis itu tersenyum mengangguk "pantesan gue baru liat tampang lo"
"btw, lo kelas berapa, kenapa lo belum masuk kelas, nama lo siapa, kenapa lo pindah, dan lo manis"
Cerocos gadis cantik itu tanpa berhenti kemudian tertawa terbahak membuat giano menatapnya dengan lebih aneh bahkan mungkin sedikit takut
Apa dia kerasukan hantu koridor?
"gue kelas XI ipa 2 tapi gue gatau dimana letak kelasnya"
Gadis itu menyentikan jarinya dan tersenyum lebar
" itu kelas gue, jadi lo bakal sekelas sama gue dong aseek yess!""karna lo sekelas sama gue, jadi ini bawa buku-bukunya ke kelas"
Gadis itu menyerahkan tumpukan buku pada giano dan berjalan mendahaluinya yang membuat giano ingin berkata kasar sekarang bahkan ingin meneriaki gadis cantik itu karena bersikap seenaknya
"gadis aneh" giano berdesis
Sebenarnya gadis dihadapan giano ini sangat cantik, dengan poni setengahnya yang sangat rapi, senyum yang sangat manis, kulit putih bersih dan postur bandan yang semampai untuk gadis seusianya. Giano yakin pasti banyak cewek yang iri dengan kecantikannya yang lebih mirip seperti boneka berjalan.
Gadis itu tiba-tiba berbalik menepuk tangannya membuat hoseok menyerit
"Kita belum kenalan, kenalin nama gue Putriana lalisa. temen-temen gue biasa manggil gue lisa tapi anak- anak juga manggil gue nenglis " lisa mengulurkan tangannya dengan senyum bodohnya
"giano pradista, panggil aja giano" giano membalas uluran tangan lisa, yang diabalas dengan anggukan dari si gadis
" oke kita sampe, siniin bukunya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Sinting
FanfictionGinano Hoseok Pradista harus mengalami nasib sial saat baru saja pindah ke sekolah barunya, karena terjebak dalam sebuah permainan atau lebih tepatnya dialah yang menjadi mainan dari seorang Axelio Suga Dirgantara.