Ting .... Ting .... Tung ....
Suara bel jam istirahat. Dimana jam yang paling ditunggu-tunggu oleh siswa-siswi. Untuk melepas rasa penat mereka setelah belajar.
Semua siswa-siswi kelas 10, 11 dan 12 keluar dari kelas masing-masing. Beberapa menuju kantin, ada yang berpasang-pasangan, ada juga yang bergeng dan yang sendiri alias jomblo. Kayak kamu yang lagi baca.
Terlihat seorang gadis dipojok lapangan dekat tanaman.
Siapa lagi kalo bukan Filo. Gadis itu mendengus. Ia menggerutuki kebodohannya sambil memunguti sampah-sampah dedaunan kering. Sesekali ia mengusap dahinya yang sedikit berkeringat, menggunakan pergelangan tangan kanannya.Banyak pasang mata yang melihat Filo seolah senang dengan keadaannya saat ini. Terutama Amira yang notaben-nya keponakan dari kepala sekolah yakni pamannya sendiri. Ia sering bertindak sesuka hatinya. Bahkan ia tak segan-segan melaporkan, perihal siapa yang mengusik kehidupannya.
3 anak lelaki berjalan ke arah lapangan, di mana salah satu di antara mereka memegang bola basket, siapa lagi kalo bukan Fari, Farel dan Adit. Mereka mengenakan baju seragam basket bewarna merah. Karena warna merah melambangkan Hati, melainkan cinta.
Sesampainya di lapangan. Fari langsung saja men-dribble bola diiringi Adit dan Farel. Namun beberapa detik kemudian, Arsen muncul. Arsen anak kelas 12 seangakatan Fari namun beda kelas. Arsen sangat membenci Fari. Ia selalu merasa tersaingi oleh Fari.
"Gausah lo so so'an tebar pesona gitu. Lo pikir lo keren?" sambar Arsen menaruh tangan di kantong celananya, seolah berlagak keren.
Fari berhenti memainkan bola basketnya.
Lalu ia melirik Arsen."Gimana kalo kita tanding? Gue mau liat seberapa hebat lo main!" imbuh Arsen meremehkan.
"Oke." Jawab Fari singkat padat jelas.
Ia tak ingin memperpanjang masalah dengan Arsen namun Arsen selalu saja memancing emosinya.Beberapa kaum Adam mulai berdatangan untuk menyaksikan pertandingan bola basket. Begitu pula dengan kaum Hawa yang begitu sumringah melihat idola mereka masing-masing.
"Fari .... Fari ...."
"Arsen .... Arsen ...."
"Uuuu .... uuuu ...."
"Semangat sayangku ...."
"Cintaku ...."
"Duh ganteng no gimmick ...."
"Terpesona .... Aku terpesona ...."
Begitulah teriakan heboh para kaum hawa.
Filo tersentak mendengar teriakan heboh para kaum hawa di tengah lapangan mengelilingi beberapa anak lelaki yang sedang bertanding.
Gadis itu berdiri seraya memegang kreseknya. Ia menduga apakah Fari dan Arsen sedang bertanding. Lalu ia segera memincingkan mata untuk memastikan dugaannya."Omaigat Calon Lakik gue!" Senyuman kecil dapat terukir jelas diwajah Filo.
"Filo," ucap Vivi dan Ella yang baru saja datang dari kantin, bersama sebuah botol Aqua.
"Filo," panggilnya lagi.
Filo masih terpana akan pesona Fari. Hingga tak menyadari keberadaan sahabatnya, yang kini terus memanggilnya"FILOOO! HEI!!" ucap Ella mengeraskan suara sambil mengibaskan tangannya tepat di wajah Filo.
"Etdah buset. Lo gak tau apa gue lagi nikmatin pemandangan seger begini. Emang kalian gak bisa liat gue seneng," ucap Filo seraya memegang kupingnya yang terasa ingin lepas.
"Nih, minum buat lo. Lo hauskan? Pasti cape. Mau kita bantu gak nih?" tanya Ella diangguki Vivi yang memajukan bibir bawahnya.
"Nah pas banget. Bisa aja kalian nyenengin hati gue," ucap Filo tersenyum jail.
YOU ARE READING
following you
Teen FictionMemperjuangkan sesuatu yang sulit untuk dicapai memang cukup melelahkan. Sama halnya dengan Filo, gadis remaja menduduki bangku kelas 11 SMA tersebut, selalu sabar dan kuat ketika menghadapi Fari yang selalu menolak dirinya. Apalagi fakta terbaru...