Pembelajaran hari ini telah usai.
Semua murid SMA Mahardika diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.Filo kini tengah berdiri di depan pintu gerbang sekolah.
Sambil memasang earphone-nya.
Ia seperti sedang menunggu seseorang, sesekali ia celingak -celinguk seperti sedang mencari sesuatu."Filo," suara Ella menepuk pundak Filo.
"Ehh monyet-monyet," jawab Filo sontak, ia mengusap dadanya pelan.
"Lu keknya hobi banget bikin jantung gue copot," ucap Filo berdecak seraya melepas earphone-nya
"Lebay banget sih lo gitu doang," Ella terkekeh.
"Btw, lo nungguin siapasih," tanya Ella seraya mengedarkan pandanganya
"Ng-gak nungguin siapa-siapa," Filo sedikit gelagapan, ia malu jika mengatakan yang sebenarnya, bahwa ia menunggu Fari pulang. Namun lelaki itu tak kunjung melihatkan punggungnya.
Ella hanya mengangguk, ia tau Filo pasti menunggu Fari, namun dirinya enggan membahas.
Ella mencium pipi Filo, "gue pulang dulu ya, supir gue dah nunggu tuh," tunjuk Ella ke supirnya, yang tak lain pacarnya sendiri. Mike. Mike bersandar di depan mobil.
"Silahkan tuan putri," ucap Mike sembari membukakan pintu mobilnya untuk Ella.
Filo tersenyum geli, ia memutarkan bola matanya ke atas. Filo membayangkan jika Fari seperti Mike. Pasti sangat sweet pikirnya.
Tiga orang lelaki berjalan menuju pintu gerbang sekolah. Fari, Farel, dan Adit.
"Malam ini lo ikut ngumpulkan?
Tempat biasa," Farel menaikkan alisnya."Ya bisa jadi, bisa enggak. Soalnya, nyokab gue minta anter ke rumah temannya."
"Lo belum bisa move-on ya," pertanyaan dari Farel tak di gubris oleh Fari, pasalnya perhatian Fari kini teralih pada sosok wanita yang sangat familliar. Ia mengerjapkan matanya untuk memastikan penglihatannya.
"Rel, gue mau ke toilet, lo pulang duluan aja oke." Fari buru-buru membalikkan badannya. Lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.
"Ta-pi, woi ...., Farii lo kenapa?" teriak Farel, Ia menggeleng-gelengkan kepalanya meratapi Fari yang berlari seperti melihat setan.
"Ayo Dit lo bareng gue pulang."
"Fa-rii gi-ma-na."
"Udah biarin aja, lo temenin gue ngurus markas."
Adit mengangguk.
~~~
Fari menghela napasnya pelan, ia menyandarkan tubuh kekarnya di dinding belakang sekolah. Sesekali ia mengusap jidatnya yang sedikit berkeringat.
Sungguh dirinya sangat khawatir, bersyukur Filo tak melihatnya. Jika Filo melihatnya, bisa panjang urusan pikir Fari, lagipula ia malas jika harus bertemu anak chick itu.Fari mulai melangkahkan kakinya pelan, ke arah parkiran sekolah. Ia berjalan mengendap-ngendap sembari melewati pintu gerbang belakang.
Parkiran kini sudah kosong hanya tersisa mobil CR-V Black-nya.
Ia mulai membuka mobil seraya mengedarkan pandangannya. Jiwanya seperti kesetanan tadi, kini kembali pulih.Tepat saat Fari telah menduduki kemudinya.
"Hallo ka Fariii,"
Sapaan Filo yang kini berada di dalam mobil Fari, tengah tersenyum lebar.
Fari tersentak dengan keberadaan Filo.
"Astagafirullahulazim kena azab gue," batin Fari.
Fari menganga seraya mengerutkan keningnya. Ia masih tak percaya kini Filo sudah berada disampingnya.
YOU ARE READING
following you
Teen FictionMemperjuangkan sesuatu yang sulit untuk dicapai memang cukup melelahkan. Sama halnya dengan Filo, gadis remaja menduduki bangku kelas 11 SMA tersebut, selalu sabar dan kuat ketika menghadapi Fari yang selalu menolak dirinya. Apalagi fakta terbaru...