10

7 0 0
                                    

Alunan bunyi mesin cuci pakaian cukup  terdengar bagi seorang gadis dengan rambut dicepol asal, yang kini sedang berkutat bersama aktivitas hari minggunya. Ia terlihat sangat cocok menjadi sosok ibu rumah tangga. Bagaimana bisa di bilang seperti itu, Filo cukup telaten dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan rumah. Salah satunya seperti saat ini ia tengah menyetrika pakaian sembari menunggu putaran mesin cuci berhenti.

Di sisi lain, 2 orang gadis berada di atas ranjang pink nuansa ungu. Mereka Naura dan Laura, saudara angkat Filo itu cukup tertidur pulas. Namun bunyi alarm seketika membangunkan mereka. Perlahan Naura lebih dulu membuka matanya. Ia shock ketika melihat jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi begitupun dengan Laura yang baru saja mengucek matanya.

"Lau cepetann mandii!! Hari ini kita pergi ke kondangan Kakaknya Nilos!" teriak Naura, pasalnya adiknya itu lebih memilih memejamkan mata kembali.

"Iya-Iyaa, sabar dong. Gak sabaran banget jadi manusia!" kesal Laura

Setelah selesai mandi, Naura dan Laura langsung saja turun ke bawah, lebih tepatnya mereka pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di santap.
Namun, yang mereka temukan hanyalah tudung saji yang isinya kosong.
Hal itu tentu membuat Naura dan Laura kesal terhadap seseorang, siapa lagi kalo bukan saudara angkatnya, Filo. Karena semua pekerjaan di dalam rumah ini, termasuk memasak sekali pun, merupakan tugasnya Filo.

Terlintas sebuah ide di pikiran Naura, "Lau, sini gue bisikin," tuturnya. Laura langsung saja merapatkan daun telinganya ke bibir Naura. Setelah mendengar apa yang di katakan kakaknya itu, ia langsung saja menjalankan aksinya.

Raut wajah Naura dan Laura saling tersenyum licik.

Pertama, Laura menuju dapur belakang. Di mana Filo berada di bagian ruang Laundry pakaian yang hanya berbatas tembok. Setelah itu ia melihat Filo yang kini sedang membilas pakaian dari mesin cuci, dan di sisi lain gadis itu juga sedang melakukan aktivitas menyetrika pakaian namun ia tinggalkan dulu, mengingat putaran mesin cuci sudah berhenti.

Tanpa aba-aba Laura langsung saja mengambil alat perapi pakaian tersebut yang masih panas dalam colokan listrik, lalu ia tempelkan pada baju yang terpapar di meja setrika itu. Kebetulan baju tersebut merupakan milik Maura.

"Rasain Lo, anak pungut sialan!" ucap Laura yang kini sudah mulai menjauh.

***

Pesta pernikahan Nikol, kakak laki-laki pertama Nilos berlangsung cukup meriah. Terlihat begitu banyak dekoratif maupun desain yang begitu mewah.
Banyak para pengusaha, pejabat maupun orang penting turut hadir di pesta pernikahan ini. Hal tersebut dikarenakan keluarga Nilos merupakan keluarga konglemerat yang terkenal di Indonesia.

Nilos merupakan seorang lelaki yang Naura kagumi sejak pertama kali mereka bertemu dulu. Maka tak heran Naura begitu antusias saat ia di undang ke pesta pernikahan ini, Naura berdandan secantik dan sebaik mungkin hanya untuk bertemu Nilos, pasalnya lelaki itu tak pernah mengajak Naura pergi bersama entah hanya jalan-jalan biasa ataupun ke tempat-tempat layaknya seorang pasangan. Karena Nilos hanya mengganggap Naura sebatas teman masa SMP, dan tidak lebih dari itu. Namun beda halnya dengan Naura yang terlalu berlebihan terhadap Nilos.

"Hai Nilos, apa kabar lo," sapa Naura dan Laura yang baru saja mengambil minuman di sebuah meja yang telah di sediakan untuk para tamu.

"Emm, gue baik-baik aja selama masih hidup." ucap lelaki berbadan kekar dengan gaya rambut gondrong tersebut.

"Ya gak gitu juga kali," tutur Laura terkekeh.

"Btw, mana adek angkat Lo itu, kok gak di ajak?" ucap lelaki tersebut, seolah tahu banyak hal tentang Filo.

Napas Naura dan Laura tercekat mendengar pertanyaan lelaki itu, mereka saling melirik mata satu sama lain.

"Oh itu, si Fi-lo dia lagi tidur di rumah jadi kita gak ngajak," ucap Naura selembut mungkin.

"Biasalah, dia juga anaknya memang males bangun. Kerjaannya mah, cuma tidur doang di rumah, kalo gak tidur, ya main Handphone," titah Laura di angguki oleh Naura.

Setelah pembicaraan tersebut,  suasana hening seketika. Yang terdengar hanyalah alunan musik pesta. Nilos menatap dua wanita tersebut dengan tatapan sulit di artikan, hingga dirinya mengeluarkan suara beberapa saat.

"Okey gue pamit, mau ke tempat Nikol." tutur lelaki itu meninggalkan mereka.

Usai kepergian lelaki tersebut, Naura kesal dan meremas tangannya, ia semakin membenci Filo. Baginya Filo selalu saja membuat mood-nya hancur seketika.
Sang adik, Laura hanya bisa menepuk pundak kakaknya pelan.

***


"Argghh," ucap Filo dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana bisa ia menggosongkan pakaian ibunya. Jika begini sudah pasti Maura akan marah besar, oh Tuhan musibah apalagi yang engkau datangkan.

Tidak ada yang akan membela Filo kali ini, karena ayahnya, sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan sementara.
Raut wajah Filo kini mengisyaratkan rasa ketakutan yang begitu dalam.

Jam menunjukkan pukul 11 siang. Filo langsung saja melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia berpikir setelah selesai semua pekerjaan rumah dirinya ingin rehat sebentar. Walaupun di dalam pikirannya saat ini sedang berkecamuk.

Sebuah mobil Pajero hitam mendarat sempurna di depan rumah nuansa putih tersebut, seorang wanita turun dari dalam mobil. Benar saja dugaan Filo, baru saja dirinya mengatur napas. Namun Maura telah pulang setelah semalaman kerja di sebuah Club. Tidak tahu lagi apa yang akan terjadi setelah ini, jika Maura tahu bahwa baju kesayangannya itu telah gosong hingga robek.

***

TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH BACA

JANGAN LUPA

KLIK VOTE AND COMMENT

🖤🖤🖤

following youWhere stories live. Discover now