Suasana kantin cukup ramai. Terutama kantin milik Mpo Endah. Gorengan terenak dan terlaris selama jam istirahat hingga pulang sekolah.
"Woiilah, kusut amat tu muka," celetuk Farel menepuk pundak Fari seraya duduk di samping nya, "kenapa lo ada masalah?" Fari hanya mengendikkan bahu seraya menyeruput es mangganya.
"Gimana sama Filo? Come-on bro," Farel menyeringai.
"Apaansih," balas Fari malas.
"Gini ya. Filo itu cantik, body juga mantep, masak juga bisa. Yah meskipun gak terlalu pintar secara akademik. Tapi impian semua cowo tau, buat dapetin dia. Masa lu gak mau sama dia?"
Farel mendeskripsikan Filo seolah tau banyak tentang gadis itu."Gak semua cowo suka sama dia. Contoh gue."
"Halah. Lo emang beda dari yang lain bro. Awas ya, kalo tiba-tiba gue dengar lo jadian. Lo harus teraktir gue seumur hidup! Plus lu jadi babu gue gimana? " Farel terkekeh.
Fari seketika mmelayangkan telapak tangannya di jidat sahabatnya itu. "Lo gak sakit kan?" balas Fari seraya menaikkan alisnya.
Farel melotot tak terima dengan perlakuan Fari, langsung saja ia menepiskan tangan kekar tersebut. "Enak aja, gue sehat tau. Akuuu.... Anakk sehatt.... tubuhku kuattt..."
Fari terpelongo meratapi tingkah sahabatnya itu.
Tiba tiba di seberang sana Adit di gerumbungi oleh penggemarnya.
"Ka Adit .... Ka Adit .... Foto yuk."
"Kak Adit kok gumush si."
"Kak Adit ganteng banget."
"Kak Adit baik banget si".
"D-ua .... Ti-ga-Zo-di-ak-ge-mi-ni. Gu- ma-sih la-ku-wa-lau-pun-g-ue be-gi-ni," tutur Adit membuat Fari dan Farel tertawa.
Tiga orang wanita memasuki wilayah kantin. Siapa yang tak kenal mereka di sekolah ini. Bisa di bilang mereka-lah circle wanita terhits di SMA Mahardika.
Siapa lagi kalau bukan Amira, Siska dan Shiren. Circle yang di pimpin oleh Amira tersebut selalu saja membuat heboh para kaum hawa. Langsung saja Amira menolehkan pandangannya pada objek yang ia cari sejak tadi.
"Hallo Baby," sambar Amira mengalungkan kedua lengannya ke dada Fari dari arah belakang.
Fari meliriknya sekilas, lalu menyingkirkan tangan Amira. Ia tak mau menjadi sorotan penghuni kantin.
"Kamu kenapa sih. Cuekin aku."
Fari hanya membalas dengan tatapan hampa. Perhatiannya kini teralih. Ketika seorang wanita yang tak lain Filo. Filo berjalan menghampiri warung Mpo Endah.
Similir angin berhembus sangat kencang, membuat sang pemilik rambut hitam pekat kecoklatan itu, tertiup menari kesana kemari. Hal itu tentu, mencuri perhatian kaum adam yang kini tengah terpukau. Terlihat juga di kantong seragam bagian dada kirinya, terdapat 1 bungkus Fullo rasa vanila atau wafer roll favorite-nya.
Fari tertegun ketika melihat Filo.
Tak biasanya Filo membiarkan rambutnya terurai pikirnya."Mpo, bakwannya 5 yaa. Sama tehnya 1."
Filo memesan jajanannya."Mau yang dingin apa yang hangat tehnya neng?" tanya Mpo Endah tersenyum ceria.
"Yang dingin aja Mpo. Soalnya yang dingin kadang bisa leleh karena hangat," ucap Filo. lalu ia tercengir seperti orang tak waras.
"Duh kalian cocok tau. Yang satu dingin," ucap mpo Endah melirik Fari seraya mengangkat jari telunjuknya. "Yang satunya hangat, ramah lagi kayak neng Filo," imbuh mpo Endah mengangkat jari telunjuk satunya menunjuk Filo.
Siapa sih yang tak tahu dengan Filo. Semua murid disekolah, guru-guru, satpam, pengurus sekolah, serta mpo Endah. Juga tau Filo menyukai Fari.
Filo melirik Fari yang kini tengah menelan ludahnya. Fari merasa tersindir namun ia kembali. Membuang wajahnya.
Amira kesal dengan Fari yang terus-terusan menatap Filo.
Ia menghempaskan kakinya seraya bersedekap dada. Di lanjutkan Siska dan Shiren kini menatap Filo tak suka.
Filo hanya terkekeh dalam hati.
Ia melangkahkan kakinya menghampiri Fari. Lalu mengeluarkan wafer roll-nya dari dalam kantongnya."Inih buat Kaka." Filo menjulurkan tangan kanannya berisi 1 bungkus Fullo ke Fari.
Fari melirik sekilas.
Lalu terlintas sebuah ide di pikirannya."Kamu hari ini cantik banget," ucap Fari sontak menatap Amira. Lalu ia tersenyum simpul. Ia ingin membuat Filo cemburu.
"Aaa. Uww-wu banget sih kamu," sahut Amira salting. Namun tak di gubris oleh Fari. Fari hanya fokus ke Filo, yang kini tersenyum getir saat mendengar penuturannya ke wanita itu.
Amira menatap raut wajah Filo dengan angkuh. Ia merasa Fari kini berpihak padanya.
"Kasian deh lo," tutur Amira ke Filo. Namun Filo nampaknya biasa saja.
Filo mendudukan bokongnya ke kursi yang panjang samping Farel. Ia tepat menghadap Fari hanya berjarak meja.
"Udah buat gue aja Fil. Kebetulan gue butuh yang manis. Kaya lo," ucap Farel mengambil wafer roll dari tangan Filo seraya terkekeh. Filo hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu ia melirik Fari yang kini menatap nyalang kepada sahabatnya.
"G-gak," Fari merampas wafer itu dari Farel. Lalu meletakkannya di dekat tangan Filo yang kini berlipat di meja
"Buat lo aja ya. Ini gak enak. Jangan kasih ke gue atapun teman gue," ucap Fari tersenyum remeh.
"Lah, Why? Tapi gue suka kok," sergah Farel memancing Fari.
Dasar teman laknat. Pikir Fari.
Fari melototi Farel agar mengikuti perintahnya.
Farel hanya terkekeh.
Ia tau Fari cemburu."Gengsi di pelihara." titah Farel kesal pada sahabatnya itu.
Tak peduli dengan ucapan Fari. Filo membuka bungkus wafer roll itu.
"Nih .... aaa," ucap Filo sembari mendekatkan wafer roll-nya ke mulut Fari.
Fari terperangah. Ia reflek menghempaskan tangan Filo. Hingga wafer roll itu jatuh, tepat di kaki Amira.
Amira tersenyum licik. Ia sedikit mengangkat kakinya lalu menginjak
wafer roll itu hingga remuk.Tatapan nyalang dari netra gadis itu nampak begitu sangar. Ingin sekali Filo membunuh wanita di depannya ini. Namun ia sadar jika melawan Amira, sama saja ia bertaruh nyawa dengan sekolahnya.
Filo kini beranjak dari kursinya. Ia menatap Fari dengan tatapan nanar, hal itu mengisyaratkan rasa kekecewaaan pada lelaki itu. Ia lalu melangkahkan kakinya, pergi meninggalkan kantin.
Fari melihat kepergian Filo dengan iba. Entahlah apa yang ada di pikiran Fari saat ini. Ia merasa bersalah. Sorot matanya terus saja mengikuti arah punggung gadis itu, yang kini kian menjauh.
Apa mungkin ia mulai ada rasa dengan Filo. Tidak-tidak. Ia tak boleh jatuh cinta dengan Filo. Bukannya, dulu sering kali mengabaikan Filo. Namun entah kenapa rasanya cukup berbeda kali ini.
Terimakasih
🖤🖤🖤
Jangan lupa klik Vote and komen yaa
Bestiee
YOU ARE READING
following you
Teen FictionMemperjuangkan sesuatu yang sulit untuk dicapai memang cukup melelahkan. Sama halnya dengan Filo, gadis remaja menduduki bangku kelas 11 SMA tersebut, selalu sabar dan kuat ketika menghadapi Fari yang selalu menolak dirinya. Apalagi fakta terbaru...