t i g a

3 1 1
                                    


alow cantik cantikku jangan lupa vote yaaaaaaaa.

komen andddd follow pecintaanakepakrete ya manisssku.

nikmati ceritanya ya cantik cantikku tanpa sangkut pautin di dunia nyata!

ini hanya sebatas karya fiksi dan haluan semataaaaa, terimakasih atas waktunya dipersilahkan untuk menikmati haluan sayaaaaa.

*Happy reading*

****

P

agi harinya. Pukul enam lewat lima menit. Angga sudah berada di kediaman rumah Kathrin. Nggak bisa disebut rumah juga sih. Orang bentukannya juga kayak istana, megah dan mewah banget. Apalagi fasilitas dan isi di dalamnya. Mahal-mahal, mulai dari guci, vas yang mahal. Bunga yang sangat langka di pot-pot yang tumbuh subur. Eskalator, lift, lampu-lampu yang indah di tambah interior rumah yang sangat memadai. Banyak ruangan khusus, ada ruang olahraga atau gym, bioskop, Timezone ala kadarnya, supermarket mini juga ada lho.

Udahlah. Kalau jabarin kekayaan dan ke mewahan rumah Kathrin. Nggak akan pernah ada abisnya. Keturunan konglo emang gitu.

"TANTE MAMI! APA KABAR? GOOD MORNING," teriak Angga. Menyambut kedatangan Winda— mamanya Kathrin yang baru keluar dari arah dapur sedang menyiapkan sarapan. "Makin cakep aja nih di liat-liat, Tan."

Dipikir-pikir ini kebalik ya? Kenapa malah Angga yang menyambut tuan rumahnya. Entahlah, kelakuan pemuda itu memang ada-ada aja kalau di rumah Kathrin.

"Bisa aja kamu, Ngga." Winda tersenyum hangat ke Angga yang juga tengah tersenyum. Sambil menarik kursi kedua di meja makan yang sudah di penuhi banyak makanan. "Kamu mau sekalian sarapan, gak? Tante masak banyak lho."

"Boleh dong. Angga kan kesini emang mau numpang sarapan," tuturnya terlalu jujur. Padahal tujuan utamanya adalah menjemput Kathrin.

"Nggak tau diri ya lo, Ngga!" seru gadis yang baru saja turun dari lift rumahnya. Sudah lengkap dengan pakaian sekolah atasan berwarna putih,  di balut rompi berwarna hitam dasi berwarna mik merah, putih dan hitam. Bawahannya rok sebatas paha yang senada dengan warna rompinya. Penampilan gadis itu hanya sederhana saja, rambut panjangnya yang tergerai, ada satu pita yang menempel dan makeup sewajarnya. Sesuai umur gadis itu yang masih berumur 16 tahun. Kelas 11 IPS 01. "Kalau lo yang numpang makan disini. Bisa-bisa tekor! Makan lo sebakul soalnya," cibirnya.

Angga yang sedang menyantap nasi goreng sontak menoleh ke hadapannya. Posisi mereka hadap-hadapan sekarang. Hanya terhalang meja makan.

"Yee ... Lo juga sama kali, makan nya sebakul. Tapi kagak gendut-gendut heran. Jadi curiga gue, kalau lo cacingan."

"Uhuk... Uhuk!" baru juga suapan pertama nasi gorengnya, udah dibuat tersedak ajak Kathrin. Gara-gara ucapan laknat dari Angga barusan. "Sialan, Lo Angga!" geramnya, yang sudah selsai meminum air putih untuk meredamkan tersedaknya.

Angga tanpa rasa dosa cuman terkekeh melihat raut kesal dari Kathrin. "Yee... Pagi-pagi udah monyong aja tuh bibir," cetus Angga sambil ngunyah nasi di mulutnya. Pandangannya masih tetap menatap lurus kearah Kathrin yang lagi fokus makan.

"Kath! Kathrin! Kathrina!" panggil Angga iseng. Setelah tadi ucapannya tidak direspon oleh Kathrin yang sedang bad mood. "Nggak asik ah. Lo mah ngambekan," sungutnya.

"Bisa diem gak sih, lo?" sewot Kathrin.

"Nggak bisa."

"Ngeselin emang," dengusnya.

Friendzone [F5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang