1

3.1K 193 3
                                    

Minggu pagi, seorang gadis bermata kucing sedang bersantai di taman dekat komplek perumahannya. Gadis berusia 21 tahun yang bernama Jennie Ruby Jane Kim, salah satu mahasiswi Fakultas Hukum semester akhir. Dia duduk di salah satu bangku yang tersedia dengan buku ditangannya serta earphone yang terpasang dikedua telinganya.

Matahari sudah mulai terik, dilihatnya jam yang melingkar sempurna ditangan kirinya.

"Sudah jam 9 rupanya" Gumamnya pelan

Dengan segera dia menutup buku dan bangkit untuk kembali ke rumahnya. Namun, niat itu dia urungkan setelah dia melihat dua anak perempuan kira kira berumur 5 dan 6 tahunan sedang berdiri didepannya.

"Mommy!!!" Girang salah satu dari mereka, sepertinya dia berumur 5 tahun

Jennie menengok ke kanan dan ke kiri tapi tak menemukan seorangpun disekitar mereka. Jennie kembali menatap keduanya

"Kalian tersesat? Dimana orang tua kalian? Apa mommy kalian ada disini? Kalian sempat memanggilnya tadi, tunjukkan dimana keberadaannya. Akan kakak antar kalian menemuinya" Pertanyaan yang beruntun Jennie tanyakan

Keduanya hanya terdiam sambil memperhatikan Jennie dengan tatapan rindu terbesit dikedua mata mereka.

"Hey" Panggil Jennie

"Dimana mommy kalian? Ayo kakak antar kalian menemuinya" Ucapnya sekali lagi

"Kau mommy kami" Jawab sang kakak sepertinya

"Hah?" Beo Jennie

Aku? Mommy mereka? Aku bahkan belum menikah, bagaimana bisa sudah mempunyai anak? Dua sekaligus lagi. Mungkin mereka salah orang pikirnya.

"Hey anak manis, jangan bercanda. Ayo tunjukkan jalannya, kakak akan mengantar kalian" Jennie maju dan menggenggam tangan kedua anak tersebut.

"Benar, kami tidak salah orang. Kami anak di masa depan mommy" Jelas yang tertua

"A-apa? Bagaimana bisa? Kalian ingin menipuku ya?" Jennie tentu tak percaya

"Tidak, kami bukan pembohong. Mommy sendiri yang bilang jika berbohong itu tidak baik"

"Ais, gak tau lah. Terserah kalian, kalau gak mau dianterin ya udah aku pulang duluan"

Jennie melepas tautan tangan keduanya dan bersiap untuk berlalu sebelum sebuah tangan mungil memeluk kakinya erat.

"Hiks, mommy udah engga sayang lagi sama Jiwoo. Mommy jangan tinggalin Jiwoo hiks" Isak sang adik

Jennie jadi iba, tapi apa dia harus menolong mereka? Kalau mereka suruhan preman gimana? Argh gak tahu lah tolong saja mereka.

"Adik manis, jangan menangis oke? Begini saja, kalian ikut ke rumah kakak untuk makan siang lalu kita cari orang tua kalian sama sama, bagaimana?" Jennie berjongkok menyamakan tinggi dengannya sambil mengusap air mata yang terus mengalir di pipi chubby nya. Jennie berpikir mungkin mereka kehilangan orang tuanya, jadi mereka mengira Jennie adalah mommy nya. Tapi masa iya mereka gak mengenali wajah ibunya? Bukankah itu sangat berbahaya? Mereka tentu mudah untuk diculik

"Ayo, kita menuju mobil kakak dulu"

Jennie kembali menggandeng keduanya menuju parkiran tempatnya memarkirkan mobil.

Sesampainya mereka, Jennie membukakan pintu penumpang untuk dua bocah tersebut. Berjalan menuju kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya perlahan. Jennie mengemudi dengan suasana sunyi yang menyelimuti

"Eum, kalau kakak boleh tahu siapa nama kalian?" Jennie mencoba memecah keheningan tersebut

"Namaku Ella mom Ella Ruby Kim. Dan dia adikku, Jiwoo Ruby Kim. Ruby dari nama mommy lalu Kim marga daddy dan mommy" Jawabnya antusias

Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang