Mimpi

566 8 3
                                    


Haiii aku datang dengan cerita absurdku. Sebagian besar ini narasi dan tak ada percakapan. Jadi yang nggak suka baca cerpen tanpa percakapan, ya terserah mau baca apa gk.

Mengenai ceritaku yang lain. Aku mutusin buat nggak update bulan ini. Lappy tersayang lagi rusak soalnyaa :"( terus ngetik di hp juga nggak enak jadi..... buat yang nunggu ceritaku, silakan tinggalkan ceritaku dan kembali akhir bulan Mei nanti. Itu pun kalo mau wkwk

Cerita ini aku dedikasiin buat para cewek korban php dan modus para lelaki tak bertanggung jawab. Let's move on. aku tau kok itu susah tapi kita pasti bisa. fighting!

Ini pertama kalinya aku mengingat mimpiku. Mimpiku tentangmu yang tak ada habisnya. Mulai dari mimpi kau jauh dariku hingga kau berada sangat dekat denganku. Apa sebenarnya yang aku rasakan?

Kala itu aku masih belum mengenalmu. Aku yang dikenal cuek dan tak peduli jelas tak mengacuhkan segala gosip dan pembicaraan orang disekitarku. Oleh karena itu saat melihatmu, aku pikir kamu adik kelas yang kebetulan satu ekskul denganku.

Hari-hari dilewati dengan lancar setelah itu, tapi mulai berubah saat kau berkunjung ke dalam mimpiku untuk yang pertama kalinya.

Mimpi sering kali absurd. Kadang dalam hitungan detik bisa berganti tempat dan orang. Sebagian besar yang ada dimimpiku kala itu tak ku kenali hingga saat itu aku melihatmu.

Kau diam dan memandangku dari jauh. Begitu pun aku. Kita saling berjauhan dan saling memandang satu sama lain tanpa ada tujuan dan maksud apa pun.

Saat mendapati aku terbangun dari mimpi itu, aku sadar. Bagaimana bisa aku masih mengingat jelals mimpi itu? sedangkan biasanya aku tak pernah mengingat mimpi walau itu baru satu detik aku terbangun.

Aku mencoba berpikir rasional. Mungkin saja yang kumimpikan itu orang lain d n mungkin saja mimpi itu hanya bunga tidur untuk menemani malamku.

Tapi, kini aku baru sadar. Mimpi itu pertanda. Ternyata kamu dan aku mulai dekat bagaikan teman lama tanpa ada kecanggungan satu sama lain. Mengingat kamu yang cemberut saat aku pernah mengiramu 'adik kelas' kadang membuatku tertawa sendiri.

Dan saat itu aku hanya tau bahwa kita seangkatan. Dan selebihnya aku tak tau apa-apa lagi tentangmu.

Mimpi kedua pada malam itu pun membuatku termangu. Bagaimana bisa kita menjadi sedekat itu dalam mimpi. Memang nyata nya kita sedang dekat tapi tak sedekat dalam mimpiku. Di mimpi itu aku dan kamu terlihat sama-sama bahagia. Kita selalu bersama dan bahkan sepertinya dalam mimpi itu aku telah menjadi milikmu.

Saat terbangun aku termenung. Bagaimana bisa orang yang baru kukenal sepertimu sudah memasuki mimpiku dua kali? Bahkan aku hanya tau nama, kelas dan hobby mu. Selebihnya yang ku tahu hanya senyummu, sikap dingin 'mendadak'mu dan binar bahagiamu saat bicara dengan temanmu mengenai hobbymu. Tak ada yang lain yang ku ketahui selain itu. Tapi dengan hebatnya kamu masuk ke mimpiku untuk kedua kalinya.

Setelah mimpi itu sikapmu makin hangat denganku. Kamu selalu ada di manapun aku melangkah. Kadang pernah terpikir olehku, jangan-jangan kamu mengikutiku diam-diam.

Tolong jangan tertawakan aku karena pikiran absurdku itu. Aku tau pertemuan kita dimanapun itu hanya kebetulan semata. Jujur aku tak berani menyebut itu takdir.

Selama satu bulan kita dekat. Bahkan teman-temanku mulai menanyakan perihal hubungan kita. Dan itu membuatku sedih.

Apa sebenarnya kita ini? Hubungan apa yang kita jalani saat ini? Dan mengapa semua tak henti menanyakan itu padaku?

Tak taukah kamu senangnya aku saat sikap posesifmu yang tersirat itu terlihat olehku?

Sikap marahmu jika ada sahabatmu mendekatiku dan menggodaku, sikap dinginmu jika aku tak menyapamu saat berpapasan dan sikap saat kau jalan bersamaku.

Dan bodohnya aku kala itu masih menganggapmu teman biasa. Hatiku memang sulit dimasuki. Dan aku takjub padamu yang tetap bertahan dan mengambil langkah perlahan.

Dan diam-diam kamu telah memasuki hatiku dan bermukim disana.

Kapan aku sadar?

Hari itu kamu lain dari biasanya. Kamu tak menyapaku. Kamu bersikap dingin padaku dan tak mempedulikan aku seperti biasanya. Awalnya kupikir mood mu sedang buruk atau kamu ada masalah. Tapi ternyata itu berlangsung beberapa hari dan aku sungguh tak tahan jauh dan diam seperti itu denganmu.

Kuberanikan bertanya padamu melalui pesan singkat, 'apa salahku?'

Kamu membalas seakan kita sedang baik-baik saja, 'maksudmu apa?'

Terkadang aku muak dengan ketidak pekaan mu tapi aku tak mau membencimu dulu sebelum aku tau kebenaran dan alasan kamu melakukan itu padaku.

'aku kira kamu nggak nyaman karena aku selalu menjailimu', saat membaca itu hatiku sedih. Ini salahku. Salahku karena selalu bersikap seperti orang yang terganggu dan tak suka dengan sikap jailmu padaku. Padahal hatiku sungguh senang karena kini masa sma ku tak lagi hampa dan ada sedikit warna yang kamu berikan untukku.

Setelah itu kamu kembali bersikap normal padaku. Tapi aku tak puas dengan itu. Sebut aja aku egois tapi aku memang begitu. Aku ingin kamu kembali memberikan warna itu bukannya kembali bersikap layaknya teman biasa padaku saat aku sudah menganggapmu spesial.

Mimpi ketiga, mimpi yang terindah dan terburuk untukku.

Di mimpi itu kita dekat. Sangat dekat. Tapi perlahan kamu menjauh dan pergi. Aku terbangun dan tanpa sadar air mata sudah mengalir di pipiku.

Apa sebenarnya maksud mimpi itu? apakah sama seperti mimpi mimpi sebelumnya yangmenjadi kenyataan? aku takut sangat takut.

Ternyata itu benar-benar menjadi kenyataan. Kamu makin jauh dariku terlebih lagi hari mendekati ujian sudah dekat. Otomatis waktuku untuk melihatmu juga semakin menipis mengingat setelah ujian nanti kita akan jarang bertemu bahkan akan sulit untuk bertemu.

Hari perpisahan pun dilaksanakan. Dengan batik sebagai dress code dan dilengkapi bawahan hitam kita bersama yang lain upacara. Aku melihat punggungmu yang berada di barisan paling depan. Aku rindu bertengakar denganmu. Aku rindu senyummu dan aku rindu semua tentangmu.

Seusai upacara semuanya bubar dan mulai menikmati kebersamaan dengan teman-teman yang lain. Diam-diam aku mencarimu dan ingin menanyakan keberadaanmu tapi apa daya. Keberanianku masih diujung kuku.

Ponselku berdering, sebuah pesan darimu yang sudah lama kutunggu membuat rautku yang muram menjadi cerah, 'kamu dimana?'

Aku senang. Ternyata bukan cuma aku yang mencarimu. Tapi aku tak bisa membalas karena kebetulan pulsaku habis. Aku langsung berusaha mencari kemana pun untuk membeli pulsa tapi tak ada hasil.

Dan datanglah kamu dan temanmu dengan pohon kecil sebagai pemisah kita.

Aku kecewa saat tau kamu mencariku karena temanmu. Aku sedih karena terlalu bodoh menyimpulkan isi pesanmu. Ternyata itu hanya harapan kosong belaka.

Setelah itu kita tak lagi bertemu. Lost kontak dan tak ada komunikasi sama sekali. Aku sempat melupakanmu karena sibuk dengan rencana perkuliahanku. Begitu pun kamu.

Dan kini, sudah setahun kita tak bertemu, aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu. Tapi aku langsung termenung saat menyadari pertanyaan yang terlintas di pikiranku.

apa yang aku katakan padamu nanti?

Apa yang akan aku bicarakan nanti?

Kenapa aku begitu takut untuk bertemu kembali denganmu?

Dan kenapa kamu masih terus berada di pikiranku disaat begitu banyak laki-laki masuk keluar di kehidupanku.

Malam sebelum janji kita untuk bertemu, aku kembali memimpikanmu. Kita kembali dekat dan bahagia. Tapi saat terbangun, aku tau, itu hanya mimpi belaka.

Cerita singkat langsung -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang