“Zel!” Riko memanggil Azela yang tengah berjalan keluar kelas. Azela menoleh lalu menepuk keningnya pelan, “aduh maaf Rik. Gue lupa bilang kalo nanti gue pulang bareng sama Randy.”
Riko tersenyum pahit. Dan tentu saja Azela tak melihatnya karena gadis itu langsung berlalu pergi.
Azela, gadis yang selama tiga tahun ini mengisi hari-harinya. Mulai dari pagi hari ia menjemput Azela dirumahnya untuk berangkat bersama hingga sore hari saat ia mengantarkan Azela pulang. Itu sudah menjadi kebiasaan rutinnya tiga tahun ini.
Namun akhir-akhir ini, Azela agak berubah. Ia sudah jarang minta dijemput dan diantar kemana pun. Bahkan ia melarang Riko untuk mengantar jemput ke sekolah.
Dan itu semua karena Randy, pemuda yang beberapa hari ini selalu bersama Azela. Riko tak dapat menepis rasa cemburu dihatinya. Tapi, ia bukanlah siapa-siapanya Azela. Dianggap sahabat saja sudah disyukuri Riko.
Mungkin kalian beranggapan Riko itu freak, bodoh, jelek atau mungkin buruk rupa karena ia mau saja diperlakukan seperti budak oleh Azela. Tapi kalian salah.
Riko termasuk pangeran di sekolahnya. Tak ada gadis yang tak terpesona padanya. Apalagi kebaikan hatinya dan kepintarannya semakin menambah nilai plus dimata para pemujanya.
Tak jarang para pemujanya menggertak, menghina bahkan menganiaya Azela secara sembunyi-sembunyi. Tapi hal itu tak luput dari pandangan Riko. Riko akan segera mencari mereka dan memberikan ancaman yang cukup membuat mereka tunduk.
Dan dari mana mereka tahu? Tentu saja dari Azela. Dengan tangisan yang dilebih-lebihkan ia mengadu pada Riko dan menceritakan perilaku para pemujanya yang dilakukan pada Azela. Dan cerita itu dilebih-lebihkan. Tak jarang pula sebagian cerita itu hanya omong kosong, bukan fakta.
Tapi Riko sudah jatuh terlalu dalam. Ia begitu gampang mempercayai Azela dan bersedia melakukan apa saja untuknya. Bahkan tak jarang ia meninggalkan ekskul yang merupakan hobbynya hanya untuk mengantarkan Azela ke suatu tempat.
Entah kapan hati Riko akan terbuka dan dapat melihat kebodohannya.
Hari Sabtu. Hari para pemuda pemudi yang berpasangan bertemu, berkencan dan menghabiskan malam minggu bersama. Tapi tak jarang juga para single bergelung di kamar seraya bergalau ria sambil berjelajah di dunia maya.
Namun berbeda dengan Riko.
Hari ini Azela memintanya untuk mengantarkan ia ke salah satu mall di Jakarta. Ia sempat mengira bahwa Azela akan mengajaknya kencan. Sehingga sebelum menjemput, Riko sibuk mencari pakaian yang pantas menurutnya.
Setelah setengah jam memilih, akhirnya pilihannya jatuh pada kaos polo biru muda yang dilengkapi dengan jaket kesayangannya disertai celana hitam dan sneakers kesayangannya.
Dengan hati senang ia mengendarai motornya menuju rumah Azela. Riko bertekad akan menyatakan cintanya hari ini. Setelah tiga tahun lamanya akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk mengatakannya.
Suara motor yang sudah Azela kenal memasuki pekarangan rumahnya. Dengan hati riang Azela keluar rumah dan menghampiri Riko.
“Akhirnya lo nyampe juga, ayo kita berangkat,” Azela langsung naik ke motor Riko. Dan mereka pun melaju menuju tempat tujuan.
“Rik, sampe sini aja,” ujar Azela sambil menepuk bahu Riko dan Riko langsung menghentikan motornya tak jauh dari pintu lobby.
Lalu Riko membuka kaca helmnya, “lo tunggu sini sebentar sementara gue memarkirkan motor, okey?”
Azela terlihat kebingungan dan merasa bersalah, “eh hmm Rik, gue kayaknya agak lama, jadi lo pulang aja.”
Riko memandang Azela tak mengerti. Azela kembali melanjutkan, “gue.. hmm.. makasih ya udah nganterin gue kesini, lo emang sahabat terbaik gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita singkat langsung -end-
Romancecerita pendek tentang manis dan pahitnya cinta. Love is......