15. Why me?

887 103 0
                                    

[Name] POV

'Kenapa badan gua kaga bisa digerakin ya? Gua meninggal kah? Terakhir gua inget gua tidur habis ngasih kado hadiah ke Jay deh..'

Aku membuka mataku perlahan.

"Saya tidak tau lagi siapa yang harus saya warisi kekuatan saya.." Gadis cantik menggunakan baju perang lengkap sedang berbicara kepada seorang wanita.

"Mengapa harus dia, wahai Athena? Kau bisa memilih orang lain yang lebih kuat dan lebih berkuasa daripada dia. Dia hanyalah seorang anak dengan keperawanan yang selalu ada pada dirinya!" Ucap lawan bicaranya.

"Mengapa Anda marah jika penerus saya perawan? Justru itu yang perlu dibanggakan dari seorang pewaris saya." Orang yang disebut Athena itu berkata.

"Justru orang yang terlahir dari rahim-mu sendiri akan menjadi pewaris terbaik dari keturunanmu. Dia hanyalah orang lain yang tidak sengaja kau jatuhi kekuatan, Athena." Wanita itu tampak sedikit kesal.

"... Memang itu benar, namun masa lalu tidak bisa diulang lagi, Dewi Hera." Ucap Athena.

"Terserah denganmu-- Ah, sudah bangun rupanya." Orang yang disebut Hera itu menyadari bahwa aku sudah terbangun, Athena ikut melihatku.

"Halo, maaf jika kamu mendengarkan perbincangan tadi. Nama saya Athena, Dewi perang. Dan beliau adalah Hera, Dewi pernikahan." Athena mendekatiku, mengelus rambutku, dan tersenyum kepadaku.

Aku tersenyum canggung. "Iya.."

Hera menghela nafasnya. "Kau, pewaris Athena yang ketiga." Sepertinya Hera memanggilku.

"Aku memintamu agar kau menikah dan mempunyai anak." Ucap Hera yang membuatku dan Athena terkejut.

"Dewi Hera, tidak bi--" Hera memotong perkataan Athena.
"Apa, hah? Aku hanya mengasihani pewaris Athena, mereka tidak berkembang dengan baik." Ucap Hera.

Hera duduk di sampingku. "Ingat, kau harus menikah agar pewaris Athena bisa lebih kuat. Ajarkan anak-anakmu beladiri dan biarkan mereka melampauimu."

"Dewi Hera, tujuan kita pergi ke mimpinya bukan ini." Athena memegang pundak Hera.

"Lalu? Kau hanya ingin menyapanya, Athena? Kau hanya ingin menjelaskan tentang warisanmu kepadanya? Lalu kenapa mengajakku? Jika itu yang ingin kau katakan padanya, cepatlah. Aku akan menunggumu dilautan sana." Hera menunjuk ke lautan biru yang luas didepan sana.

"Baiklah." Athena mengangguk, lalu memegang pundakku.

"Maaf sebelumnya mengejutkanmu, namun kamu-lah yang terpilih, [Name]." Athena menatap dalam mataku.

"Terpilih..?" Tanyaku sekali lagi.

"Benar. Apakah kamu mengingat reinkarnasi sebelum kamu?" Tanya Athena.

"... Ra-Rachella Vin D'luna?" Jawabku memastikan.

"Benar. Dia adalah reinkarnasi sebelum kamu." Ucap Athena.
"Menurut yang diramalkan, saya memiliki 3 pewaris. Dan kamu yang kedua." Lanjutnya.

"Saya sendiri, Athena. Lalu reinkarnasi pertama, Rachella Vin D'luna. Dan kamu reinkarnasi kedua, [Name] Jo. Jika kamu ingat, Rachella meninggal dikarenakan.. Tertabrak sapi saat ia mengendarai motor temannya... Kamu bisa menilai sendiri, bahwa itu cara mati yang konyol." Athena sedikit tak bersemangat saat menceritakan Rachella yang meninggal karena tertabrak sapi.

"Saya tidak meminta kamu untuk menikah dan melahirkan anak seperti yang diminta Dewi Hera. Saya tidak meminta apapun dari kamu." Ucap Athena.

"Apakah akan ada hadiah jika saya melakukan permintaan Dewi Hera?" Tanyaku.

Athena hanya terdiam sebentar sebelum Hera mendekati mereka kembali.

"Ada! Kau mau? Jika kau mau, penuhi permintaanku sebelum kau mati." Hera menaruh tangan indahnya di kepalaku.

"Apa?" Tanyaku lagi, Hera hanya tersenyum miring.

"Menjadi salah satu dewi, kau mau?" Tanya Hera.

"... Akan ku usahakan jika mau." Jawabku, Hera paham maksudku.

"Jadi kau masih berpikir? Ya jika kau tertarik, menikahlah sebelum meninggal. Jika tidak tertarik ya sudah. Kau tidak rugi, tapi jika kau melakukannya kau mendapat keuntungan." Athena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan lalu membuang nafasnya.

"Baiklah.. Saya rasa cukup itu saja pertemuan kita, [Name]. Karena ini sudah waktunya kamu bangun, jadi kami akan pergi dari sini." Athena menyenggol lengan Hera pelan.

"... Kami pergi dulu, jaga dirimu baik-baik, bocah." Hera melambaikan tangannya, bersamaan dengan Athena.

"Selamat tinggal, semoga kita dapat bertemu lagi." Athena dan Hera tersenyum padaku, begitu juga aku.

"...." Aku melihat sekeliling.

"Kok aku ngga bangun? ..." Gumamku.

"HAH?!!" Aku panik.

"Tunggu--" Aku melihat tanganku sendiri, lalu menampar pipiku.

*Plak!


"Hah?!" Aku tersentak. Saat ku mengedarkan pandanganku, aku berada di kamarku.

"... Syukurlah masih hidup.." Aku mengelus dadaku yang masih berdebar, lalu melirik jam yang menunjukkan jam 5.

"... Hera? Firasatku mengatakan bahwa akan ada reinkarnasi dari Hera yang akan menemui ku.."




-Saya rasa sudah cukup untuk bagian "15. Why me?" ini. Tekan bintang dibawah untuk vote, dan jika berkenan silahkan beri komentar. Sekian dari saya selaku author cerita ini, jika ada yang kurang atau typo silahkan ingatkan author. Terimakasih.-

Windbreaker x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang