22. Marah-marah mulu, maunya apaan sih?

1.2K 82 5
                                    

Sore hari yang indah-- Mari kita lihat rumah kediaman keluarga Jo. Terlihat Jay yang sedang mengeluarkan sepedanya dari gudang.

“Kau gila ya... Kau mau kemana dengan sepedamu dan bagaimana jika ibu pulang?” Tanya Kay.

“Kau harus cepat pulang sebelum ibu datang, Jay.” Ucap [Name].

“Aku akan segera kembali.” Balas Jay.

“Kalau ibu melihatmu pergi dengan sepedamu, kau akan... Mati...” Kay melihat Jay sambil mengupil, sayangnya jarinya masuk terlalu dalam hingga Kay mimisan. Disaat itu juga ibu Jo berada didepan mereka.

“Ibu... kok sudah pulang?” Tanya Kay dan [Name] bersamaan.

“Mau kemana dengan sepedamu, Jay? Kenapa kamu belum mengganti seragam mu? Bukankah sudah ibu katakan kepadamu jangan bersepeda lagi sampai kamu kuliah, apa kamu tidak mengerti?!! Peringkat berapa kamu akhir semester ini?!!!" Ibu [Name] berjalan melewati Jay sambil memarahi putra keduanya itu.

"Masuklah sekarang dan belajarlah--" Jay tidak peduli apa yang ibunya katakan dan akan tetap pergi.

"HEI!! APA KAMU TIDAK DENGAR?!" Teriak ibunya

"J-jay!! Ini hanya masalah sepele, 'kan? Apa masalahnya?" Tanya Kay yang panik dengan ibunya yang tambah marah.

"Baiklah!! Jika kamu pergi sekarang, jangan pernah kembali ke rumah lagi!! Paham!!?" Jay tidak menghiraukan perkataan ibunya dan pergi.




"Ah~ Lega deh setelah balapan mati-matian. Sehabis ini mandi, lalu makan es krim ah~" Kata Minu sambil melepas jaketnya.

"Maaf ya.. Hubungan kita cuma bisa sampai disini. Makasih untuk selama ini."

"Maaf, ya, aku nyusahin kamu selama ini."

"Woi bocah! Kakakmu kemana?" Tanya Minu kepada Kay yang sedang fokus melihat televisi.

"Ngga tau. Dia kabur gara-gara lagi puber." Jawab Kay yang tidak mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Apa? Dia kabur? Kau ngomong apa sih."

"..." [Name] yang melihat itu hanya diam saja.

[Scene Jay balapan author skip ya, soalnya agak ribet & males nulis. Hehe..]

"Jay Jo muncul tiba-tiba! Dia menyusul setengah mati dibelakang crew bullet! Apakah Humming Bird bisa mengubah kedudukan?!"

"Aku sudah melarang dia ikut balapan bahaya itu, tapi dia masih ikutan diam-diam?! Hari ini, dia juga nggak belajar dan malah naik sepeda hujan-hujanan pakai seragam kayak orang gila. Mau kemana sih anak itu? Kok anak yang selama ini rajin belajar bisa mendadak berubah? Kau tau dia kemana? Kau kan temannya!" Omel ibu Jo dan diakhiri dengan pertanyaan kepada Minu.

"Jay juga tidak mengatakan dia mau kemana. Saya nggak tau dia kemana." Jawab Minu.

"Duh~ Dia jadi nakal dan main sepeda terus karena main dengan kalian! Minu! Memangnya ayahmu nggak menyuruh mu pulang?! Sudah waktunya kau pulang! Orang tuamu pasti khawatir. Besok telepon orang tuamu dan minta maaf. Kau harus pulang! Semua orang tua itu sama! Ayahmu nggak mungkin marah tanpa alasan! Meski kau kaya, apa kau bisa dihormati orang lain kalau nilainya jelek? Di negara kita, nilaiku harus cukup bagus supaya tidak direndahkan oleh orang lain! Makanya, gaji sarjana dengan yang bukan sarjana itu berbeda! Bukankah perusahaan kalian juga memilih pegawai yang lulus dari universitas yang bagus?"

"Ibu mulai nyerang mental. Ibu pasti menang kalau ikutan ajang pencari rapper." Kay berbisik kepada kakak perempuannya.

"Hust!" [Name] memperingatkannya dengan menyenggol pundak Kay pelan.

"Sudah waktunya kau sadar dan fokus belajar! Kau juga, Kay! Jangan main sama kucing terus! Masuk ke kamar dan belajarlah! [Name]! Telpon adikmu."

"Eh, siap!!" Balas Kay.
"Tidak aktif, akan ku coba lagi nanti." Balas [Name].

"Tante... Saya hari ini pulang saja." Ucap Minu yang membuat Kay dan [Name] terkejut.

"K-kak..?"

"Maaf sudah merepotkan selama ini. Terimakasih." Minu membungkuk dan berterimakasih kepada ibu keluarga Jo itu.

"Hah? Ini kan lagi hujan. Kau mau pulang? Pulang besok saja." Saran ibu [Name].

"Nggak usah, Tante. Sekalian keluar nyari Jay. Terimakasih, Tante!"

"Minu, beneran mau pulang? Ini masih hujan. Ngga besok aja?" Tanya [Name].

"Beneran kok kak." Minu melirik Kay, raut wajah Kay seperti tidak ingin Minu pergi dari rumahnya.

Minu mengusap rambut Kay pelan, lalu ia berjalan menjauh.











-Saya rasa sudah cukup untuk bagian "22. Marah-marah mulu, maunya apaan sih?" ini. Tekan bintang dibawah untuk vote, dan jika berkenan silahkan beri komentar. Maaf jika author kehabisan ide untuk judul. Sekian dari saya selaku author cerita ini, jika ada yang kurang atau typo silahkan ingatkan author. Terimakasih.-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Windbreaker x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang