Confused...

5.8K 347 5
                                    

Setelah kejadian di pensi membuat semua orang menjauhi Ayaka kecuali teman temannya. Ini membuat Luhan sangat jarang bertatap muka dengan teman temannya yang menjauhinya dua hari ini, di sekolah maupun di kos kosan. Luhan masih sulit memutuskan untuk meminta maaf pada Ayaka karena dia berpegang teguh bahwa Ayaka yang salah. Namun entah mengapa sekali waktu dia berpikir bahwa apa yang dia lakukan keterlaluan. Kris dan kawan kawan lebih memilih menemani Ayaka ketimbang Luhan termasuk Sehun dia juga menjauhi Luhan, entah itu atas kemauannya sendiri atau karena perintah Kris. Karena itu juga Luhan sering pulang malam, semenjak kejadian itu dia tidak langsung pulang ke kos kosannya dia sengaja agar tidak bertemu penghuni lain dan yang pasti agar tidak bertemu Ayaka.

'Aku Pulang' pukul setengah sebelas malam Luhan baru saja pulang entah dari mana dia masih menggunakan seragam sekolahnya meskipun berantakan. Luhan mengamati sekitar untuk memastikan bahwa orang orang sudah tidur. Namun Luhan salah. Dia berpaspasan dengan Ayaka yang akan keluar untuk membeli obat flu. Mereka berdua saling memandang sesaat kemudia saling mengalihkan pandangan masing - masing.

'Selamat malam Luhan oppa' sapa Ayaka lirih yang malah lebih terdengar seperti bisikan.

'Kenapa kau masih berusaha sok baik' Jawab Luhan dengan dingin namun Luhan masih tetap menundukkan kepalanya.

'Etahlah' Ayaka tersenyum tipis, dia berjalan melewati Luhan yang masih terdiam, Setelah Ayaka menutup pintu Luhan menoleh kebelakang.

'Percayalah Luhan dia hanya akting' Luhan berujar dalam hati agar hatinya yang keras tidak luluh. Ayaka yang berjalan sendiri di gelapnya malam memang merasa sedikit ketakutan, dengan ke adaan tubuhnya yang memang kurang baik dia terpaksa membeli obat sendiri di apotek terdekat sekitar dua blok dari kos kosannya. Sebenarnya penghuni lain ingin mengantar Ayaka namun Ayaka menolak agar tidak terlalu menyusahkan mereka semua. Bahkan Woo Bin Songsaenim juga sempat menawarkan dirinya untuk menemani Ayaka, namun Ayaka tentu menolak. Sementara itu di depan pintu kos kosan, entah kenapa Luhan terus memikirkan Ayaka dengan wajah yang pucat dan hidung yang memerah berjalan di tengah malam.

'Ayolah Luhan biarkan dia mati kedinginan'

'Kau tega melihat seorang yeoja berjalan sendiri di tengah malam'

'Bukan kah kau ingin dia mati'

'Sudahlah setidaknya kau mengikuti dia tanpa ketahuan, mungkin ada perampok atau penjahat lainnya' Hati Luhan bergelut karena Luhan begitu bingung, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti Ayaka diam diam.

'Hachhiii' Suara bersin Ayaka terdengar cukup keras, Luhan yang bersembunyi di balik tiang listrik hanya melihat kejadian itu. Luhan bukan kasihan namun dia meras jika Ayaka terjadi apa apa bisa bisa Luhan yang terkena imbasnya, hanya itu saja yang Luhan pikirkan.

'Kring kring' Bel yang berada di depan pintu apotek terdengar menandakan seorang telah masuk di dalamnya, Ayaka baru saja masuk untuk membeli obat. Luhan ? dia bersembunyi di balik pohon tepat di depan apotek memperhatikan Ayaka dari luar Apotek. Ayaka yang sudah selesai dengan urusannya keluar dari apotek dan mulai berjalan pelan, Luhan hanya dapat mengikuti dengan sekali kali bersembunyi.

'Akhhh apa itu' Teriak Ayaka membuat Luhan sedikit terjengkat dan panik dia nyaris keluar dari persembunyiannya untuk melihat ke adaan Ayaka.

'Dasar kucing kecil kau mengkagetkan ku saja' Ayak berguma pelan tenyata itu adalah kucing kecil berwarna putih yang indah. Luhan bernafas lega, dia cepat cepat kembali ke persembunyiannya ketika Ayaka menoleh tepat ke arahnya.

'Sedari tadi aku merasa di ikuti, Kucing kecil kau mau ikut dengan ku warna putihmu begitu cantik, aku ingin merawat mu mungkin aku akan meminta izin Soonam ajhumma agar aku dapat merawat mu' Kecurigaan Ayaka hilang seketika karena melihat kucing manis ini.

Me Vs. Freak OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang