15.

4.7K 331 44
                                    

Tiara menatap pantulan wajahnya di cermin, sambil tersenyum simpul.

"Sebantar lagi, aku bakal gantiin posisi kamu seutuhnya, xia. Razvan bakal sepenuhnya jadi milikku, dan perlahan, kamu bakal kehilangan orang-orang yang berada di sekitarmu ha ha" kekehnya, di akhir kalimat.

Tokk... Tokk...

"Ara?" Panggil mamanya, dari depan pintu kamar.

"Sebentar, mah" tiara bergegas membukakan pintu.

Cklekk...

"Udah siap?" Tanya hera, meneliti penampilan anaknya itu dari atas hingga bawah.

"Iya, mah" kata tiara, terdengar sedikit jengah.

"Yaudah ayo cepetan turun, keluarganya razvan sudah menunggu kamu di bawah" seru mamanya.

Tiara menatap hera, lalu beralih menghadap lurus ke depan, dengan mata berkilat dingin.

"Xia ada kan?" Tanyanya.

Hera mengernyit, lalu beberapa saat setelahnya ia tersenyum, seraya mengangguk mengiyakan.

"Kamu tenang saja, sayang. Gadis itu, pasti akan melihatnya"

Tiara tersenyum sinis. Sesaat kemudian, ia menampilkan senyum bak malaikat andalannya, sambil menarik lengan ibunya.

"Ayo mah, ara udah gak sabar pengen liat ekspresi sedihnya!" Serunya, riang.





.....

(Taman komplek)

"Si t*i, emang! Dah gue suruh pesenin yang item juga! Ini malah pesen yang putih! Emang rada-rada sedeng tu bocah!" Gerutu seorang gadis, dengan pakaian serba hitam seperti ninja.

"Udah terima aja, apa susahnya sih?" Kirana menatap gadis itu, kesal.

Gadis itu, alias lucy berdecak. " Lo tau kagak, sih? Ntu joger, dah dari lama gue incer!"

Kirana mendengus. "Kenapa gak lo pesen dari dulu, kalo dah lo incer sedari lama, hah?"

"Ya gue kan masih agak ragu, waktu itu" lucy membela diri.

"Ck! Giran stoknya dah mau abis aja, baru lo pesen. Mana segala nyuruh-nyuruh abangnya si xia, lagi!" -kirana, jengah.

"Ya kagak papa, lagian si axel juga temen gue kok" acuh lucy.

"Udah mending sekarang lo diem, terima beres aja!" Titah kirana.

"Tapi warnanya--"

"Jenis ama merknya kan sama, cuma beda warnanya aja. Masalahnya dimana, lucy?" Geram kirana, frustasi.

Alis lucy mengerut, dengan decakan di bibirnya.

'Percuma ya, ngomong ama orang yang gak pernah ada di posisinya' batin lucy, ngenes.














......

"Bagaimana? Kamu setuju?" Tanya dion, sambil menatap ardhi--ayahnya razvan, menunggu jawaban.

Ardhi menghela nafas. "Sesuai perjanjian kita dulu, kamu bebas menjodohkan razvan dengan siapapun, asal itu anakmu" ujarnya sambil menatap tiara, sedikit tak rela karena anak semata wayangnya itu, akan ditunangkan dengan seorang anak tiri.

"Mas, kamu setuju? Tapi xia, nanti gimana mas?" Panik diana--ibunya razvan, terdengar tak rela dan tak enak.

"Ini udah perjanjian mas, sama dion sedari dulu, sayang. Maaf, ya?" Ujarnya, menatap istrinya itu lembut.

Diana mengangguk pasrah, sembari menghela nafasnya lesu.

Tanpa sengaja, matanya menangkap sosok lovexia yang tengah menunduk seperti menahan tangis, di pojok ruangan.

Dengan gerakan secepat kilat, diana langsung merengkuh tubuh tak berdaya xia.

Xia mendongak, menatap orang yang memeluknya secara tiba-tiba itu.

"Bunda hiks..." tangisnya pun pecah, ketika mengetahui orang itu adalah diana, wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Iya sayang, bunda disini. Jangan nangis ya, nanti bunda ikutan nangis" diana tak dapat membendung air matanya, dan ia pun ikut menangis bersama xia, tanpa melepas pelukannya.

"Bunda hiks xia gak papa kok hiks kalo pertunangan xia dan razvan di b-batalin. Hiks tapi bunda jangan tinggalin xia sendirian ya hiks... Xia g-gak punya siapa-siapa lagi selain bunda hiks" lovexia semakin mengeratkan pelukannya dengan wanita paruh baya itu, begitupun diana yang juga mengeratkan rengkuhannya.

"B-bunda gak akan tinggalin kamu sayang hiks... Sampai kapanpun, dan apapun status kita. Xia tetep anak kesayangan bunda hiks jangan nangis lagi ya sayang, maafin bunda... Maafin bunda yang gak bisa pertahanin razvan, buat selalu ada di sisi kamu"

Xia menggeleng ribut. "Itu bukan salahnya bunda"

Diana tersenyum sendu, lantas mengusak surai xia, sayang.

'Maaf kayla, sahabat kamu ini gak becus jaga anak kamu dengan benar' batin diana, sesak.

Malam itu pun menjadi saksi atas pembatalannya pertunangan xia dengan razvan, digantikan menjadi perjodohannya tiara dengan razvan yang saat ini tengah sama-sama tersenyum, tanpa memikirkan hati seseorang yang telah mereka hancurkan.













.....

"What?! Mereka udah batalin pertunangan? Demi apa?! Itu artinya, beberapa plot di novel masih berjalan dong, xel?!" Panik lucy, menatap horror pada axel yang saat ini tengah menatapnya juga, dengan malas.

"Gue kagak tau" -mengedikkan bahu, acuh.

Mendadak bulu kuduk lucy meremang. Ia pikir, plot bakal berantakan sepenuhnya, setelah exel menghancurkan jalan cerita secara kebetulan.

Lucy jadi bingung, apakah ia masih akan terlibat dengan jalannya cerita? Sedangkan dalam alurnya, lucy asli sudah meninggal di bab tersebut, dan xia mulai kehilangan kewarasannya. Huhh... Lucy harap, ia tidak akan pernah terlibat dengan alur novel kembali. Yah, semoga saja...































Hai guys apa kabar?
Maaf ya aku agak lama updatenya, soalnya sibuk persiapan buat ujian...

Sebentar lagi juga kan, aku bakal UM. Minta do'a  nya ya guys, semoga aku bisa lulus dengan nilai yang bagus. Amiin...

Become an ANTAGONIST FRIEND. [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang