03.

10K 641 104
                                    

Setelah kejadian di kantin satu minggu yang lalu, Xia semakin gencar membully Tiara untuk melampiaskan amarahnya.

Ia berpikir bahwa semuanya terjadi karena kedatangan Tiara, yang sudah semakin memperburuk hubungannya dengan Razvan, juga keluarganya.

"Xia hiks lepasin hiks... kepalaku sakit hiks... a-aku ada salah apa sama kamu? hiks" lirih Tiara.

"Ada salah apa, lo bilang?! Ya jelas banyaklah! Karna kehadiran lo, Razvan makin benci gue! Karna lo juga, papa ngehukum gue! Dan karna lo dan ibu jalang lo yang udah rusak rumah tangga ortu gue, mama gue jadi meninggal! Sekarang lo masih berfikir, lo gak punya salah ke gue gitu?! Cih, najis!"

Xia semakin memperkuat jambakannya pada rambut Tiara, sesekali ia juga menjedotkan dahi Tiara ketembok.

Sedangkan Tiara sudah tak berdaya, karena sebelumnya sudah berkali-kali di tampar dan ditendang oleh Xia.

"M-maaf hiks aku gak bermaksud begitu hiks dan ibuku sekarang ibu kamu juga, dia bukan jalang hiks!" jerit Tiara di sela tangisnya.

"Sekali jalang tetep jalang, sialan!"

Brukk...

"Aaakkhh!"

Bertepatan dengan tubuh Tiara yang terpelanting akibat ditendang oleh Xia, pintu gudang di dobrak dari luar oleh segerombol orang yang tak lain adalah Razvan dkk.

Braakkk...

"Tiara!!?"

"Sialan lo Xia, dasar iblis!!" murka mereka.

Tubuh Xia menggigil, 'bagaimana ini?' pikirnya panik.

"Sini lo setan! Berani bener lo ngelukain sepupu gue!!" -salah seorang cowok yang bernama Bagas Aksara.

Xia mundur beberapa langkah.
"K-kalian salah paham, g-gue cuma--" kalimat Xia terpotong.

"Bang*at!! Bisa gak sih, sehari aja gak bikin ulah?!" kesal Razvan, dengan raut frustasinya.

"A-aku tadi c-cuma..."

"Cuma apa anjing?!" Razvan kelepasan.

"R-raz k-kamu?..." Xia nampak linglung.

"Sean, Alpa, bawa Tiara ke rumah sakit! Bagas, kevlan, lapor guru bk! Cewek ini biar gue yang urus dulu" titah Razvan, tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok xia, yang saat ini tengah bergetar ketakutan.

"Oke bos" semuanya pergi, mematuhi perintah sang ketua.

"Sekarang, tinggal kita berdua..." ujar Razvan, dingin. Perlahan, ia maju mendekati Xia. Sedangkan xia, sudah mundur ketakutan dan sialnya punggungnya malah terbentur tembok, yang tepat berada di belakangnya.

'Sial!' Batin Xia.


























.....

"Xia mana ya, kok gak balik-balik sih dia?" gumam Feli, khawatir.

"Jangan-jangan, Xia kenapa-napa lagi?" Kirana semakin memperkeruh keadaan, ketika mendengar gumaman Felicia.

"Positif thinking aja ngapa, sih?" seru Lucy, sembari menyomot Q*tela milik Kirana.

"Culamitan banget sih, tangan lo!" Kirana menggeplak punggung tangan Lucy, cukup keras.

Plak...

"A-aduh sakit mbak" Lucy mendramatis.

"Lebay, lo!" ketus Kirana, mengunyah keripiknya.

Become an ANTAGONIST FRIEND. [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang