SETELAH KEPERGIANMU
(SEKUEL ''JANTUNG ATAU HATI")
Bukan tentangmu lagi, ini tentangku, dia dan mereka
Bag. 10 : Luka Kemarin
****
"Kamu tak bisa menghindarinya. Kamu harus menghadapinya. Dan kamu harus siap untuk terluka kembali. Ya, Ini tentang kisah kita yang belum usai."
****
***FLASHBACK***
"Kamu bisa kan jemput aku hari ini?"
"Maaf. Hari ini aku ada janji mau tanding futsal sama anak-anak."
"Ya udah. Nggak papa. Kamu hati-hati ya."
"Iya. Kamu juga hati-hati."
Gadis itu menghela nafas. Kesal hatinya karena sang kekasih tidak bisa menjemputnya hari ini. Seperti biasa, setiap pulang sekolah dirinya mengikuti bimbel. Ujian semakin dekat, banyak persiapan agar nilai ujiannya mendapatkan nilai tertinggi.
Kepalanya menengadah ke langit yang mulai menggelap. Hanya sorot jingga pada langit yang berasal dari matahari yang akan tenggelam di ufuk barat. Astaga, dirinya lagi-lagi harus naik taksi. beralih memandang jalanan yang padat merayap di depan bimbel membuatnya merasa yakin, bahwa semua taksi tidak ada yang kosong. Apakah dirinya naik bus?
Tiba tiba sebuah motor berhenti di sampingnya. Si pengendara menaikkan kaca helm demi mendapatkan visual gadis itu lebih jelas.
"Nggak dijemput?"
"Nggak. Orangnya sibuk."
"Gimana kalau bareng sama gue aja? Kosong nih jok belakang gue?"
Gadis itu hanya menghela napas. Kayaknya memang paling tepat bareng cowok di depannya ini. Bentar lagi mau maghrib. cowok di sampingnya masih sabar menunggu jawabannya.
"Oke deh. Tapi nggak papa kan? Rumah gue kan nggak searah sama rumah lo?"
"Nggak papa. Yok buruan naik."
Si gadis itu mengangguk. Menumpukan telapak tangan kanannya pada bahu si cowok, gadis itu menaiki motor sport si cowok hati-hati.
"Udah?" tanya si cowok memastikan.
"Udah." Jwaban singkat dari si gadis membuat si cowok mulai menyalakan mesin motornya. Dengan motor berukuran besar, cowok itu berhasil meliak-liukkan motornya melewati tiap ruang kosong di jalanan yang macetnya luar biasa. Mau tak mau si gadis harus mencengkeram jaket yang di pakai cowok di depannya erat takut jatuh.
Sepuluh menit berlalu, motor si cowok berhenti di depan rumah makan. "Sorry, Els. Kita makan dulu ya?"
"Tapi...."
"Nggak papa. Gue yang traktir. Yok masuk." Mendengar hal itu, si gadis yang dipanggil Els tersebut hanya mengikuti.
Cowok di depannya memesan hanya ayam goreng penyet dan minuman teh hangat. Elsa tak masalah. Keduanya memilih duduk dikursi dibandingkan lesehan. Di sudut rumah makan dengan pemandangan kolam ikan milik restoran tersebut.
"Bentar ya, Els. Gue mau sholat dulu. Nggak papa kan sendirian disini?"
"Nggak papa kok, Al."
Alvin menanggapi dengan tersenyum dan beranjak menuju mushola yang berada di lantai 2. Elsa mengalihkan pandangan pada kolam ikan di luar rumah makan. suara gemericik air mancur di tengah kolam menjadi backsound suasana malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Kepergianmu (Sekuel Jantung Atau Hati)
Roman pour AdolescentsKelanjutan cerita dari "Jantung Atau Hati" harap membaca "Jantung Atau Hati" sebelum membaca cerita ini.