Empat : Dia Bukanlah Dia

679 38 8
                                    

SETELAH KEPERGIANMU

(Sekuel "Jantung atau Hati")

"Bukan tentangmu lagi. Ini tentangku, dia dan mereka"

#Bagian empat#

-Dia bukanlah Dia -

****----****----****
"Masa lalu, Kau tak mengingatku?"
****----****----****

Kelas begitu hening. Bukan. Bukan karena fokus pada pelajaran yang ada di depan. Tetapi, keterkejutan luar biasa itu masih terasa di seluruh penghuni kelas XII IPA 3. Keterkejutan itu bercampur ketakutan beserta penasaran yang menggunung di pikiran. Kedatangan seseorang yang begitu mirip dengan teman sekelas mereka yang telah meninggal menimbulkan tanya. Kemiripan yang terlalu identik di mata mereka.

Sayangnya pak Andrean kurang peka terhadap suasana hening yang begitu janggal. Beliau hanya sibuk berceloteh dan menceramahi apa saja yang tidak diperbolehkan, apa saja yang harus dilakukan sebagaimana kodrat mereka sebagai remaja yang beranjak menuju ke dewasa, dan beberapa petuah-petuah agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Tuhan apalagi mereka kini sudah kelas 12 yang berarti sebentarlagi akan meninggalkan seragam putih abu-abu yang mereka banggakan. Aturan dilarang tawuran dan hal-al negatif tidak ketinggalan.

Eve tampak biasa saja. Wajahnya tampak serius mendengarkan ceramah pak Andrean dengan seksama. Saat bosan melanda, ia memilih mencoret-coret buku catatan miliknya dengan menggambar abstrak dengan garis-garisnya tak beraturan. Hal itu berbanding terbalik dengan Alvin. cowok itu tak memperhatikan sama sekali pak Andrean, selaku wali kelasnya berceramah yang tiada henti terus mengalir dari mulutnya. Matanya memandang sosok cantik berambut dark brown yang kelihatan rambut itu hasil dari cat rambut. Memandangnya dengan seksama diikuti binar kebahagiaan tiada tara yang ia tunjukkan di kedua indera penglihatan miliknya. Seluruh gerak-gerak Eve menarik perhatiannya. Tetapi, cewek itu nampak tak peduli atau memang tidak peka karena dipandangi cowok tampan di sampingnya ini hampir satu jam.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Dering bel tanda istirahat akhirnya membuyarkan semua keheningan ini. Pak Andrean berpamitan dan mengucapkan salam sebelum meniggalkan kelas.  Pelajaran telah usai, jam istirahat yang ditunggu-tunggupun telah tiba. sebagian siswa berhamburan keluar kelas yang mayoritas ingin mengisi perut mereka di kantin. Ada juga yang merefreshkan diri di taman sekolah atau bermain futsal di lapangan.

tetapi, pemandangan janggal ditunjukkan kelas 12 IPA 3. Nampak ketegangan tersirat dari raut wajah masing-masing penghuninya. Antara terkejut dan ketakutan terlihat jelas. tak banyak yang keluar dari kelas demi memandangi cewek penghuni kursi pojok belakang di samping Alvin. cewek baru dengan penampilan cewek 'lama' yang seperti hidup kembali. Dari beberapa siswa sempat berbisik, mengira bahwa Lyn pura-pura mati atau yang sebenarnya Lyn itu memang tidak mati. Namun, opini yang disebutkan itu terpatahkan dari siswa yang mengikuti prosesi pemakaman Lyn.

Denny menghela nafas. Bukan hanya Denny, Sandy di sampingnya pun ikut-ikutan. Kemunculan cewek bernama mirip dengan Lyn dengan perbedaan huruf 'E' dengan 'A' itu mengejutkan dan tak terduga. Sosok Lyn atau sekarang Eve berdiri. Ia mengedarkan pandangan pada teman-teman sekelasnya. Keterkejutan itu telah diprediksinya. Beberapa orang terang-terangan memandangnya. Ada juga yang meliriknya sekilas lalu berpaling ke arah lain. Eve mengedikkan bahu. Dirinya lapar, dan ia butuh teman untuk menunjukkan jalan ke kantin sekaligus menemaninya.

Ia menoleh ke arah bangku di sampingnya. kenningnya berkerut menemukan sosok cowok yang pernah ia temui atau tepatnya tak sengaja ia temui saat insiden ia jatuh karena tersandung di depan mini market beberapa minggu yang lalu. Ia tersenyum, setidaknya ada orang yang mungkin bisa ia ajak ke kantin.

"Hey, kayaknya kita pernah bertemu? Lo masih inget gue kan?" tanya Eve sembari mengulurkan tangan. semua pandangan akhirnya tertuju pada Eve sepenuhnya. Penasaran siapa orang yang pernah ditemui oleh gadis cantik itu. uluran tangan itu tak bersambut karena lawan bicaranya hanya diam dengan wajah terkejut dan bingung luar biasa.

Setelah Kepergianmu (Sekuel Jantung Atau Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang