6. Lelaki itu...

19 5 0
                                    

~Suasana pesantren~
Sejuk, damai, dan dimana benar benar merasakan hati yang adem, tentram.
Yang di penuhi keharmonisan antar teman,dan lingkungan, yang seperti mereka anggap seperti saudara.~

Setelah asyik mengenal teman teman yang berada di kamar nya. Kini aisya meminta nadia untuk mengantarkannya ke kamar mandi.
Namun sebelum menuju ke kamar mandi, ketika membuka pintu kamar nya, jelas mereka berdua sangat terkejut melihat di depan nya.
Ternyata....
BANYAK SANTRI PUTRA, DI SISI SISI HALAMAN hingga mendekat ke area pintu kamar mereka.

"Aaaaaaaaaa!" Teriak Nadia yang sambil menutup kedua mata dengan tangannya, karena bagi nadia hal itu sangat ia takutkan ,dan apalagi bagi santri putri lainnya ketika melihat sembarang lelaki masuk ke area asrama putri.

"Eh eh.. berisik! kenapa sih lu nad, pake segala teriak gitu." tanya penasaran Aisya ,yang menganggap suara teriakan dari Nadia itu aneh ,ketika melihat banyak lelaki dihadapan mereka, seolah bagi nadia seperti melihat SETAN!.

Kemudian salah satu yang ada dikamar nya keluar, menemui Aisya dan Nadia karena terdengar suara teriakan.
"Ada apa sih?! Astaghfirullah!" Aas yang tadinya bertanya kepada Nadia dan Aisya, matanya langsung beralih pandangan kepada lelaki lelaki yang ada dihadapannya itu, dan sama halnya terkejut seperti Nadia.

"Kalian sedang apa di sini. Ini adalah area asrama putri!. sebaiknya kalian pergi! " sambung Aas kepada santri putra dihadapannya.

"Maaf teh kami di sinih sedang bekerja membenarkan Aula putri untuk memperbaiki, ini pun perintah pak kiyai langsung. Hapunten teh. " datang salah satu lelaki yang berbicara mewakilkan maksud keramaiannya lelaki banyak itu.

"Oh begitu!. tapi kenapa sebagiannya bekerja dan sebagiannya lagi malah berbaris dipinggir pinggir halaman ini ,seperti menunggu sesuatu matanya pun melirik ke kamar kami!" ucap Nadia sedikit kesal dan tegas.

"Hampura teh. tong kesel ombak-ambeuk kieu, kebetulan da arurang didieu keur dambel gotroy kitu. Alias ( Gotong royong) eh haju panasaran hayang nempo cenah aya santri anyar anu geulis pisan."
( maaf teh ,jangan langsung kesal ,marah marah begitu. kebetulan kita disini sedang bekerja gotroy dalam arti gotong royong. Eh lalu penasaran pengen lihat katanya ada santri baru yang cantik banget.)
ucap Dadang , dia selalu menggunakan bahasa sunda, karena dia juga asalnya dari sunda.

"Eleuh eleuh aya naon iyeu teh.., ra ribut kieu" keluar lah SITI dari kamar,karena mendengar suara keributan di luar.

"Eta deui si SITI kunaon kaluar ah, nambah nga gandeng keun. " ( itu si siti kenapa segala keluar sih. Nambah ngeberisikin.) Balas Dadang.

"ih, ih , ari kamu kunaon meuni kitu ka urang teh. Jiga teu resep. " (ih,ih kamu kenapa ngomong nya gitu ke aku. Kaya ga suka.)
Terlihatnya SITI yang sedang kesal karena ucapan Dadang.

"Udah udah eh.. kenapa kalian yang malah berantem. Kalau kalian disini sedang bekerja gotong royong. Yauda kerjain yang bener, semangat. Bukannya malah lirik sana sini. " ujar Aisya.

"Asik euy.. urang di semangat keun ku si teteh santri baru. uhuy.. " senangnya dadang mendengar ucapan dari Aisya. Selain Dadang, lelaki banyak yang di halaman itupun ikut gembira, dan senang.

~~Memang! Kecantikan Aisya Membuat lelaki tertarik ,dan begitu juga nadia ,yang hampir sama rata kecantikannya. Memangnya siapa yang tak mau sama nadia? yang memiliki paras cantik, dan ia adalah seorang anak pimpinan pesantren ini. Terlebih lagi santri putra banyak yang menyukai nadia, dan malah ingin mengseriusinya.
Apakah hal tersebut juga akan datang kepada Aisya?.~~

"Aih.. aih.. sedang apa kalian disini. Kerjaan belum beres. Malah asik ngobrol. Kalian disini untuk gotong royong memperbaiki aula putri. jangan ngedeket ke kamar asrama putri atuh..." ucap Ustadz Danu, salah satu guru yang mengajar di pesantren. Dan jangan aneh kalau cara bicaranya menggunakan bahasa sunda bercampur indonesia. Karena beliau orang nya pun sangat lucu ketika mengajar, dan humoris.

"Hapunten neng nadia beserta rerencangan, maaf pisan nya Karena banyak santri putra yang mendekat ke area sini."sambung Ustadz Danu.

"Hehe ,iya. Tapi lain kali mereka jangan begitu. " balas Nadia kepada Ustadz.

"Muhun neng.. Eh hayu atuh! lanjut gotroy na." Ustadz Danu memerintahkan kembali kepada santri putra tersebut.

"Sya. maaf ya, rasa takut kita ketika melihat lelaki seperti tadi, rame rame deket asrama putri. Mungkin bagi kamu aneh apalagi mendengar aku tadi teriak." ucap Nadia sambil cengenges kepada Aisya.

"Ah bagi kamu aja kali Nad. Over, emangnya kamu gak liat di barisan santri putra tadi teh ada si dia loh.. wihihi." Ucap Siti kepada Nadia.

"Tumben loh! pake bahasa indonesia, bagus lah, soalnya gue kan gak ngerti. eh iya apalagi tadi kan! ada A lwan. pake peci hitam ,ganteng nya gak ke tolong." balas Aas, yang mulai kebiasaan membucin.

"Udah ah udah ,apaan sih kalian. sanah masuk kamar lagi." balas Nadia malu, dan sembari mendorong ke dua temannya itu ke kamar.

"Oiya sya, jadi gak? aku antarkan ya?" ajak Nadia yang mengantarkan dimana letaknya kamar mandi.

"Yauda yuk."

~Sesudah Nadia mengantarkan nya, Nadia memberi tahu kepada Aisya. Bahwa di pesantren kita itu hidup mandiri, jauh dari orang tua. Nyuci sendiri. ~

"Oiya nad, di sini kita nyuci, ngejemur pakaian sendiri.
Kalau mau makan kita masak dulu bareng bareng sesuai jadwal piket nya. Dan Jangan males malesan" ucap Nadia kepada Aisya.

"Sorry gue gak mau masak. Karena gue gak bisa dan gak mau! " jawab Nadia.

"Oh kalau begitu, kamu gak usah makan ya. " balas Nadia, bahwa yang di ucapkan nya itu candaan.

"Jahat lo! Mau gue mati?"

"Canda Sya. Mangkanya disini kita belajar, kamu pasti bisa kok." Nadia yang lemah lembut perlahan ia membantu dan mengajak Aisya.

#Tempat ini mengajarkan kita Hidup sederhana. Mandiri. Mempunyai banyak teman. Mengenal lingkungan yang jauh dari orang tua. Namun tersirat banyak makna.#

#Chapter 6 nya!😉
#Nantikan kelanjutannya di chapter 7 . 🤗😁
#Vote and coment;)

Genggam Harapan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang