19. The Last Concert

164 48 18
                                    

Anak-anak panti dan beberapa tamu undangan lainnya udah pada tiba. Nida sama yang lainnya juga udah pada siap buat menggelar konser terakhir mereka. Berasa udah jadi idol aja punya konser terakhir.

Seenggaknya Nida bangga punya perkumpulan temen yang bisa membawa vibes positif. Nida seneng akhirnya mereka bisa konser dengan penonton yang berwujud manusia, bukan rumput. Ya meskipun beberapa dari temen sekolahnya hadir cuma buat numpang makan doang, tapi gapapa. Nida bangga sama para makanan.

Bukan cuma temen sekolah sama anak panti aja yang hadir. Hera dan temen-temennya juga pada ikut. Wilona juga ngajak Yossie sama Jordan. Tadinya cuma mau ngajak Jordan aja takutnya Yossie jadi kacang. Tapi karena Yossie bilang dia pengen nonton kakak kelas kesayangannya, alias Nida, jadi dia memutuskan untuk ikut meskipun jadi kacang di antara Wilona dan Jordan. Gapapa, itung-itung jadi ajang cari jodoh.

Selain itu, Nida seneng banget setelah tau kalau keluarga Mardatama udah baik-baik aja sekarang.

"Lo siap?" tanya Jayden yang bertugas membawakan acara bersama Nida.

"Siap dong, gasss."

Tepukan tangan meriah terdengar nyaring ketika kedua manusia itu naik ke atas panggung.

"Siang semuanya, buat kakak-kakak, adek-adek dan temen-temen sekalian. Terima kasih udah meluangkan waktu kalian buat hadir di sini. Gue Nida dan ini sahabat gue, Jayden. Kita di sini bakal memandu acara sampe selesai. Jangan takut bosen, Jayden orangnya lucu kok," ucap Nida.

"Nida juga orangnya nyebelin jadi kalau kalian kesel sama dia, di bench sana udah ada tomat, bisa kalian lempar ke Nida kapan pun kalian mau," ejek Jayden.

"Sebenernya Jayden ga lucu, gue cuma bercanda aja tadi. Jadi kalau kalian kesel sama dia, di bench sana juga ada coca-cola, bisa kalian banjur aja ke Jayden."

Dari sisi panggung ada Sella yang tiba-tiba ngelempar jeruk ke kepala Nida sama Jayden.

Mulutnya ngomel-ngomel bilang yang bener pea!

"Wah ada jeruk terbang. Tanda-tanda apa ini?" tanya Nida.

"Yang pasti bukan tanda-tanda berakhirnya dunia. Apa jangan-jangan konsernya bakal di mulai?" balas Jayden.

"Dengan bangga kami mempersembahkan, THE LAST CONCERT OF GENGGONG!" seru Nida dan Jayden bersamaan.

Penonton di bawah pada teriak-teriak ga jelas nyemangatin Nida sama Jayden. Sella yang udah CAPE banget sama kelakuan Nida dan Jayden cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Genggong?" tanya Dania yang merupakan salah satu dari banyaknya penonton di sana. Dia dateng sama Jeje, iya cowoknya.

"Sumpah bukan gue yang namain," sahut Salvio.

"Gue yang namain Dan. Lucu kan? Genggong, gengnya bergonggong," ucap Caca antusias.

"Lah? Bergonggong anjing dong Ca?" tanya Jeje.

"Nah iya, anjing kan lucu nih ya—"

"Ca, ayo kita bagiin nasi kotak aja ke anak-anak panti. Lo resek kalau lagi banyak orang," ucap Sella sambil narik kerah belakang Caca.

"Kita jangan gila-gilaan deh dulu ya. Kita nikmatin lagu-lagu yang santai dulu deh. Kira-kira siapa ya Jay yang tampil pertama?"

"JAYDEN SELLA JAYDEN SELLA JAYDEN SELLA!" sorak anak sekolah.

"Weisss jangan dulu. Penampilan gue sama Ibu Negara mah ga bisa ditampilin paling awal," ucap Jayden.

"YAHHHHH!"

"Jangan mengeluh begitu kawan. Yang tampil pertama ga akan kalah spektakuler dari yang terakhir. Dan sefruit info, Jayden juga ikut tampil. Kita sambut AISA, JACK, DAN JAYDEN— OHOK!" teriak Nida disambung dengan batuknya karena keselek sama ludah sendiri.

Jembatan KacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang