chapter thirty-three : days of future past

432 62 22
                                    



"There is never a time or place for true love. It happens accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment."



HARI Sabtu pagi, Jayden menemani Joyce menemui Dante di kantornya yang masih berada di gedung yang sama dengan Contemporary Fine Arts Gallery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI Sabtu pagi, Jayden menemani Joyce menemui Dante di kantornya yang masih berada di gedung yang sama dengan Contemporary Fine Arts Gallery. Ada hal yang ingin Joyce katakan pada Dante mengenai kontribusinya dalam pameran seni yang akan digelar bulan depan. Setelah melewati berbagai macam pertimbangan selama hampir dua minggu, Joyce pikir tidak ada salahnya memperlihatkan lukisannya ke dunia luar. Terutama ketika menurut pengamatan Dante yang cukup ahli di bidang seni rupa—juga menurut pengamatan beberapa kolektor seni ternama di Prancis yang dulu sempat menawarkan harga tinggi demi lukisan itu—lukisan yang dia buat seolah menyimpan nyawa yang melahirkan sebuah makna yang cukup dalam dan menyentuh perasaan.

Salah seorang pegawai galeri mengantarkan Joyce dan Jayden ke ruangan direktur yang menjadi kantor Dante. Tidak ada lift atau elevator di galeri seni tersebut. Mereka hanya perlu menaiki satu tangga yang didesain dengan bentuk melengkung yang tampak elegan menuju lantai kedua tempat di mana ruangan-ruangan kantor yang berkaitan dengan kepengurusan galeri berada.

Sebagai pimpinan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti, Jayden tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau desain eksterior dan interior galeri seni milik Dante ini benar-benar mampu memanjakan setiap pasang mata yang melihatnya. Desainnya mengadaptasi dari desain mayoritas galeri atau museum yang berada di Prancis. Pantas saja galeri ini menjadi salah satu galeri yang mampu menarik banyak pengunjung atau penikmat karya seni meskipun baru dibuka sekitar satu tahun yang lalu.

Tiba di ruangan kantor Dante dan dipersilakan masuk, pegawai galeri yang mengantarkan mereka kemudian pamit undur diri untuk kembali ke pekerjaannya di lantai bawah. Dante, tampak senang melihat kedatangan Joyce, langsung meninggalkan sejenak dokumen-dokumen yang sedang dia periksa dan beranjak dari kursinya untuk menghampiri perempuan itu lalu menyapanya dengan pelukan singkat. Sama sekali tidak dia pedulikan eksistensi Jayden yang baru saja menatapnya sinis melalui ekor mata ketika melihat sikap hangatnya pada Joyce.

"Aku nggak tahu kalau kamu bakal bawa dia juga, Joyce. Aku pikir kamu bakal datang sendiri waktu bilang ke aku tadi mau mampir ke galeri buat bicarain soal pameran." Dante berujar setelah mempersilakan Joyce dan Jayden duduk. Suaranya terdengar ramah, namun seperti mengandung sesuatu yang membuat Jayden refleks melontarkan tawa sinis tanpa suara melalui celah bibirnya. Menyadari ekspresi yang dibuat oleh Jayden, Dante mengangkat salah satu alisnya dan bertanya, "Dia sama sekali nggak ada background di bidang seni, kan?"

Jayden menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, mempertahankan sikap elegan dan setengah arogannya yang khas seperti ketika dia berada di kantornya sendiri. Dia baru membuka mulutnya hendak menjawab, namun detik berikutnya langsung mengatupkannya kembali karena Joyce sudah mendahuluinya.

BITTERSWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang