chapter thirty-four : state of love and trust

411 55 15
                                    



"Loving someone is giving them the power to break your heart, but trusting them not to."



DULU SEKALI ketika dia masih anak-anak, Joyce selalu berangan-angan kalau suatu hari nanti dia pasti akan bertemu dengan cinta sejatinya—sesosok pangeran yang keluar dari dunia dalam cerita-cerita dongeng favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DULU SEKALI ketika dia masih anak-anak, Joyce selalu berangan-angan kalau suatu hari nanti dia pasti akan bertemu dengan cinta sejatinya—sesosok pangeran yang keluar dari dunia dalam cerita-cerita dongeng favoritnya. Seperti Pangeran Siegfried, yang tadinya masa bodoh akan cinta dan lebih menyukai gaya hidup bebasnya, yang langsung dibuat jatuh hati pada kali pertama dia melihat Putri Odette yang baru saja bertransformasi dari angsa menjadi manusia. Atau seperti Pangeran Philip yang bersedia melakukan apa saja untuk mematahkan kutukan yang diberikan penyihir jahat Maleficent kepada Putri Aurora. Atau seperti Putri Salju yang akhirnya terbangun dari tidur panjangnya setelah mendapatkan ciuman dari seorang pangeran yang tidak lain dan tidak bukan merupakan cinta sejatinya.

Semua cerita-cerita dongeng itu dikemas lalu disajikan dengan begitu cantik dan rapi, sehingga berhasil mengelabuhi alam bawah sadar penikmatnya. Memberi mereka gambaran yang tidak nyata mengenai sebuah kebahagiaan dalam akhir suatu cerita.

Kebahagiaan dalam akhir suatu cerita...

Bukankah jika sebuah cerita mengandung banyak kebahagiaan, cerita tersebut tidak seharusnya berakhir? Bukankah akan menjadi suatu hal yang sia-sia jika cerita seindah dan sebahagia itu harus berakhir, sekalipun berakhir dengan kebahagiaan yang sempurna?

There are never really endings, just happy or otherwise.

Begitu menyadari hal tersebut, saat itulah Joyce berhenti mempercayai cerita-cerita dongeng yang menyajikan kisah bahagia di akhir ceritanya. Berhenti menyuapi dirinya sendiri dengan imajinasi dari kisah-kisah semacam itu karena dalam kehidupan nyata—dalam kehidupannya—akhir yang bahagia mungkin akan jauh lebih sulit untuk didapatkan dibandingkan dalam kisah-kisah dongeng.

Sampai kemudian dia mengenal Jonathan di tahun terakhir SMA-nya, lalu merasa kalau sosok pangeran yang diimajinasikannya bertahun-tahun sebelumnya ketika dia masih anak-anak merupa menjadi sosok yang nyata. Dengan rambut gelap, garis rahang tegas, tulang pipi tinggi, dan manik mata sekelam malam yang terkadang menyorot begitu tajam dan terkadang juga menyorot begitu lembut, tidak butuh waktu lama bagi Joyce untuk tenggelam dalam pesonanya.

Mengetahui luka yang disimpan oleh Jonathan juga sama sekali tidak membuat Joyce berhenti mencintainya. Dia selalu ada untuk Jonathan—menghiburnya, menjadi pundak ketika laki-laki itu membutuhkan tempat untuk bersandar dan menumpahkan seluruh beban yang selama bertahun-tahun dia pikul sendiri.

Namun semua hal itu berubah ketika Joyce bertemu dengan Jayden untuk pertama kalinya—ketika dengan nada pahit Jayden memojokkan Jonathan, menyalahkannya atas kematian adik perempuan mereka. Dari sana, Jonathan yang selama ini Joyce anggap sebagai perwujudan nyata dari sosok pangeran yang diimajinasikannya ketika masih anak-anak berubah menjadi sosok asing yang tidak dia kenali. Sosok yang menorehkan luka yang tidak akan pernah bisa dia lupa. Sosok yang menghancurkannya.

BITTERSWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang