"Wanna hear another naked truth from me?"
Joyce tidak menjawab seolah-olah lidahnya sedang terlipat. Yang dia lakukan hanya menatap lurus-lurus ketika laki-laki itu kembali menyesap rokoknya untuk menyamarkan senyum keparat yang terpilin di permukaa...
"Hearts are made to be broken, and even though you may heal, you were never quite the same as you'd been before the fall."
— Joyceline R. Swastamita
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIDAK seperti kebanyakan prom kelulusan yang diadakan di aula gedung sekolah, promkelulusan SMA 6 tempat Joyce bersekolah diadakan di halaman belakang rumah Cleo yang super-luas. Sebagai tambahan informasi, Cleo ini merupakan seorang putri pejabat tinggi negeri yang memiliki hidup tak ubahnya seperti tuan putri. Joyce tidak begitu mengenal Cleo meskipun mereka satu angkatan. Selain karena mereka berdua berbeda kelas, Joyce juga tidak begitu nyaman kalau harus berbaur dengan lingkaran Cleo yang dianggapnya terlalu hedon untuk ukuran anak SMA.
Malam ini, Joyce tampil memukau dengan dress hitam selutut berpotongan leher rendah dengan model tali spageti yang menggantung di bahunya. Rambut panjangnya yang biasa dia biarkan tergerai sekarang dibentuk chignon dengan hairpin seperti mutiara yang mempercantiknya, menyisakan poni tipis dan sedikit helaian pendek yang membingkai wajahnya.
Malam ini, Joyce jauh lebih cantik dibandingkan hari-hari biasanya—bukan berarti pada hari-hari biasa dia tidak cantik—dan Jonathan dibuat nyaris tidak berkedip di tempatnya ketika perempuan itu keluar dari pintu depan rumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
WARNING ::
CHAPTER INI DIKUNCI DAN DIPINDAH KE PLATFORM KARYAKARSA. UNTUK SIAPAPUN YANG PENASARAN BOLEH MAMPIR BOLEH TIDAK.
