Part 10 - So Am I

95 19 6
                                    

Asap makanan mengepul, ditambah suara daging yang kini dibakar Haechan dengan minuman menyegarkan terhidangkan di atas meja. Juga suasana di balkon dorm Dream yang menyegarkan seharusnya membuat selera makanku naik, apalagi aku orang yang suka makan, tetapi entah kenapa nafsu makanku sedang turun saat ini, melihat makanan rasanya ingin muntah.

Apa aku masih normal? Kenapa seorang Mingmei tidak tergoda dengan makanan?!

"Hei." Jeno menyenggol lenganku. "Kenapa nasinya dipelototin terus, Jaemin-ah? Dia buat masalah ya?"

Jeno tersenyum sampai-sampai matanya tidak terlihat.

"Hm, aku malas makan," jawabku pelan, takut Renjun mendengarnya, yang ada aku malah diomel.

Renjun itu salah satu member yang suka sekali mengomel. Walaupun begitu, aku suka dia. Aku lantas menggelengkan kepala.

Apa yang baru saja aku pikirkan! batinku menjerit.

"Mau kusuapi?" tanya Jeno.

Aku menatap mata Jeno. Ah, kenapa di terlihat manis sekali?

"Cih, seperti anak kecil." Renjun berdecih.

Aku menoleh ke arah Renjun dan tersenyum saat melihat wajah cemburu dari Renjun.

Aku mendekat ke telinga Renjun dan berbisik. "Kenapa, Renjun? Kau terlihat cemburu."

Renjun melotot dan menggeleng. "Tidak, tidak sama sekali, Jaemin!"

Aku tertawa melihat reaksinya.

"Mereka kenapa sih, Chenle?" tanya Jisung yang hanya dibalas gelengan oleh Chenle karena dia sibuk makan.

"Haechan, kau bisa makan dulu, biar aku yang melanjutkannya," ujarku.

"Tidak apa-apa, aku hampir selesai, dagingnya sudah aku bakar semua." Haechan berbalik dengan piring yang penuh daging.

"Kau belum makan?" tanya Haechan setelah dia mendudukkan dirinya di dekat Renjun.

Aku mengangguk. "Aku menunggumu."

Renjun berdecak kesal dan memutar bola matanya malas.

Sebenarnya aku lapar, tapi perutku terasa mulas dan melihat makanan saja membuatku ingin muntah. Dan aku tidak punya riwayat penyakit lambung, tetapi aku tidak tahu dengan tubuh Jaemin.

Aku membuka mulut, hendak bertanya pada Renjun tetapi dia terlihat bad mood kali ini, jadi kuurungkan.

Kuambil garpu dan mulai mengambil daging yang tadi Haechan bakar.

Baru menelan beberapa suap, perutku terasa perih. Aku menaruh sendok dan tangan kiriku meremas perut. Aku memejamkan mata untuk mengurangi rasa sakit.

"Kenapa?" Renjun sepertinya menyadari tingkahku.

"Aku mau ke belakang dulu."

Aku berdiri dan seketika itu perutku terasa bergejolak, rasanya ada sesuatu yang ingin keluar.

Kepalaku mendadak pusing dan saat aku balik badan, aku melihat Jaemin berdiri di ruang tamu dengan sesosok hitam besar yang menyeramkan.

Aku terkejut setengah mati hingga badanku terasa kaku.

Wajah Jaemin tampak pucat, raut mukanya menampakkan kesedihan dan ketakutan. Sosok menyeramkan tadi mencekik leher Jaemin dan sepertinya Jaemin tidak berdaya untuk sekedar berteriak.

"Jaemin?"

Jaemin menoleh ke arahku, begitu juga dengan sosok menyeramkan itu. Aku melototkan mata saat sosok itu tersenyum lebar dan berlari ke arahku, dia mengganti targetnya.

Neo Zone: DreamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang