Part 4 - Sleepless

160 32 2
                                    

Awalnya, aku hanya berniat berbaring di sofa ruang latihan, tetapi karena lelah, aku malah ketiduran. Waktu yang seharusnya kugunakan untuk latihan bersama member malah kugunakan untuk tidur.

Kesadaranku mulai terkumpul, tetapi rasanya tubuhku tidak bisa digerakkan, seperti ada seseorang yang menahan tubuhku. Aku berusaha menggerakkan tangan, lalu kaki, tetapi semuanya sia-sia, aku tetap tidak bisa bergerak.

Tubuhku seperti mati rasa. Lalu tiba-tiba dadaku terasa sesak, seperti ada seseorang yang mendudukinya dari atas. Aku ingin berteriak keras dan meminta tolong, tetapi yang keluar malah lenguhan kecil.

Ya Tuhan, apa yang terjadi?

Aku berusaha memanggil nama para member, berteriak minta tolong, tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku.

Aku mencoba membuka mata, yang mana membuatku semakin takut karena melihat lampu di ruangan dimatikan hingga gelap total. Dan suara member terdengar, mereka sepertinya hendak kembali ke dorm tanpa aku.

Kenapa mereka meninggalkanku dan tidak membangunkanku? Jahat sekali.

Suara pintu ditutup terdengar. Mereka benar-benar meninggalkanku di ruangan gelap ini sendirian.

Aku melirik seseorang yang berdiri di sudut ruangan. Ada seorang pemuda, wajahnya tidak kelihatan karena gelap, ia perlahan mendekatiku yang entah bagaimana membuat atmosfer di sekitarku menjadi dingin.

Tubuhku merinding. Aku berusaha sekuat tenaga agar bisa bergerak karena semakin takut dengan sosok itu yang perlahan mendekat, tapi aku tetap tidak bisa bergerak.

Di persekian detik berikutnya, sosok itu sudah berdiri di depanku, ia lantas berjongkok, menyejajarkan wajahnya dengan wajahku.

Barulah aku bisa melihat wajahnya. Dia ... Jaemin?

Bagaimana bisa? Aku yang sekarang yang ada di tubuh Jaemin, lalu siapa Jaemin yang ada di depanku.

Orang mirip Jaemin itu tersenyum miring dan menatapku, wajahnya tampak menyeramkan apalagi saat seringai itu tidak juga hilang di wajahnya.

Jaemin mengulurkan tangannya, yang mana tidak bisa kugapai karena tubuhku tidak bisa bergerak.

"Ayo, ikut ke neraka bersamaku," ujarnya dengan nada menyeramkan, lantas dia tersenyum miring.

Aku memejamkan mata dan berusaha teriak, apalagi saat tangan itu berusaha menarikku.

"Jaemin! Jaemin! Bangun!"

Suara panggilan seseorang dan guncangan di bahu membuatku seperti tersedot sesuatu. Mataku terbuka dengan paksa, yang mana lansung disambut cahaya lampu yang menyilaukan mata.

"Jaemin, kau tidak apa-apa?" suara Jeno samar-samar terdengar.

Aku mengerjabkan mata, pandanganku masih buram sedangkan wajahku dipenuhi peluh dingin. Samar-samar kulihat siluet tiga orang pemuda di atasku, yang tidak lain adalah Jeno, Renjun dan Jisung.

Aku berusaha duduk, Jeno dengan sigap membantuku. Pening menyerangku karena bangun secara tiba-tiba.

Ketiga pemuda itu duduk di sampingku.

Jisung menyentuh pelan bahuku. "Jaemin Hyung tidak apa-apa?"

Aku mengangguk pelan.

"Aku pikir kau pingsan," sahut Renjun yang duduk di samping kananku. "Kau tidak pernah tertidur selelap itu sampai-sampai tidak bisa dibangunkan."

"Aku tidak apa-apa, terima kasih telah membangunkanku," ujarku.

Kalau tidak, mungkin aku sudah mati, lanjutku dalam hati.

Neo Zone: DreamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang