Part 9 - Like a Star

90 19 0
                                    

Malam ini dorm Dream begitu ramai karena bertambahnya dua personil, yaitu Chenle dan Haechan.

Di ruang tamu, Haechan dan Renjun sibuk bertengkar tentang hal yang tidak begitu penting, dan di sofa ada Jeno dan Chenle yang bermain game di ponsel, walau mereka tidak bertingkah, tetap saja mereka berisik.

Dan aku ada di dapur bersama Jisung yang membantuku memasak karena tadi aku dan Jisung kalah dalam permainan batu gunting kertas, jadi kami yang membuat makan malam.

Haechan dan Chenle memang sengaja menginap di dorm Dream malam ini, katanya mereka mau membicarakan hal serius dengan salah satu member. Kuharap bukan aku member yang dia maksud karena aku sedang malas bicara.

"Jaemin Hyung, kau butuh bantuan apa lagi?" tanya Jisung setelah mencuci selada.

"Tolong rebus air untuk ramyeon kira-kira lima ratus mili," jawabku.

Malam ini aku membuat masakan yang sekiranya bisa dimakan manusia, karena aku tidak sejago Jaemin dalam memasak, kuharap mereka tidak sakit perut setelah memakan masakanku.

"Selesai, Hyung. Mau dibantu apa lagi?" tanya Jisung. "Hehe maaf tidak bisa membantu banyak."

Aku menggeleng pelan dan tersenyum. "Tidak Jisung-ah, kau membantu banyak kok, kalau tidak ada kau aku mungkin kesulitan."

Jisung tersenyum lebar. "Mau dibantu apa lagi, Hyung?"

Aku menunjuk meja makan. "Kau tata meja saja agar setelah ini mereka bisa langung makan."

"Nee, Hyung," jawabnya dengan nada imut.

Aku mencubit pipinya karena merasa gemas. "Aigoo kiyowo uri Jisungie."

Setelah beberapa menit menyelesaikan masakan, aku berjalan menuju ruang tamu.

"Anak-anak, masakannya sudah selesai," ujarku lembut.

"Maaf, Jeno-ya!" Haechan berlari karena dikejar Jeno, mereka mengelilingi sofa dan membuat suara gaduh.

Sedangkan di tengah pertikaian itu, Chenle dan Renjun sibuk berdebat dengan bahasa Cina, yang tentu saja aku pahami. Dua orang kebangsaan Cina itu meributkan tentang daerah Cina mana yang memiliki suhu paling dingin.

"Anak-anak! Ayo makan sebelum aku marah," ujarku agak keras. "Siapa tadi yang merengek kelaparan dan minta makan?"

Renjun dan Haechan yang merasa tersindir pun segera berlari menuju ruang makan.

"Kalau Jaemin Hyung marah seperti itu dia seperti ibu-ibu ya," bisik Chenle pada Renjun.

Renjun tertawa keras yang langsung kuhadiahi dengan tatapan tajam.

"Selamat makan!" seru Haechan.

"Hyung, tolong ambilkan ramyeon," ujar Jisung, dia menunjuk ramyeon yang jauh dari jangkauannya.

"Ramyeon kan tidak baik jika dimakan terus-terusan, Jisung-ah, kau hampir memakannya setiap hari," kataku, membuat Jisung mem-pout-kan bibir.

"Tapi Jisung beneran mau?" Jisung mengangguk antusias. "Baiklah untuk Jisungku yang imut."

Chenle berdecak dan memutar bola mata, melihat hal itu, Jeno tersenyum dan merangkul bahu Chenle. "Kenapa Chenle? Mau dimanja juga?"

Chenle menggeleng. "Nggak ya, aku bukannya mau dimanja juga, cuma kesal saja."

"Kalian kemarin ke mana?" tanya Haechan, dia menatapku dan Renjun bergantian.

Neo Zone: DreamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang