Abi masuk ke kamar Ica.Sudah masuk waktu subuh tapi gadis manis itu belum bangun.Abi menyentuh wajah Ica,menatapnya lekat.
Bibir Abi nyaris menyentuh dahi Ica.
"Bang Abi,Ica udah bangun."ucap Ica sambil tersenyum.Abi langsung terdiam,memundurkan dirinya dari Ica.
"Gak jadi cium Ica?"
Abi tersenyum lalu menggeleng.
"Gak solat?"
Ica menggeleng.Ica bangun dan duduk berhadapan dengan Abi.
"Ica sayang banget bang Abi!"
Abi terdiam.Ada rasa pedih di hati Abi,sakit mendengar pengakuan Ica.Kenapa tidak sebahagia dulu ketika Ica mengatakannya?
Mungkin Abi takut,kehilangan adik kecilnya ketika nanti Ica tinggal bersama Ayah.Abi membuang pikirannya jauh-jauh.Kembali menatap Ica dan memaksakan senyum.
"Iya Ca,jangan pernah takut gw akan selalu ada disini."
"Ica mau mandi,terus berangkat sekolah di antar kak Abi!"seru Ica dengan semangat.
"Iya Ca."
***
Saat pulang dari sekolah,ada sebuah mobil terparkir di halaman rumah Ica.Ica memperhatikan dulu dari luar.Abi keluar dari rumah mendekati Ica.
"Ayo masuk."ajak Abi.Saat Abi hendak menarik lengan Ica,Ica menahannya.
"Kenapa Ca?"
"Siapa yang di dalam?"tanya Ica.Abi mengelus pelan rambut Ica sambil tersenyum.
"Ayah."
Ica menahan kegugupan yang tiba-tiba menyerangnya.Satu kata tapi berhasil meruntuhkan hati Ica.Ayah,di dalam ada ayah.Ica segera berlari ke dalam rumah.
"Ica sudah pulang ya,"ucap Ibu pelan.
"Dia ayah Ica?"tanya Ica pada Ibu sambil menatap pria yang tengah duduk di ruang tamu.Bersama seorang wanita seusianya.
"Ica duduk dulu ya,Ayah mau bicara sama Ica."ucap pria itu.Ica seperti terhipnotis,Ica duduk di dekat Ibu.
"Ayah kemana saja?"lirih Ica sambil menahan airmata yang bisa saja runtuh tiba-tiba.Ica juga baru sadar,kemarin Ica sudah bertemu dengan ayah.Pria yang menolong Ica sambil tersenyum.Ica tahu sekarang,senyuman itu mirip dengan senyuman Abi.
"Ayah mencari uang untuk Ica."
"Ica kangen ayah."
"Ica,mau ikut tinggal bersama ayah?"pertanyaan itu membuat jantung Ica berdebar.Ica segera mengangguk.
"Dengan Ibu dan bang Abi juga kan?"semua diam,mendadak ruangan berukuran lima kali lima meter itu senyap.
"Ica,pak Hendra sudah menikah lagi,kita tidak bisa tinggal bersama lagi,"ucap Ibu memecah keheningan.Ica mendadak kecewa,tapi Ica hanya mengangguk.
"Berarti Ica dan bang Abi akan tinggal bersama ayah kan?"
"Mas,aku belum ikhlas ya!"bisik wanita di sebelah Hendra.Hendra mengangguk.
"Ica,kalau bang Abi juga ikut nanti Ibu sendirian,Ica aja ya yang ikut ayah?"
Ucapan itu,sekeras apapun Ica berpikir.Hanya satu di pikiran Ica,Ica tidak bisa hidup tanpa Abi.
Abi izin kepada Hendra dan Ibu untuk berbicara sebentar Ica.Memberi Ica penjelasan sejelas-jelas dahulu.
Ica duduk di pinggir kasur.Abi ikut duduk di samping Ica,tangan Abi menggenggam tangan Ica.Tangan Ica agak gemetaran.
"Ca?"panggil Abi dengan lembut.Ica tidak menyahut,justru airmata Ica yang menetes.Abi segera menghapusnya,kemudian menatap Ica.
"Ca,gw gapapa tinggal sama Ibu,Ica tinggal sama ayah ya?"
"Ayah gak sayang bang Abi?"tanya Ica sambil terisak.Abi menggeleng yakin.
"Ayah sayang gw Ca,ayah sayang kita,kalau gw ikut ayah siapa yang jaga Ibu?"
"Bang Abi?"panggil Ica.
"Kenapa Ca?"
"Ica akan baik-baik saja tanpa bang Abi ketika bersama ayah?"tanya Ica.Abi mengangguk.
"Iya Ca,gw akan sering datang ke rumah ayah dan ngajak Ica jalan-jalan,ayah akan jaga Ica sama seperti bang Abi selama ini jaga Ica,percaya bang Abi kan?"
Ica mengangguk.Sungguh,tidak ada ucapan Abi yang tidak Ica percaya.
"Mau kan tinggal sama ayah?"
"Iya bang Abi,Ica mau."
Abi membersihkan sisa airmata di pipi Ica.Berpisah dengan Ica tidak mudah,tapi itu akan menjadi mudah jika Ica hidup dengan semua kekayaan ayahnya.Abi hanya ingin melihat Ica bahagia,Abi yakin itu akan terjadi jika Ica tinggal dengan ayah.
***
Abi membantu Ica membereskan barang-barangnya.Menyiapkan segala keperluan Ica untuk tinggal di rumah barunya,rumah ayah.
"Bang Abi,Ica boleh bawa sajadah bang Abi?"tanya Ica sambil menunjukkan sajadah milik Abi.Berwarna merah cerah,dengan gambar masjid yang indah.
"Udah lusuh Ca,beli baru aja ya?"
Ica menggeleng,mendekati Abi.
"Kalau Ica tinggal sama ayah,Ica gak bisa lagi solat sama bang Abi.Ica mau saat Ica solat selalu bisa ingat bang Abi."ucap Ica.
Abi mengelus rambut Ica.Kemudian perlahan mencium kening Ica.
"Kabari bang Abi kalau Ica kenapa-napa ya."
Ica mengangguk.
"Ica sudah selesai?"tanya Ibu dari dekat pintu.Ica mengalihkan pandangannya ke arah Ibu dan mengangguk.
Ica kembali menatap Abi.
"Bang Abi akan sering datang nemuin Ica kan?"
"Iya,akan sering."
Kalau ada yang baca komen ya!Terima kasih dan selamat menunggu part berikutnya!
Maaf, aku butuh hiatus dalam waktu yang lama juga karena beberapa cerita aku hilang karena perangkatku rusak, jadi...akan aku ulang lagi kisah mereka dan sedikit berbeda dari perkiraanku sebelumnya.....
Kalian tim happy end atau sad end nih??
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HAPPINESS[hiatus]
DiversosSempurna, satu kata yang akan membuat orang menggambarkan kekayaan, kecantikan, keluarga harmonis, atau pasangan setia, dan penampilan. Hidup dalam keluarga sederhana mungkin jauh dari kata sempurna. Tapi bagaimana jika sebuah takdir memberimu piiha...