DELAPAN

1.3K 125 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama ujian kelulusan aku, rasanya campur aduk karena takut hasilnya mengecewakan mamah belum lagi ucapan kak Fiony yang selalu terngiang-ngiang di kepala ku.

"Kamu harus lulus dengan hasil yang memuaskan. Nanti kamu kuliah baru kita menjalin hubungan yang serius, aku gak mau kamu mengecewakan mamah kamu, aku sudah terlalu berharap sama kamu"

Aku terdiam duduk sambil menutup wajah ku dengan kedua tangan ku, dan ku rasakan tepukan dari samping.

Ku lihat Dami tersenyum bodoh ke arah ku sambil menarik kursi ke samping ku.

"Kenapa lu?"

"Pusing gue" jawab ku singkat.

"Pusing kenapa?! Orang biasanya juga klo ujian lu santai kan karena otak lu sudah encer dari lahir beda sama gue"

"Bukan itu doang...."

"Trus apa?"

Aku menghadap menatap Dami dengan serius, "Mi gue mau nanya, misal ada dua orang yang perbedaan umurnya cukup jauh" kata ku dengan perlahan.

"Beda berapa? 50? 70?" aku menggeleng.

"Bukan, 10"

"Trus?"

"Nah mereka tuh deket gitu, trus si yang lebih tuanya itu selalu minta serius dan berharap banget sama yang lebih muda. Tapi yang muda ini masih bingung mau kayak gimana ke depannya, masih takut juga dan belum siap" 

"Yang tua umur berapa?"

"27"

"Yang muda?"

"17 otw 18" sontak Dami tertawa kencang.

Aku langsung memukul lengannya, "Berisik banget deh" kesal ku.

"Oke oke" dia menetralkan tawanya.

"Wajar gak si klo orang yang umur segitu minta hal yang serius. Umur segitu bukan lagi masa-masa mereka Nat. Mereka maunya yang pasti dan jelas bukanya kayak kita yang masih labil dan main-main aja"

"Tapi balik lagi umur seseorang bukan berarti mengukur tingkat kedewasaan seseorang tersebut. Ya klo gue si gak bisa berpendapat apa-apa karena gue juga masih belum paham dan ahli dalam hal kayak gitu"

"Cuma saran gue, bersikap baik dan mengimbangi aja. Lagi pula kan lu bilang tadi yang muda umur 17 otw 18 berarti seumuran sama kita nah menurut gue dia masih kurang pengalaman aja seiring berjalannya waktu juga nanti paham dan mengerti"

"Emang siapa si yang lagi deket sama lu?" aku melotot ke arah Dami yang sudah menahan tawanya.

"Om-om atau tante-tante? Sugar dady atau sugar momy nih" lepaslah tawa Dami yang disambut dengan pukulan ku ke arah pundaknya.

"Asik Natta pelet nya kuat" ledek Dami lagi lalu berlari pergi keluar kelas.

<<<•>>>

Aku berjalan ke arah rumah diikuti Dami di belakang ku, hari ini adalah hari akhir ujian kelulusan ku. Pikiran ku kacau takut apa yang ku harapkan tidak sesuai.

Sampai di rumah ku lihat ada sebuah mobil yang terparkir rapih di halaman rumah ku, "Siapa Nat?" tanya Dami.

Aku menaikan bahu ku, "Gak tau" lalu kembali berjalan masuk.

"Arel pulang mah" teriak ku lalu menaruh sepatu ditempatnya.

"Eh anak mamah udah pulang" aku mengambaikan ucapan mamah, hanya satu fokus ku adalah kak Fiony yang duduk anggun dengan pakaian casualnya serta make up yang terlihat cantik.

Diary 18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang