ENAM BELAS

854 76 1
                                    

"Dorrrr!"

"Aaaaa!"

Aku tertawa kencang setelah mengagetkan kak Irennia yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Bugh

"Aww sakit" ringisku ketika kak Irennia mulai memukul pundak ku cukup kencang.

"Kamu nyebelin dasar" aku berlari menghindari pukulannya.

"Kamu masak apa?" aku menoleh ke arah kak Irennia.

Aku berjalan ke arahnya lalu sedikit memintanya untuk duduk manis di meja makan.

"Kakak duduk aja, tunggu sebentar"

Tak lama aku membawa beberapa piring berisi makanan kesukaan kak Irennia.

Terlihat jelas wajah kak Irennia yang senang, dia mencium aroma makanannya.

"Jangan di cium cium doang mending dicobain deh" pintaku sambil mengambilkan piring kak Irennia.

"Kamu gak akan ninggalin aku kan?"

Aku menatap ke arahnya, "Niatnya aja gak ada kak, apa lagi ninggalin kakak" balas ku kembali mengeratkan pelukannya.

"Taraaa!"

"Tebak aku bawa apa?" kak Irennia menatap ke arah aku yang sedang menyembunyikan sesuatu dari balik tubuh ku.

"Hmmn bunga?"

"Salah teng!"

"Boneka?"

"Salah"

"Coklat?"

"Bukan"

"Gak tau ah" kesalnya.

Aku berjalan ke arahnya lalu bertekuk lutut di depannya yang sedang duduk, "Taaraaa" ku keluarkan dan kak Irennia mengengkerutkan keningnya.

"Ikan?" tanyanya bingung.

Aku mengangguk, "Iyaa ikan hias"

"Namanya kio dan kia, ini sepasang loh" ucapku.

"Aku beli ini karena pas aku liat mereka aku jadi ingat kita, dan ini juga bisa jadi temen kakak klo kakak lagi sedih dan senang" kak Irennia tersenyum kecil.

Ia menarik ku ke dalam pelukannya, "Makasihh" ucapnya pelan.

"Natta!"

Aku tertawa kecil mendengar teriakannya, "Kamu benar-benar ya. Iseng banget tau" omelnya.

Kak Irennia membawa tikus mainan ke arah ku, "Nih nih tikus kamu" dengan cepat aku berlari menjauh dari kak Irennia.

"Dasar, jangan lari kamu"

"Itu cocok sama kakak"

"Gak ada ya, aku gak suka tikus"

"Awas kak" aku melemparkan ular mainan ke arahnya.

"Aaaaaaaakkkk apaa itu"

"Natta! Ih! Dasar"

"Hahahhahaha" aku berlari mengelilingi ruangan sambil berlari puas.

"Suka pemadanganya?" kak Irennia mengangguk.

Kini aku dan kak Irennia sedang berada di atas bukit melihat pemandangan kota dari atas sini, aku memeluk kak Irennia dari belakang sambil mengahangatkan satu sama lain.

Diary 18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang