SEMBILAN

1.3K 127 3
                                    

Dua minggu sudah ku lewati, kini aku menghampiri kerumunan yang ada di depan papan mading yang ditempel nama siswa dan siswi disekolah ku. Aku mencari nama ku, "Andrea....Andrea... Andrea wow lulus" teriak ku senang.

Aku keluar dari kerumunan sambil meloncat loncat kegirangan, "Natta lulus gak?" teriak Dami sambil berlari ke arah ku.

"Lulus!" jawab ku.

"Sama!" kami berpelukan sambil berloncat-loncat layaknya anak kecil.

Setelah merasa cukup bersenang-senang ria, datanglah Ananda dan Gita.

"Natta selamat ya lulus dengan hasil nilai sempurna" ucap Ananda sambil mengulurkan tangannya ke arah ku.

"Makasih Nan. Kamu juga selamat ya" balas ku.

"Natta selamat ya pasti masuk kampus impian ini" Gita langsung memeluk.

"Makasih Git dan semoga aja masuk. Selamat juga buat Gita"

"Natta doang dikasih selamat, gue enggak nih" protes Dami.

Gita melepaskan pelukannya lalu menepuk lengan Dami, "Selamat ya Dami lulus dengan nilai yang sesuai ekspektasi" katanya.

"Iya iya makasih"

Setelah acara pengumuman kelulusan aku, Dami dan Gita berniat untuk makan makan dirumah ku, awalnya aku mengajak teman lainya tapi mereka tidak bisa dan ada urusan jadi hanya Gita dan Dami yang bisa.

Sesampainya dirumah aku masuk ke dalam dan diikuti oleh Dami dan Gita, "Mah Arel pulang" ucap ku.

"Mamah dirumah gak si?" karena tumben mamah tidak membalas ucapan ku.

Dami dan Gita langsung duduk di sofa, "Nat ini apaan?" tanya Gita penasaran.

"Brosur rumah kali" jawab ku asal.

"Boleh buka gak?"

"Buka aja"

"Mamah....."

"Natta!" teriak Gita membuat ku dan Dami kaget.

"Lu di daftarin sekolah di Belanda?!"

Aku langsung menghampiri Gita yang memegang surat tersebut lalu ku ambil dan membacanya.

Benar saja ada nama ku dan nama universitasnya bahkan ada tanda tangan mamah. Kini hatiku campur aduk, marah, kecewa, sedih yang ku rasakan.

Langsung ku berlari ke arah kamar mamah dan ternyata kamarnya kosong dan aku menyelusuri setiap ruangan dirumah ini sambil berteriak memanggil mamah.

"Mah!"

"Mah Arel mau bicara!"

"Mamah"

Aku kembali berlari ke arah Dami dan Gita yang memandang ku dengan tatapan merasa bersalah, "Kalian pulang dulu deh. Gue mau nyari nyokap gue" ucap ku lalu berlari meninggalkan rumah.

Aku menelfon mamah terus menerus tapi tidak di angkat kemudian kaki ku melangkah ke rumah teman mamah tidak jauh dari rumah.

Sampai dirumah teman mamah yang bernama Tante Yuli aku langsung mengetuk pintunya, "Permisi" ucap ku.

Langsung terbukalah pintu tersebut, "Permisi tante maaf mengganggu waktunya. Arel mau tanya, apa mamah ada?" tanya ku.

Tante Yuli menggeleng, "Haduh enggak ada tuh Arel. Mamah kamu gak kesini hari ini cuma kemarin dia dateng" jawabnya.

"Oh gitu ya tante tapi tante gak tau mamah mau kemana soalnya hp nya gak aktif"

"Maaf tapi tante gak tau. Mau tante bantuin cariin mamah kamu?"

Diary 18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang