Arzeya || 13

1.4K 100 31
                                    

Haii guyss!! Welcome back!!

Masih sepi nih cerita🙂bantu baca, vote dan komen juga penting!!

Sebelum kalian baca alangkah baiknya follow dulu ya wkwk.

Jika ada salah dalam penulisan mohon di tandai ya biar bisa diperbaiki secepat-cepatnya.

Oke tanpa basa-basi lagi happy reading!!

*****

Suara langkah kaki mulai terdengar dari sang pemilik yaitu Reyno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara langkah kaki mulai terdengar dari sang pemilik yaitu Reyno.Ternyata Reyno pergi ke ruangan khusus dimana ia meletakkan koleksi senjata tajamnya. Ia mengambil katana yang diberikan clientnya sebagai hadiah.

"Hmm... Bagaimana jika kita coba ketajaman benda ini?" Ucap Reyno semakin mendekat dengan tersenyum smirk.

Zeya mendongak menatap ayahnya, ia terkejut melihat ayahnya membawa katana yang terlihat sangat tajam. Ia mulai ketakutan dan bergerak mundur, namun baru beberapa inchi mundur ia sudah tersudut oleh dinding.

"Kenapa kamu menjauh?hmm."

"Apa kamu takut?"

Zeya hanya menatap sang ayah dengan tatapan takut. Ia masih terkejut dengan ayahnya, seperti bukan seorang ayah yang dia kenal.

Reyno mencengkeram dagu Zeya hingga tembus ke kulit mulusnya yang menyebabkan darah segar mengalir.

"Kenapa diam hmm?" Tanya Reyno penuh penekanan dengan smirknya, sedangkan Zeya hanya menggeleng.

"Cihh! Ini hanya membuang waktu saya! Lebih baik kita segera mencoba ketajaman benda ini!" 

Kini emosinya mulai menggebu-gebu. Reyno melepas cengkeramannya dan menyeret Zeya dengan menarik paksa rambutnya. Lalu ia membanting Zeya tepat di tengah-tengah ruangannya tersebut.

Srettt.

Ia mulai menggores punggung mulus Zeya hingga darah segar mengalir dari tubuh Zeya. Tidak cukup satu kali melainkan berkali-kali ia menggoreskannya ke tubuh Zeya.

"SEBENARNYA KAMU ITU BISA APA?!!"

"COBA SAJA AZANIA MASIH HIDUP PASTI DIA JUGA MALU PUNYA ANAK SEPERTI KAMU!!"

Deg.

Kata-kata yang baru saja dilontarkan ayahnya tersebut sangat menusuk hatinya. Ia tersenyum getir mendengar kata-kata kasar ayahnya.

Tanpa rasa belas kasihan Reyno terus melakukan tindakan keji itu. Ia terus menyiksa Zeya tanpa ampun.

Srettt.

Srettt.

Srettt.

Tidak cukup sampai di situ ia membuang katana yang ia pakai dan beralih mengambil cambuk yang biasa digunakan untuk menghukum Zeya.

ARZEYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang