⚠️bacaan ini mengandung kata-kata kasar jadi bijaklah dalam memilih bacaan.
*****
~ Arzeya Melva Zahra Adelia Natawijaya ~
Sederhana saja. Kisah seorang gadis yang ingin menemukan kebahagiaan sesungguhnya dalam hidupnya.
Ia tidak hidup seorang diri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sini kalo berani maju lo.” tantang gadis tersebut. Sedangkan Arsha dan Agas sudah menatap Gavin dengan tatapan penuh peringatan.
“Mau maju model apapun lo tetep kalah Vin. Liat aja model backingan-nya aja kaya gitu.” Tutur Arslan dengan jujur.
“Bukannya nyemangatin lo malah nakutin. Kan gue jadi ga berani anying,”
"Emang bener Vin kata orang. Realita itu ga bisa bohong. Kalo bohong pantatnya kelap-kelip." tutur Arslan sok bijak, sambil menaik-turunkan alisnya.
Baru saja Gavin ingin menjawab tiba-tiba terhenti karena ucapan Kenzo yang lebih dahulu keluar. "Udah kalian udah debatnya. Karena kita udah kumpul semua dan juga tumpengnya udah siap, jadi kita langsung mulai aja acaranya." Mereka semua mengangguk setuju.
"Oke langsung aja, kita mulai acaranya."
"Disini gue Kenzo selaku ketua dari geng ini mau minta maaf sekaligus berterima kasih sama kalian. Gue minta maaf karena belum bisa jadi ketua yang ngelindungin kalian dan gue berterima kasih karena kalian udah mau kerjasama dan coba perbaiki diri masing-masing. Acara ini juga bertujuan untuk menyambut kembalinya anggota kita sekaligus menyambut anggota baru di geng ini. Untuk Zeya dan Dion, gue persilahkan." ucap Kenzo mengakhiri pembukaan pada acara tersebut.
Zeya mulai menatap semua anggota, ia masih sedikit tidak enak kepada mereka. Ia mulai ragu untuk mengeluarkan kata. Namun itu tak berlangsung lama, karena Arsha yang di sampingnya menggenggam tangan Zeya. Mencoba meyakinkan pemilik tangan tersebut, bahwa ini akan baik-baik saja. Zeya mulai tenang dan yakin.
Ia menarik nafas sejenak. "Gue Zeya mau berterima kasih sama kalian. Kalian udah rela bantuin gue walaupun itu sama aja kaya kalian datengin bahaya. Gue sangat berterima kasih karena kalian tetep jaga solidaritas, walaupun gue udah khianatin kalian. Gue juga ga tau harus bales kebaikan kalian pake apa. Tapi gue juga minta maaf yang sebesar-besarnya sama kalian. Karena keegoisan gue, kalian jadi terlibat sama masalah yang enggak seharusnya kalian tahu. Gue minta maaf udah bikin kalian dalam bahaya juga. Gue sebenernya ga enak sama kalian, gue juga udah ngerasa ga pantes ada di antara kalian."
"Kehadiran lo bukan sebagai orang baru di geng ini, yang baru bukan orangnya tapi lembaran kehidupannya. Disini kita ga masalah bantuin lo. Itu karena lo adalah keluarga yang berharga bagi kita. Jadi ga usah ngerasa ga enak. Lo itu berharga dan pantes buat ada disini." balas Kenzo yang membuat semua orang yang berada disitu setuju akan kalimatnya.
Zeya mengangguk, ia tersenyum dengan bahagia. "Hm, makasih. Kalian semua keluarga gue."
Selanjutnya kini giliran Dion yang akan berbicara. Semua atensi mengarah ke Dion. Dion tampak sedikit tegang dan gugup, namun ia segera menepis perasaan tersebut.