Bagian Delapan

121 15 1
                                    

Beomgyu kira, setelah pertengkaran akibat kecemburuannya kemarin itu sudah final setelah komunikasi ranjang yang telah di lakukan dengan Taehyun kemarin malam. Namun, kenyataanya perasaan gondok itu timbul kembali tatkala matanya menangkap perempuan kemarin datang bersama Hueningkai. Menjenguk Taehyun, katanya. Padahal tidak usah repot-repot, Beomgyu juga pasti selalu siap siaga menjaga Taehyun!

Menyapa seadanya, kemudian Beomgyu tinggalkan kamar, membiarkan tiga orang yang tersisa didalam tadi membahas hal yang mungkin diluar nalar. Keadaan tersebut membuat pemuda malang itu cemberut untuk kesekian kali, menyesal karena tak bisa menjadi sepadan dalam berbagai hal untuk Taehyun-sang belahan hati.

Dalam hubungan, komunikasi lebih dominan hampir 100%. Kalau ia saja tidak mengerti akan selera pembicaraan Taehyun, bagaimana ia akan menyeimbangi komunikasinya nanti dengan lelaki itu secara lambat laun?

Sibuk menghakimi diri sendiri, sampai ia tak sadari ada Hueningkai disampingnya yang tengah berdiri.

"Butuh teman?"

Dua kalimat, namun mampu membuat Beomgyu menangis hebat.

Tidak menjawab, hanya mengangguk kuat sembari menutupi wajahnya yang sembab.

"Taehyun memang dekat dengan adikku diantara kolega divisi yang lainnya, maklum, mereka sama workaholic-nya." Hueningkai kembali bersuara.

Seakan kejatuhan ilham dari sumber mata air pengetahuan, Beomgyu mulai menyusun beberapa informasi. "J-jadi, itu adiknya Kai?"

Hueningkai mendengarnya tersenyum simpul, kemudian mengangguk kikuk. "Maafkan, ya? Tapi bisa aku jamin tak ada yang lebih dari mereka berdua. Aku janji."

Beomgyu tertawa kecil mendengarnya, gantikan suara isakkaan yang tadi sempat menguar, "Tidak usah sebegitunya, Kai!"

"Hahaha, baik-baik, sudah ya jangan gunakan otakmu secara berlebih buat pikirkan hal yang tidak pasti. Masuklah, jangan buat Taehyun resah sendirian di dalam."

.
.
.

Nyatanya, di dalam pun tak ada bedanya. Beomgyu hanya menjadi fasilitas penyedia genggaman tangan, sedang Taehyun masih sibuk membahas projek besar yang seharusnya dialih-tugaskan sementara oleh Tuan Jungkook sesuai yang tertera di pesan.

Beomgyu lagi dan lagi hanya mendengarkan sambil memperhatikan tangannya yang digenggam. Hingga secara mendadak, Taehyun berucap, "Oh ya, Bila, kenalkan, ini Beomgyu, kekasihku yang sempat aku ceritakan saat itu."

Sontak Beomgyu mengulurkan tangannya kearah perempuan yang sudah ia ketahui namanya, Bila. Disambut dengan baik oleh si lawan bicara, Beomgyu kemudian mengenalkan diri secara malu-malu, "Hai, salam kenal, ya."

Bila terkekeh kecil, lalu membalas sama riangnya, "Hai, aku Bila. Maaf ya kalau intensitas mengobrolku dengan Taehyun begitu tinggi, aku hanya paham dengan penjelasan Taehyun masalah proposal, jadi aku minta izin ke Tuan Jungkook untuk tetap konsul dengan anak tunggalnya ini."

Beomgyu mengangguk saja, tak mau larut dalam pembicaraan yang memusingkan.

"Taehyun, aku ijin keluar dengan Kai, ya? Mau beli persedian buah."

Bohong, sejak kapan dirinya yang belanja persediaan rumah, apalagi buah? Pokoknya, ia tak ingin berlama-lama melihat kedekatan Taehyun dengan Bila.

Dan, untung beribu untung, Taehyun mengiyakannya secara langsung. "Pasti bosan, ya, di rumah terus? Pergilah, jangan sampai larut lagi seperti kemarin tapi, ya?"

Beomgyu mengangguk saja, "Iya, janji."

Satu usakan kecil di rambut Beomgyu dapatkan dari Taehyun, sebagai tanda sebelum keduanya berpisah sementara.

Bila, ya?

Beomgyu nampak tidak asing dengan wanita itu, tapi siapa?


....

Heyoo wassap, setelah ada satu biji taegyuist yang ngomen "kak, kapan update?" Hatiku jadi tergerak buat lanjutin enih cerita.

Btw kuusahain bakalan rutin apdet lagi, soalnya kesibukkanku "tinggal" skripsian. Doain lancar ya wahai kawan-kawan sesatku 🫶 bhaayy, see u in next week, I guess..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

{Milk Coolies}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang