Lima

467 24 0
                                    


*٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖ Chapter 5 ٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖*

"Laper banget gilak, ngadi-ngadi emang tuh guru awas aja lo gue aduin ke papa," kesal Risa setelah meneguk air mineral yang ia beli.
"Nasi goreng i'm coming," lanjutnya sambil berniat menyuap satu sendok nasi goreng ke mulutnya.

'CTAK'

"Aw bangsat siapa yang nimpuk gue pake sepatu? Huek, anjing mana bau banget lagi sepatunya kayak bau telur busuk," marah Risa sambil mengacungkan sepatu yang dia pegang ke atas.
"Gue, kenapa?" tanya seorang lelaki sambil menghampiri Risa.

"Si kutu kumpret," batin Risa jengah.
"Ternyata punya kakak, ralat deh yang tadi bilang bau nya kayak telur busuk, malahan baunya kayak bunga sedap malam yang harum banget pas malam hari. Oh ya kakak kenapa sih tega banget sama adek sendiri? Sakit tau kepala adek gara-gara kena timpuk sepatu" kata Risa sambil cemberut.
"Gak usah pura-pura sok imut di depan gue, enek gue liat tingkah lo. Gue kira setelah lo sadar dari koma sikap lo bakal berubah, tapi ternyata sekali jahat tetaplah jahat. Gara-gara lo Hailey terbaring di uks sambil megang perutnya yang sakit gara-gara lo tendang," marah Oliver sambil menunjuk muka Risa.
"Lo gak bisa gak bikin masalah sehari doang?!" bentak Oliver membuat Risa berjengit terkejut.
"Gak ada gunanya gue bicara sama cewek goblok kayak lo, dan sampe kapanpun gue gak bakal sudi nganggep lo adek, adek gue cuma satu yaitu Hailey," kata Oliver membuat Risa menunduk sambil menggigit bibir.

"Kenapa kakak nganggep cewek sialan itu adek kakak?! Padahal dia sama sekali gak ada hubungan darah sama sekali sama kita!" bentak Risa.
"Karena dia lebih baik dari lo! Dia lebih pantes jadi adek gue ketimbang lo yang punya hubungan darah sama gue, dan sampe lo matipun gue sama Seb gak bakal nganggep iblis kayak lo sebagai adek, lo tuh cuma anak sialan yang seharusnya gak lahir ke dunia ini, seharusnya lo mati aja sejak ada di kandungan Bunda," kata Oliver membuat Risa sakit hati.

Risa memandang kepergian Oliver dengan wajah yang menggelap. Dengan sekuat tenaga dia mencengkram sepatu yang dia pegang lalu melemparkannya hingga mengenai kepala Oliver dan menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Baru saja dia ingin berlari dan menonjok lelaki itu namun dia keduluan oleh Luna yang tiba-tiba saja datang dari arah pintu kantin dan membogem wajah Oliver hingga dia tersungkur.

"Bicara lagi lo babi, gue bakalan bikin tulang lo remuk!" ancam Luna.
"Lo kalo emang gak mau nganggep Risa adek lo, gak usah doain dia mati juga bangsat!" marah Luna sambil membogem Oliver yang sedang menyilang kan tangannya di depan wajah guna menghalau pukulan Luna.

"Udah Lun udah sabar, mau bagaimana pun dia masih keluarganya Risa, setidaknya jangan sampe bikin Tante Karin khawatir ngeliat kondisi Oliver pas sampe rumah," kata Eve sambil berusaha menenangkan Luna yang sedang menindih Oliver sambil membabi buta memberi lelaki itu bogeman cap gajah.

"Gue masih dendam ya sama lo, kalo bukan karena keinget Tante Karin udah habis lo sama bogeman gue," kata Luna sambil berdiri dari badan Oliver dan menarik Risa menjauhi tempat itu.

Risa sangat bersyukur sekali karena Luna datang di waktu yang sangat tepat, jika tidak, sudah dipastikan dia lah yang akan membogem lelaki itu tanpa ampun dan membuat semua rencana yang sudah ia susun rapi-rapi rusak.

"Ris lo gak papa kan?" tanya Eve sambil memegang kedua bahu Risa ketika mereka sampai di rooftoop sekolah yang sepi.
"Gue gak papa kok," jawab Risa sambil tersenyum dan melepaskan tangan Eve dari pundaknya.

"Bangsat kalian semua, tega-teganya kalian ninggalin princess Zeta yang cantik jelita ini sendirian di kantin," kesal Zeta yang baru tiba di tempat itu dengan nafas yang memburu.
"Eh lupa Zet kalo gue tadi sama lo di kantin, Sorry bestie. Jadi gimana dapet kan videonya?" tanya Risa.
"Dapet dong, gue gitu loh," balas Zeta.

"Video apaan woy?" tanya Luna yang kepo dengan arah pembicaraan Risa dan Zeta.
"Video di kantin tadi, Risa minta gue ngevideo semua perlakuan buruk ketiga orang itu ke Risa buat dijadiin bahan aduan ke orang tua mereka," jawab Zeta.
"Kane tuh, gue mau ikutan ngevideo ah," balas Luna.

"Jadi lo udah ngevideo siapa aja Zet?" tanya Luna.
"Oliver sama Sebastian doang," balas Zeta.
"Okay mulai saat ini lo sama gue tanding, siapa yang paling banyak dapet video perlakuan buruk mereka ke Risa dia yang menang," kata Luna tiba-tiba membuat Risa agak kaget dengan tingkah sengkleknya.
"Okay deal," balas Zeta.

Risa berjalan menjauhi mereka bertiga dan duduk di salah satu kursi yang ada di rooftoop. Dia menyandarkan punggungnya dan memandang ke arah langit yang berwarna biru dengan gradasi awan putih yang menurut nya sangat indah dan menenangkan.

Tiba-tiba sekelebat pertanyaan terlintas di pikirannya. Bagaimana jika dia mati sebelum kematiannya yang ditetapkan di dalam novel, seperti menjatuhkan dirinya dari rooftoop yang berada di lantai 5 saat ini. Bisa dipastikan dia akan mati saat itu juga, tapi apakah dia ada kesempatan hidup lagi? Secara kan Risa adalah salah satu tokoh penting dalam novel ini, jika dia mati sebelum waktunya bukankah plot novel ini akan kacau.

Ah dia baru memikirkan nya saat ini.

Apakah Risa asli sudah mati ketika jatuh dari tangga saat itu? Apakah alasan dia bertransmigrasi adalah untuk mengisi kekosongan raga Risa? Jadi apakah jika dia mati saat ini akan ada jiwa lain yang akan mengisi raga Risa yang kembali kosong? Jika benar, apakah hal itu akan terus berulang sampai kematian Risa yang ada di novel terjadi?

Entahlah, yang pasti menurut Risa kematian nya pasti akan terjadi sesuai dengan yang ada di novel, meski dengan keadaan dan situasi yang berbeda akibat dia berniat menjauhi plot cerita yang akan berdampak dengan perubahan alur cerita yang terjadi.

Karena dia tahu kematian adalah salah satu takdir yang tidak dapat diubah meski dia dengan sekuat tenaga berusaha berlari menjauhinya. Dia akan menerima takdirnya dan akan melakukan segala hal yang dia inginkan sebelum ending nya tiba supaya dia bisa pergi tanpa rasa penyesalan.

"Jadi ini rencana lo Ris?" tanya Eve sambil duduk di sebelah Risa dan menepuk pundak nya membuat Risa sadar dari lamunannya.
"Iya bener. Dengan video itu gue jadi ada bukti yang bakal memberatkan hukuman mereka bertiga, secara Papa sama Om Alaric sayang banget sama gue dan gak bakal tinggal diam pas ngeliat anak sama menantu kesayangan mereka diperlakukan buruk sama orang lain, apalagi Mama sama Tante Anais pasti bakal jadi kompor nanti pas mereka bertiga dihukum ahahahahahaha," balas Risa.

"Gue suka gaya lo yang ini, gak kayak dulu, Bodoh," kata Eve sambil menyentil kepala samping Risa.
"Iya iya gue ngaku gue dulu emang bodoh karena terlalu naif, udah tau sikap mereka ke gue buruk banget masih aja gue berharap mereka bakal berubah dan jadi perhatian sama gue, Bodoh emang," balas Risa yang memang sangat geram dengan karakter Risa yang ada di novel.

When The Antagonist Wants To Live In PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang