"Kilas Balik"
Bisa dibilang, hubungan Jimin dan Yoongi berawal dari perjodohan para orangtua mereka yang berlandaskan bisnis keluarga. Membuat keduanya menikah tanpa memiliki kesempatan untuk saling mengenal terlebih dahulu.
Yoongi tak bisa memilih, begitupun dengan Jimin sang anak tunggal yang harus mewarisi perusahaan keluarga tanpa bisa menolak. Demi masa depan perusahaan, mereka tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri, termasuk soal pasangan.
Kehidupan mereka setelah pernikahan memang terbilang tak sulit, tapi tidak juga mudah. Untuk pasangan yang sebelumnya hanya pernah bertemu tiga kali, Yoongi bersyukur Jimin memperlakukannya dengan baik.
Interaksi mereka memang terlihat begitu kaku. Tapi kata Jimin, ini hanya tentang waktu bagi Yoongi untuk terbiasa dengan kehadirannya.
Dua bulan setelah menikah, Yoongi memutuskan untuk berhenti menjadi Direktur setelah perusahaan orang tuanya resmi melakukan merger dengan Park Company. Jimin ingin Yoongi fokus pada program bayi yang akan mereka jalani.
Orangtua mereka memilih menyerahkan segala urusan perusahaan pada Jimin. Alasan yang sebenarnya cukup sederhana, namun ternyata tetap membuat Jimin terkejut. Sekali lagi, Jimin tidak bisa menolak.
Jimin masih mengingat percakapan mereka pada malam itu.
"Papa ingin pensiun dini, pindah dan tinggal di pedesaan bersama Ibumu tanpa memikirkan urusan perusahaan dan hidup jauh dari penatnya perkotaan."
Malam itu Jimin pikir Papanya cukup egois, menyerahkan seluruh beban padanya tanpa memberinya pilihan.
"Jimin-" Sang Ibu meraih tangannya lembut, memberikan sebuah buku usang padanya. "Bukalah..." Pintanya.
Jimin menerima buku yang ternyata adalah sebuah diary masa muda Ibunya. Lima menit membaca, Jimin langsung paham alasan keduanya meminta pensiun dini dan memilih pindah ke pedesaan. Jimin kira keputusan mereka terkesan tiba-tiba, tapi ternyata semuanya telah direncanakan sejak dulu dalam sebuah bentuk tulisan yang apik.
Sungguh hebat, kepalanya tiba-tiba terasa pening. Hampir tak percaya ketika membaca judul pada lembar kedua kertas tersebut.
"Planning dan harapan masa tua Min Heera dan Park Yoora."
Yoora mengangguk semangat, "Itu dibuat pada saat kami kuliah dulu, setelah sama-sama telah menikah. Kami terpikirkan untuk menulisnya."
"Kalian sudah bersahabat?"
"Dari kami sekolah dasar."
"Oh, God." Jimin tak bisa berkata apapun, dirinya terlalu terkejut mengetahui bahwa Ibunya dan Ibu Yoongi telah bersahabat sejak lama.
"Semuanya telah kami atur Jimin, termasuk untuk yang satu ini. Bisa dibilang ini adalah keinginan terakhir kami."
"Hebat sekali." Jimin tersenyum simpul menatap Papanya, dia mulai membacakan deretan daftar harapan Ibunya.
"Menjalankan program hamil bersama, menjodohkan anak kami, meninggalkan urusan perusahaan, hidup bertetangga di pedesaan, dan memulai usaha perkebunan kecil."
Jimin terkekeh sinis. "Hidup saya sudah di atur bahkan sejak dalam kandungan? Tidak kah kalian ingin bertanya pendapat saya dan apa yang sebenarnya saya inginkan?" Tanya Jimin menatap bergantian kedua orangtuanya.
"Kami orang tuamu Jimin, kami tau apa yang terbaik untukmu."
"Benar sayang, Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGID || MINYOON ✓
Fanfiction[Completed] Jimin dan Yoongi merasa hubungan mereka terlalu formal untuk ukuran pasangan yang sudah menikah pada umumnya. Another Cast: • SunSun • TaeKook #BL #MPREG