10. Tuan Xiao Kesayangan.

1K 137 16
                                    


*****

Sudah hampir seminggu berlalu, tapi Wang Yibo belum sadar dari tidurnya. Selama itu juga Xiao Zhan terus duduk di sampingnya menunggu Wang Yibo untuk sadar.

Di suatu malam, saat Xiao Zhan tengah duduk sambil mengerjakan pekerjaannya yang sengaja ia bawa ke ruangan itu, Xiao Zhan mendengar suara dari arah tempat tidur. Dengan segera, Xiao Zhan meletakkan laptop miliknya ke atas meja, lalu mendekati Wang Yibo.

"Kau bangun?" Wang Yibo menyipitkan matanya, lalu melihat seluet pria yang berdiri di depannya, tubuhnya seketika mengingat lagi penyiksaan yang dia rasakan di hari itu. Wang Yibo belum jelas melihat wajah orang itu, diapun berusaha duduk dan mencoba untuk menjauh. Xiao Zhan dengan gerakan cepat menahan tubuhnya dan berteriak padanya.

"Tenang! Ini aku!" mendengar suara orang yang dia kenal, kesadaran Wang Yibo seketika pulih, dia mengerjapkan matanya sebelum akhirnya memeluk Xiao Zhan dengan tubuh bergetar ketakutan. "Tenanglah, kau aman sekarang." Xiao Zhan tidak tau bahwa efek yang akan di timbulkan dari penyerangan itu justru lebih parah dari yang dia duga. Bahkan, Liang Beng mengundurkan diri dari pasukan setelah dua malam di rawat di rumah sakit. Padahal Liang Beng sangat berpotensi dan memiliki bakat yang jarang di miliki orang lain.

Wang Yibo tak mengatakan apapun, tubuhnya masih bergetar dan terus memeluk Xiao Zhan tanpa berniat melepaskannya, "aku di sini, jangan takut." Xiao Zhan hanya bisa menenangkan Wang Yibo untuk saat ini, dia berharap bisa segera tau apa yang sebenarnya terjadi pada Wang Yibo. Walaupun Xiao Zhan sudah tau siapa atau kelompok apa yang sudah menyakiti Wang Yibo dan timnya. Dua hari lalu, Yi Cheng mengirim laporan tentang pelaku yang menyerang Wang Yibo dan Tim.

Mereka menyebut diri mereka dengan sebutan KKAR yang di artikan dengan Kelompok Kriminal Anti Republik. Yi Cheng mengatakan bahwa mereka berasal dari salah satu negara Asia dan mereka bergerak atas inisiatif mereka sendiri dan menentang presiden di negera mereka. Mereka juga yang menyebarkan teroris bom dan juga beberapa kasus penembakan di jalan-jalan raya. KKAR ini sering membuat masalah bahan mereka menyerang warga negara dari negara mereka sendiri. Dan catatan pentingnya adalah, mereka sangat brutal dan tidak kenal ampun.

***

Dua hari setelah Wang Yibo sadar, dia bahkan tidak ingin di tinggal sendirian. Xiao Zhan selalu menemani dan menjaganya. Yi Cheng yang menjadi asisten sekaligus sekertaris Xiao Zhan, berkerja keras selama hampir 10 hari terakhir. Wang Yibo bahkan tidak bisa di tinggal untuk sesaat saja, jika tidak ada yang menemaninya, Wang Yibo akan berusaha melarikan diri dan mencari tempat ramai agar dirinya merasa aman.

"Kau sudah selesai?" Xiao Zhan mengelap mulut Wang Yibo dengan tisu setelah memastikan makanan Wang Yibo habis.

"Aku ingin keluar." Wang Yibo merasa bosan terus berada di ruangannya, dari pemeriksaan melalui alam bawah sadar lebih tepatnya menggunakan hipnotis yang di lakukan kepada Wang Yibo, Xiao Zhan tau mengapa Wang Yibo begitu trauma akan apa yang terjadi padanya dan tim. Bagaimana tidak, Wang Yibo melihat sendiri bagaimana satu persatu anggota timnya di tangkap, di siksa hingga di bunuh tepat di depan matanya, mungkin jika hanya di bunuh dengan cara normal, Wang Yibo tidak akan sampai trauma sampai sebegininya.

"Aku akan menemanimu." Kaki kiri Wang Yibo terluka cukup parah, ada bekas luka memanjang di bagian tumit dan paha bagian samping, panjangnya sekitar 21 cm dan 14 cm. Dokter mengatakan, bahwa luka itu di sebabkan oleh pisau tumpul yang memang sengaja tidak di asah, itu artinya, mereka sengaja menyiksa Wang Yibo tanpa ada alasan. Mereka hanya ingin menyiksanya saja.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Xiao Zhan mendorong kursi roda milik Wang Yibo, lalu menjawab dengan yakin.

"Bukan masalah."

"Benarkah." Wang Yibo melihat sekeliling, lalu berkata dengan ringan. "Ayo kita pergi ke taman." Xiao Zhan menjawab dengan gumaman. Tidak ada yang tersisa jika saat itu Xiao Zhan terlambat 2 menit saja. Selama ini, tidak ada yang di takuti Xiao Zhan di dunia ini. Tapi sekarang, melihat Wang Yibo sekarat beberapa hari lalu, membuat Xiao Zhan merasa sangat takut.

"Iya, jadi tenang saja." Yibo merasa senang karena Xiao Zhan terus menemaninya, mereka belum pernah berjalan-jalan berdua layaknya pasangan pada umumnya sebelumnya. Mereka hanya menghabiskan waktu bersama saat di ranjang, dan itupun jika Xiao Zhan tidak memiliki pekerjaan malam.

"Kapan aku bisa pulang?" Yibo tau dia masih dalam tahap pemulihan. Dan dia yakin, akan membutuhkan waktu lama untuk menjalani pengobatan. Terutama kesehatan mentalnya. Yibo sangat paham itu.

"Saat kau sudah sembuh." Xiao Zhan berhenti di dekat sebuah taman. Cuaca di luar sedang cerah berangin. Baju tipis yang di pakai Yibo membuat pria itu tampak kedinginan. Xiao Zhan melepas jas miliknya dan menyelimuti Yibo dengan jasnya. Yibo tersenyum.

"Kau tidak cocok memperlakukan ku seperti ini." Xiao Zhan adalah orang yang perfeksionis, penampilannya tidak akan lengkap jika dia harus melepas jas miliknya dan memberikannya pada orang lain.

"Hanya kau!" Xiao Zhan berlutut sebelah kaki dan merapikan jas yang kini sudah di pakai Yibo. "Jangan terlalu lama di luar. Angin di luar tidak baik untuk kesehatan!" anginnya memang cukup kencang, bahkan banyak debu berterbangan. Xiao Zhan tak ingin Yibo semakin sakit.

"Aku tau, tapi aku suka berjalan-jalan denganmu."

"Kita bisa melakukannya lain kali."

"Benarkah?"

"Ya. Jadi ayo kita kembali." Yibo tersenyum.

"Baiklah." Xiao Zhan mendorong kursi roda Yibo kembali ke kamar rawat. Sebenarnya, ada banyak hal yang harus Xiaomi Zhan selesaikan. Tapi dia mengabaikan itu semua dan memilih menemani Yibo selama 2 minggu penuh di ruangannya. Makan dan mandi bahkan bekerja, dia lakukan di ruangan itu. Pakaian yang dia butuhkan, di bawakan langsung oleh sekertarisnya ke ruangan itu. Yibo juga tidak keberatan, bahkan dia senang Xiao Zhan menghabiskan banyak hari bersamanya.

"Tuan Xiao, aku senang kau selalu di sini. Tapi, apa kau akan terus di sini, aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu." Yibo sudah lebih baik dari 2 minggu yang lalu.

"Tidak ada yang lebih penting." Yibo terdiam beberapa saat lalu tertawa.

"Maksudmu, aku lebih penting dari apapun?"

"Tentu saja." Yibo menghentikan tawanya, dia berniat bercanda, tapi Xiao Zhan malah menanggapinya dengan serius. Dia bahkan lupa bahwa kekasihnya itu 6 tahun lebih tua darinya.

"tuan, sebentar lagi aku ulang tahun. Bagaimana jika kita liburan ke luar negri. Sejak dulu aku ingin pergi ke Jepang." Xiao Zhan tanpa menjawab langsung menghubungi Yi Cheng.

"Siapkan keberangkatan ke Jepang seminggu lagi." tentu saja di seberang telfon Yi Cheng panik bukan main.

'Tapi Tuan, satu minggu lagi, anda akan ada pertemuan dengan duta besar Rusia.'

"Batalkan. Tidak penting." panggilan berakhir. Yibo tersenyum menggoda lalu memeluk Xiao Zhan dengan erat.

"Tuan Xiao, aku sangat mencintaimu. Ayo kita hidup bersama selamanya." Xiao Zhan tak menanggapi, tapi kemudian membalas pelukannya.

"Tetap di rumah, tidak perlu bekerja. Jangan terluka!" hanya kalimat yang sederhana. Tapi hati Wang Yibo menghangat. Xiao Zhan walaupun kaku, tapi dia sangat tulus.

"Aku akan mendengarkan semua ucapanmu. Tuan Xiao kesayanganku."

*****

[BL] Crazy Rich [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang